Kasus COVID-19 Aktif di Makassar Meningkat Setelah Libur Lebaran

Pemerintah disarankan tingkatkan testing dan tracing

Makassar, IDN Times - Epidemiolog Universitas Hasanuddin Ansariadi mengatakan kasus aktif COVID-19 di Makassar meningkat, usai momen libur Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah.

Ansariadi mengungkapkan, tercatat ada lebih dari 100 kasus baru per pekan. Dalam kurun 15-30 Mei 2021, tercatat ada 227 kasus baru. Periode itu merupakan masa libur lebaran.

"Dalam dua pekan terakhir, jumlah kasus meningkat dua kali lipat daripada minggu sebelumnya yang berada di kisaran 50-106 kasus," ucap Ansariadi dalam menghadiri konferensi per terkait progres Makassar Recover di Balaikota Makassar, Senin 31 Mei 2021.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Perpanjang PPKM Mikro hingga 14 Juni

1. Pemerintah diminta waspada lonjakan kasus

Kasus COVID-19 Aktif di Makassar Meningkat Setelah Libur LebaranIlustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Peningkatan jumlah kasus COVID-19 aktif secara signifikan setelah lebaran, kata Ansariadi, juga terjadi tahun lalu. Namun saat itu juga bertepatan dengan selesainya PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Jadi belum pasti bahwa peningkatan kasus karena momen Idul Fitri.

Selesainya PSBB yang bertepatan dengan masa libur lebaran disebut turut andil dalam memfasilitasi mobilitas masyarakat. Meski begitu, pemerintah tetap diminta lebih waspada untuk mencegah lonjakan kasus sepertti tahun lalu.

"Tahun lalu terjadi seperti ini maka ada baiknya kita antisipasi lebih awal. Jangan sampai terjadi hal yang sama," ucap Ansariadi.

2. Angka kematian akibat COVID-19 meningkat

Kasus COVID-19 Aktif di Makassar Meningkat Setelah Libur LebaranIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Jumlah angka kematian juga naik jadi 4 orang dalam sepekan, padahal sebelumnya hampir tidak ada pasien meninggal. Menurut Ansariadi, hal ini mengindikasikan transmisi COVID-19 di Makassar mulai meningkat lagi, terlebih dengan ditemukannya kasus-kasus sedang dan berat di rumah sakit.

Dia menyebutkkan sebanyak 52 persen pasien positif COVID-19 saat ini menjalani isolasi mandiri dan 48 persen dirawat di rumah sakit. Menurutnya hal itu menunjukkan penularan di masyarakat yang cukup tinggi tapi tidak terdeteksi melalui contact tracing.

"Ini juga kita antisipasi. Karena biasanya peningkatan jumlah yang meninggal berbanding lurus dengan kasus baru. Jadi kalau kasus baru bisa kita tekan, itu (kasus meninggal) juga kita bisa kurangi," katanya.

3. Pemerintah diminta tingkatkan testing, tracing, treatment, dan isolasi

Kasus COVID-19 Aktif di Makassar Meningkat Setelah Libur LebaranIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk mencegah meledaknya kasus seperti tahun lalu, Ansaradi merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Makassar supaya memperbaiki dan menguatkan kembali testing, tracing, treatment, dan isolasi (3T +1I). Jumlah testing per pekan diharapkan mencapai minimal 2.000-3.000 spesimen.

"Kontak tracing harus dilakukan dengan baik, semua kasus diketahui dari mana kontaknya dan telah kontak dengan siapa dalam masa infeksius," kata Ansariadi.

Untuk mendukung hal itu, Puskesmas harus dipersiapkan sebagai tempat pengambilan sampel swab untuk test PCR serta berkoordinasi dengan laboratorium untuk peningkatan jumlah test. Setidaknya itu bisa membantu meningkatkan jumlah testing.

"Jika ditemukan 100 kasus, maka tracing minimal 3.000 orang. Kalau kita cepat identifikasi, semua kasus baru pada minggu ini dan segera dilakukan isolasi maka kita bisa mereduksi kemungkinan bertambahnya kasus minggu-minggu berikutnya," kata Ansariadi.

4. Pemkot Makassar bentuk tim khusus tracing

Kasus COVID-19 Aktif di Makassar Meningkat Setelah Libur LebaranIlustrasi pasien virus corona. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Sementara itu, Pemerintah Kota Makassar saat ini juga tengah berupaya meningkatkan kembali aktivitas testing, tracing, dan treatment. Salah satu langkahnya yaitu dengan membentuk tim COVOD-19 Hunter.

Tim tersebut nantinya bertugas menelusuri siapa saja kontak erat dari orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Pembentukan tim ini juga sekaligus untuk meningkatkan jumlah testing.

"Ini dilakukan karena kita ingin mencapai tracing 1.000 setiap hari. Yang sudah tersedia 400 ribu antigen, disiapkan 200 ribu untuk anak sekolah dan 200 ribu untuk COVID-19 Hunter. Tapi tergantung fluktuasi jumlah kasus," kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto.

Baca Juga: Rumah Pasien COVID-19 di Makassar akan Diberi Tanda Mirip Garis Polisi

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya