Sambut New Normal, Dinas Pariwisata Sulsel Fokus Gaet Wisatawan Lokal

Protokol wisata saat pandemik sedang disusun

Makassar, IDN Times - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan, Denny Irawan, mengatakan saat ini pemerintah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan untuk industri pariwisata.

Pihaknya juga telah melakukan rapat dengan sejumlah pemangku kepentingan seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) guna membahas penerapan protokol kesehatan di industri pariwisata.

"Yang jelas kita sudah sampaikan ke teman-teman di kabupaten/kota menghadapi kondisi corona sekarang kita tetap mengacu kepada arahan-arahan dari Gugus Tugas bahwa yang paling pertama walaupun kita mau mengaktifkan ekonomi kita, kita tetap melihat kondisi di daerah-daerah," jelas Denny di Makassar, Kamis (6/8/2020).

Denny mengatakan, Menteri Pariwisata memang telah melakukan kegiatan reaktivasi pariwisata untuk Indonesia. Akan tetapi, menurut Denny, tidak semua daerah memungkinkan untuk hal itu.  

"Jadi melihat perkembangan masing-masing daerah kalau masih ada yang zona merah itu harus berhati-hati karena kita tetap melihat kondisi kesehatan untuk penyebaran COVID-19," ucap Denny.

1. Pemda diminta paham kondisi daerahnya sebelum membuka tempat wisata

Sambut New Normal, Dinas Pariwisata Sulsel Fokus Gaet Wisatawan LokalIDN Times/istimewa

Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak COVID-19. Berbagai pembatasan perjalanan membuat orang tidak bisa berlibur. Hasilnya, aktivitas pariwisata pun menjadi lumpuh.

Era new normal atau adaptasi kebiasaan baru pun akhirnya digaungkan pemerintah di tengah merosotnya aktivitas ekonomi. Berbagai sektor yang awalnya sempat lumpuh akhirnya kembali dibuka demi menggerakkan kembali roda perekonomian. Namun syaratnya, sederet protokol kesehatan ketat harus diterapkan. 

Denny kemudian menjelaskan bahwa kabupaten/kota di Sulsel sudah bisa membuka destinasi pariwisata secara bertahap. Tapi pemda tetap harus mengevaluasi daerahnya termasuk bagaimana persiapan protokol kesehatannya dan bagaimana penyebaran kasus COVID-19 di daerahnya. 

"Jadi persiapan destinasi ini untuk melaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) mereka siap atau tidak.  Mindset kita mengarah ke protokol kesehatan tidak?," kata Denny.

2. Lebih fokus untuk menggaet wisatawan domestik

Sambut New Normal, Dinas Pariwisata Sulsel Fokus Gaet Wisatawan LokalWisatawan di Pantai Prigi Trenggalek, IDN Times/ istimewa

Soal target wisatawan, Denny mengatakan lebih memfokuskan untuk wisatawan domestik dibandingkan wisatawan mancanegara. Selain dari masih adanya pembatasan perjalanan antarnegara termasuk di Indonesia, juga karena ini merupakan arahan dari Menteri Pariwisata. 

"Jadi kita tidak berharap wisatawan mancanegara itu masuk karena kebijakan-kebijakan sangat ketat antara negara. Jadi paling pertama kita akan mengarah ke wisatawan lokal," kata Denny.

Selain itu, destinasi wisata yang akan dibuka lebih kepada wisata alam. Karena menurutnya wisata nonalam agak sulit dikontrol sehingga berpotensi membuat penyebaran COVID-19 secara cepat.

"Teman-teman saya imbau kembali tentang persiapan mereka melihat kembali corona di daerah perkembangannya dan berkoordinasi dengan Gugus Tugas setempat. Antara ekonomi dan kesehatan, maka kesehatan didahulukan lalu ekonomi secara perlahan," kata Denny.

Baca Juga: Pemprov Tak Mau Gegabah Membuka Kembali Destinasi Wisata Sulsel

3. Tak ada kunjungan wisman ke Sulsel selama pandemik

Sambut New Normal, Dinas Pariwisata Sulsel Fokus Gaet Wisatawan LokalANTARA FOTO/Arnas Padda

Sektor pariwisata Sulsel juga termasuk yang terpuruk akibat pandemik COVID-19. Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, tercatat tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulsel sepanjang Juni 2020. Di tahun 2019 lalu pada periode yang sama, tercatat ada 1.385 kunjungan wisatawan mancanegara.

Ini menunjukkan adanya penurunan di sektor pariwisata Sulsel. Kondisi ini disebabkan kebijakan pembatasan perjalanan ke berbagai negara dan daerah di Indonesia sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.  

Lebih lanjut, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Sulsel pada Juni 2020 turun 7,30 poin dibandingkan dengan TPK pada Mei 2020 yakni 26,28 persen menjadi 18,98 persen. Jika dibandingkan dengan Juni 2019 (43,33 persen), TPK hotel klasifikasi bintang pada bulan Juni 2020 turun 24,35 poin.

Baca Juga: Geopark Maros Pangkep Bersiap Menuju Pariwisata Dunia

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya