Pemprov Sulsel Siapkan Dua Hektar Pemakaman Baru COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan lahan baru untuk pemakaman jenazah pasien COVID-19, usai lahan di Macanda, Kabupaten Gowa, penuh.
Saat ini pemakaman khusus COVID-19 di Macanda dengan luas satu hektar sudah penuh, terisi 1.167 jenazah. Sedangkan lahan pemakaman baru yang juga berlokasi di Gowa seluas dua hektar atau dua kali lipat dari Macanda.
"Jadi kesimpulannya adalah kami akan menggunakan lokasi aset milik Pemprov di (Desa) Paccellekang, Kecamatan Pattallasang," kata Asisten III Pemprov Sulsel Tautoto Tanaranggina di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (30/7/2021).
1. TPK Macanda tidak memungkinkan lagi menerima jenazah
Toto, sapaannya, menerangkan bahwa lokasi pemakaman COVID-19 di Macanda sudah tidak memungkinkan lagi menerima jenazah jika terus bertambah. Apalagi angka kematian akibat COVID-19 meningkat drastis pekan ini.
Karena itu, Pemprov melalui Satgas harus segera mengambil langkah antisipasi dengan menambah lahan pemakaman khusus. Pemprov pun telah meninjau langsung lahan pemakaman baru yang dimaksud.
"Tim provinsi sudah turun melihat dan bersama-sama dengan kapolres, kapolsek anramil, kepala desa, Pak Camat turun meninjau lokasi setelah mereka rapat di Gowa," kata Toto.
Lahan Paccellekang pun sudah bisa digunakan setelah petugas menyiapkan alat berat di sana. Selain itu, pemerintah juga telah menyosialisasikan pemakaman tersebut kepada warga setempat.
2. Lahan yang baru dipersiapkan menampung dua ribu jenazah
Toto menyatakan bahwa lahan di Paccellekang diperkirakan bisa menampung dua ribu jenazah. Meski begitu dia berharap kematian akibat COVID-19 semakin menurun.
"Mudah-mudahan tidak digunakan sepenuhnya. Kita berharap satu hektarnya itu bisa untuk pengganti lahan di Macanda, karena di macanda itu adalah aset pemprov untuk peruntukan lahan pemakaman ASN," katanya.
3. Angka kematian meningkat
Pada Rabu 29 Juli 2021 lalu, angka kematian akibat COVID-19 di Sulsel menembus angka 35. Angka itu tertinggi selama pandemik COVID-19.
Koordinator Posko Satgas COVID-19 Sulsel, Arman Bausat, mengakui peningkatan itu. Menurutnya, meningkatkan kasus kematian bukan saja karena faktor lambatnya pasien ditangani tapi juga karena keganasan virus yang mulai bermutasi.
"Cuma kita kan kemampuan labolatorium kita untuk mendeteksi virus Corona yang tipe Delta agak sulit ya. Mungkin saja yang kita sampaikan, kita butuh perangkat khusus untuk mendeteksi ini virus," katanya.