Penyebaran COVID-19 Meluas, 9 Daerah Sulsel Masuk Zona Merah

Tidak ada kabupaten/kota di zona kuning atau hijau

Makassar, IDN Times - Sebanyak sembilan daerah di Provinsi Sulawesi Selatan saat ini berstatus zona merah penyebaran COVID-19 atau risiko penyebaran tinggi. Jumlah ini meluas sebab sebelumnya hanya 5 daerah yang berstatus zona merah.

Kesembilan daerah berstatus zona merah itu adalah Tana Toraja, Takalar, Makassar, Palopo, Enrekang, Pangkep, Gowa, Luwu Timur dan Parepare. Selebihnya berstatus zona oranye. Tak ada lagi zona kuning, apalagi zona hijau.

Menanggapi hal ini, Epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan meluasnya zona merah itu tidak terlepas dari angka kasus yang masih tinggi, respons yang terbatas dari pemerintah dan varian baru COVID-19 yang semakin ganas.

"Ini akan menyebabkan kasus bertumbuh dengan sangat tajam," kata Ridwan, Senin (9/8/2021).

Baca Juga: Satgas Klaim Penyebaran COVID-19 di Sulsel Melandai

1. Kasus COVID-19 terus meningkat

Penyebaran COVID-19 Meluas, 9 Daerah Sulsel Masuk Zona MerahIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut data Satgas COVID-19 Sulsel per 8 Agustus 2021, total kasus terkonfirmasi positif telah mencapai 91.357 dengan penambahan kasus harian sebanyak 735 kasus. Jumlah tersebut cenderung menurun karena kasus sempat menembus lebih dari 1.000 kasus.

Kasus aktif saat ini mencapai 13.003 kasus. Namun pasien yang sembuh cukup tinggi dengan 726 orang. Total pasien sembuh pun mencapai 76.816 orang.

Sayangnya, kasus meninggal dunia tetap tinggi walau ada tren penurunan. Kemarin tercatat ada 21 orang meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga totalnya kini mencapai 1.534 orang. Kasus harian ini menurun karena sempat mencapai 35 kasus per hari.

"Kalau ini dibiarkan terus maka akan fatal.  Kasus bertambah, rumah sakit akan penuh kemudian kematian akan meningkat sehingga semuanya kondisinya akan menyedihkan," kata Ridwan.

2. Varian Delta masuk

Penyebaran COVID-19 Meluas, 9 Daerah Sulsel Masuk Zona MerahIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Ridwan mengatakan peningkatan kasus COVID-19 di Sulsel karena masuknya varian baru yaitu varian Delta. Ironisnya, varian ini disebut lebih ganas dari varian sebelumnya karena menyebar lebih cepat dan gejalanya lebih parah.

"Varian Delta dan turunannya menggila. Kalau dibiarkan situasi ini akan sangat buruk ini," katanya.

Namun di tengah kondisi yang tidak menentu ini, pemerintah justru dianggap kurang responsif. Belum lagi protokol kesehatan yang tidak ketat. Masyarakat bisa dengan mudahnya berkerumun bahkan masih ada yang tidak memakai masker.
 
"Inilah tanggung jawab pemerintah bagaimana menyelamatkan kondisinya agar mengeluarkan dari kondisi ini," kata Ridwan.

3. Pemerintah diminta lebih responsif

Penyebaran COVID-19 Meluas, 9 Daerah Sulsel Masuk Zona MerahIlustrasi PPKM mikro (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

PPKM yang sejatinya membatasi aktivitas masyarakat justru dinilai belum mampu menahan laju pertumbuhan kasus COVID-19. 

"Responnya biasa-biasa aja tidak ada yang greget. Orang bekerja, tetap. Orang ke mana-mana, masih ramai kota ini," katanya.

Untuk itu, pemerintah diharapkan lebih responsif menanggapi peningkatan kasus. Salah satunya dengan menggenjot vaksinasi.

"Pemerintah sekarang kan lagi menggenjot vaksin tetapi banyak daerah yang melaksanakan vaksin tapi stoknya yang terhambat," katanya.

Baca Juga: Isolasi Terpusat jadi Harapan Menekan COVID-19 di Sulsel

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya