Pedagang Sapi di Gowa Tetap Untung Meski Ada Isu Wabah PMK

Sapi yang dijual dilengkapi surat keterangan sehat

Makassar, IDN Times - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini pun dikhawatirkan akan berdampak terhadap pembelian dan penjualan sapi menjelang Hari Raya Idul Adha. 

Namun kekhawatiran itu tidak dirasakan Daeng Gassing, pedagang sapi asal Desa Malakaji, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Jelang hari raya kurban tahun ini, dia mengaku tidak ada penurunan daya beli masyarakat seiring merebaknya isu PMK.

"Tidak ada pengaruhnya. Sama ji saya rasa penjualannya. Malah alhamdulilah lebih baik dari tahun lalu," kata Daeng Gassing saat ditemui IDN Times di lokasinya berjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak, Gowa, Jumat (8/7/2022).

Baca Juga: Marko, Sapi Kurban 1,4 Ton asal Malakaji yang Laku Rp150 Juta

1. Penjualan sapi tidak sepi

Pedagang Sapi di Gowa Tetap Untung Meski Ada Isu Wabah PMKTempat penjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak Gowa, Jumat (8/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Setiap tahun jelang Idul Adha, Daeng Gassing beserta istrinya menjajakan sapi di Jalan Tun Abdul Razak, perbatasan Kabupaten Gowa-Kota Makassar. Sejak sepekan sebelum hari raya, mereka sudah mulai berjualan di sana dan menurutnya sejauh ini pembelian sapi tak pernah sepi.

Sapi yang dijual itu dibawa langsung dari daerah asalnya di Malakaji. Sebagian dari sapi-sapi itu diternakkan sendiri dan sebagian lainnya dibeli dari peternak lain untuk dijual lagi. 

Harga sapi yang dijualnya bervariasi mulai dari Rp10 juta untuk sapi berukuran kecil, hingga Rp 300 juta untuk sapi berukuran besar. Di sini, Daeng Gassing juga membawa sekitar 100 ekor kambing untuk dijual.

"Di sini ada 200 ekor lebih sapi. Sebagian sudah diangkut ke pembelinya. Yang ada tandanya itu sudah dibeli, sudah ada yang punya tapi belum diambil," katanya sembari menunjuk beberapa ekor sapi yang tubuhnya telah diberi tanda.

2. Tak berani jual sapi yang tidak sehat

Pedagang Sapi di Gowa Tetap Untung Meski Ada Isu Wabah PMKTempat penjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak Gowa, Jumat (8/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Di Kabupaten Gowa belum ditemukan adanya kasus PMK pada hewan ternak, namun Daeng Gassing tetap berhati-hati. Dia beserta sang suami selalu memastikan kebersihan kandang dan rutin memberikan vitamin demi menjaga kesehatan sapi-sapinya.

"Dijaga makanannya sama pemeliharaan pembersihannya kandang. Makanannya didatangkan langsung dari kebun di Takalar. Dari pemerintah disuntik vitamin,"  katanya.

Daeng Gassing menyatakan bahwa sebelum sapi-sapi tersebut diangkut dari Malakaji, tim pemeriksa dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat telah memeriksa kelayakannya. Karena itu, dia memastikan sapi-sapi yang dijualnya dalam kondisi sehat dan layak kurban.

"Sudah diperiksa semua lalu diangkut ke sini. Sudah ada surat kesehatannya. Kami juga tidak berani ambil kalau sapinya tidak sehat," kata dia sembari menunjukkan beberapa lembar surat yang menyatakan sapi-sapinya memang layak kurban.

3. Penjualan sapi tak terdampak pandemik

Pedagang Sapi di Gowa Tetap Untung Meski Ada Isu Wabah PMKTempat penjualan sapi di Jalan Tun Abdul Razak Gowa, Jumat (8/7/2022). IDN Times/Asrhawi Muin

Daeng Gassing juga menuturkan bahwa penjualan sapinya tak terdampak pandemik COVID-19. Hal ini jelas membuatnya bersyukur mengingat pandemik membuat perekonomian lesu. 

"Tidak berpengaruh penjualan sapi selama ada corona. Orang tetap beli sapi dan alhamdulilah tahun ini lebih banyak penjualan," katanya.

Dia berharap pembelian hewan kurban tak sepi seperti di daerah lain. Untuk saat ini, dia dan suami masih akan berjualan sapi hingga selesai hari Tasyrik. 

"Kalau selesai lebaran haji masih menjual hari tasyrik. Kalau sudah itu kembali lagi ke Makalaji. Di sana kami jualan sapi juga sehari-harinya," katanya.

Baca Juga: Sapi Kurban Satu Ton dari Jokowi Dibagikan untuk Warga Selayar

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya