KPU Makassar: Menggaet Pemilih Gen Z Harus dengan Cara Lebih Asyik

Manfaatkan media sosial untuk sosialisasi

Makassar, IDN Times - Generasi Z atau yang biasa disebut Gen Z memegang peranan penting di Pemilu 2024. Hal ini membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar harus membuat strategi khusus dalam mendekati pemilih dari kalangan Gen Z yang lebih kritis.

Komisioner KPU Kota Makassar, Endang Sari, mengatakan Gen Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan kalangan generasi lainnya. Mereka cenderung lebih lekat dengan kecepatan perkembangan teknologi dan informasi.

"Gen Z dengan karakteristiknya pada kecepatan mereka dalam mengakses informasi pada kreativitas mereka yang luar biasa atau pada kemampuan berjejaring dengan cepat," kata Endang saat diwawancarai IDN Times, Jumat (24/2/2023).

1. Porsi pemilih Gen Z cukup besar

KPU Makassar: Menggaet Pemilih Gen Z Harus dengan Cara Lebih AsyikIlustrasi pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

Porsi pemilih Gen Z di Indonesia cukup besar. Berkaca dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada sensus penduduk seorang Februari - September 2020, jumlah penduduk dari kalangan Gen Z mencapai 75,49 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi berjumlah 270,2 jiwa. Kemudian dari generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Gen Z merupakan penduduk yang lahir pada rentang tahun 1997-2012 sedangkan milenial merupakan penduduk yang lahir pada rentang tahun 1981-1996.

Berdasarkan hasil sensus BPS, KPU harus benar-benar memetakan dengan baik strategi menggaet suara dari kalangan Gen Z. Hal ini agar informasi kepemiluan dan pendidikan kepemiluan sampai kepada mereka.

"Ini penting karena Gen Z seperti yang kita tahu hasil survei BPS sudah keluar dan Gen Z kemungkinan besar akan mendominasi DPT kita di tahun 2024," kata Endang.

2. Menggaet Gen Z dengan cara kreatif

KPU Makassar: Menggaet Pemilih Gen Z Harus dengan Cara Lebih AsyikIlustrasi Pemilu (IDN Times/Mardya Shakti)

KPU telah memetakan strategi berdasarkan hasil kajian. Ada beberapa strategi yang dilaksanakan salah satunya dengan gencar menggelar dialog dan berdiskusi bersama dengan Gen Z. 

"Misalnya dengan program KPU Goes to School ke SMA. Kemudian kita KPU Goes to Campus. Kita kerja sama dengan kampus pada penerimaan mahasiswa baru pada lembaga-lembaga mahasiswa," kata Endang.

Selain itu, ada juga upaya menggandeng para anak muda Gen Z yang memang memiliki program terkait politik. KPU juga masif bersosialisasi di media sosial dengan konten-konten yang lebih kreatif mengingat Gen Z kerap diasosiasikan sebagai kelompok apatis politik.

"Harus lebih berwarna, sosialisasi lebih asyik karena sesuai dengan karakteristik mereka yang sangat terbuka dengan informasi yang tersebar di medsos," katanya.

Baca Juga: KPU Makassar Tegaskan Tak Ada Titipan dalam Seleksi PPS

3. Butuh pendekatan yang berbeda

KPU Makassar: Menggaet Pemilih Gen Z Harus dengan Cara Lebih AsyikIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan jumlah yang mendominasi, Gen Z pun diharapkan menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2024 mendatang. Tak hanya itu, Gen Z merupakan kelompok yang dianggap lebih kritis karena lebih menguasai informasi.

"Secara karakteristik, mereka lekat dengan medsos. Arus informasi yang diterima lebih cepat. Karena itu, kita butuh perlakuan yang berbeda," kata Endang.

Namun sejauh ini, KPU Makassar belum menentukan jumlah pemilih Gen Z untuk Pemilu 2024. Saat ini, tim pantarlih masih terus mencoklit sebelum akhirnya daftar pemilih tetap (DPT) ditetapkan.

"Belum ada DPT, sampai saat ini tim masih terus mendata. Yang jelas, potensi pemilih Gen Z sangat besar," kata Endang.

Baca Juga: Pantarlih KPU Makassar Terobos Banjir Demi Coklit

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya