Korban Meninggal Banjir Bandang Masamba Bertambah Jadi 24 Orang

Tim gabungan terus mencari orang yang dinyatakan hilang

Makassar, IDN Times - Korban jiwa akibat banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terus bertambah. Hingga Kamis siang (16/7/2020), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memastikan ada 24 orang yang meninggal.

Kepala BPBD Luwu Utara Muslim Muchtar mengatakan, saat ini tim gabungan terus mencari orang hilang akibat bencana alam pada Senin 13 Juli 2020 itu. BPBD Luwu Utara bekerja di bawah pimpinan Basarnas serta bantuan dari BPBD di empat kabupaten/kota se-Luwu Raya.

"Dari data yang ada, 69 orang hilang. Kemudian yang ditemukan meninggal ada 24 orang sedangkan 5 di antaranya tidak terdeteksi," kata Muslim yang mendampingi Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani saat menerima kunjungan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di lokasi banjir, Kamis.

Baca Juga: Banyak Korban Banjir Bandang Masamba Hilang karena Tertimbun Lumpur

1. Penanganan bencana ini fokus pada pembersihan jalur trans Sulawesi

Korban Meninggal Banjir Bandang Masamba Bertambah Jadi 24 OrangANTARA FOTO/Hariandi Hafid

Selain itu, kata Muslim, tim juga sedang fokus melakukan pembersihan di jalur trans Sulawesi yang lumpuh. Jalan-jalan tertutup material lumpur yang dibawa banjir. Kondisi itu menghambat penyaluran logistik kepada para warga terdampak bencana.

"Ini yang kita lakukan karena ini penting dalam rangka mobilisasi untuk logistik sebagai kebutuhan dasar masyarakat terutama yang pengungsi," tuturnya.

Dia menambahkan, jumlah titik pengungsian hingga saat ini ada 39. Dan 20 di antaranya disiapkan oleh pemerintah daerah setempat. 

"Ini semua membutuhkan suplai makanan, baik makanan siap saji maupun makanan yang bisa dimakan untuk 2-3 hari ke depan," dia menjelaskan.

2. Masih banyak kebutuhan pengungsi yang belum terpenuhi

Korban Meninggal Banjir Bandang Masamba Bertambah Jadi 24 OrangANTARA FOTO/Indra

Selain makanan, Muslim juga menyebutkan sejumlah hal yang yang dibutuhkan oleh pengungsi di sana. Salah satu yang sangat dibutuhkan adalah sarana sanitasi portabel. 

"Kenapa ini penting, karena semua infrastruktur kita rusak, termasuk sanitasi. Kedua, karena kita sering mati lampu maka kita butuhkan lampu portabel," kata Muslim.

Dia menambahkan, kebutuhan lainnya adalah alat berat TC 100. Muslim mengaku bahwa di sana memang sudah banyak alat berat tapi yang paling dibutuhkan adalah alat berat TC 100. 

"Alat berat TC 100 bisa mendorong material-material untuk kemudian diangkat ke dam truk untuk ditempatkan di tempat yang telah ditentukan. Kemudian alat isap untuk air karena saat ini air bersih sangat kita butuhkan dan juga tempat penampungan air bersih," katanya.

3. Akses jalan yang terputus membuat penyaluran bantuan terhambat

Korban Meninggal Banjir Bandang Masamba Bertambah Jadi 24 OrangBupati Luwu Utara Indah Putri Indriani. IDN Times/Istimewa

Di tempat yang sama, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani juga menyatakan hal serupa. Fokus penanganan pemda saat ini adalah membuka akses yang masih terisolir, utamanya akses jalan nasional. Karena Masamba sendiri merupakan urat nadi lalu lintas perekonomian di Luwu Utara. 

Dan terutama juga digunakan untuk mendistribusikan logistik pada beberapa wilayah pengungsian yang ada di Kabupaten Luwu Utara,"  ucap Indah. 

Indah mengaku ada beberapa daerah yang memang harus dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua. Misalnya di daerah pegunungan. Karena akses jalan terputus maka bantuan terpaksa disalurkan dengan melewati jalur alternatif yang cukup jauh. 

"Jadi kami mencoba untuk mencari jalan alternatif melalui daerah pegunungan yang lain," kata Indah. 

Baca Juga: Banjir di Masamba, Kantor Bupati dan DPRD Jadi Lokasi Pengungsian

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya