Data Sementara Dampak Gempa NTT, 346 Rumah di Selayar Rusak

BPBD masih terus mendata kerusakan akibat gempa

Makassar, IDN Times - Gempa dengan Magnitudo (M) 7,5 yang terjadi di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa (14/12/2021), mengakibatkan sejumlah kerusakan. Getaran gempa juga terasa di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Selayar mencatat sejauh ini sebanyak 346 unit rumah rusak akibat gempa. Data ini merupakan data sementara dan masih bisa berubah sesuai hasil asesmen.

"Untuk kerusakan sementara kita identifikasi semua. Karena jaringan komunikasi sempat terputus, ini baru nyambung juga jadi kita akan upayakan mengidentifikasi semua rumah rusak, daftar warga yang mengalami luka," kata Kepala BPBD Selayar Ahmad Ansar saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa malam.

1. Empat kecamatan terdampak

Data Sementara Dampak Gempa NTT, 346 Rumah di Selayar RusakKondisi bangunan roboh di Selayar pascagempa di Laut Flores NTT/Istimewa

Secara rinci, gempa berdampak di 4 kecamatan. Di Kecamatan Pasilambena, tercatat ada 23 rumah rusak di Desa Kalaotoa, 11 rumah di Desa Pulo Madu, 8 rumah dan 2 gudang di Desa Karumpa, dan 1 rumah di Desa Lembangmatene.

Kemudian ada 1 rumah rusak di Kecamatan Takabonerate. Selanjutnya di Kecamatan Pasimasunggu tercatat 4 rumah dan 1 sekolah rusak.

Dampak terparah ada di Kecamatan Pasi Marannu. Di sana, tercatat ada 298 rumah rusak, 2 rumah ibadah, 2 sekolah, dan 2 tambatan perahu. 

"Ada memang yang sangat parah, ada juga yang rusak sedang. Itu nanti kita akan identifikasi. Kebetulan besok pagi pemerintah daerah melalui Pak Bupati nanti akan langsung meninjau," kata Ahmad.

2. Warga masih enggan pulang ke rumah

Data Sementara Dampak Gempa NTT, 346 Rumah di Selayar RusakOrang-orang mengevakuasi diri saat gempa mengguncang wilayah Kepulauan Selayar, Selasa (14/12/2021). (Dok. Istimewa)

Ahmad menjelaskan kondisi terkini warga masih ada yang bertahan di pengungsian. Saat gempa, kata dia, masyarakat memang diarahkan oleh kepala desa masing-masing untuk segera berkumpul di daerah yang lebih tinggi karena ada peringatan tsunami dari BMKG.

Meskipun peringatan tsunami telah dicabut, namun masih ada warga yang enggan kembali ke rumahnya. Menurut Ahmad warga masih takut dengan datangnya gempa susulan.

"Mungkin persoalan pengaruh psikologinya masyarakat sehingga mereka masih bertahan di titik kumpul di daerah perbukitan," kata Ahmad.

Ahmad mengatakan pihaknya juga tak ingin meminta warga untuk pulang ke rumah masing-masing. Meski begitu, pihaknya akan meminta warga pulang setelah kondisi telah dinyatakan benar-benar aman.

"Nanti diupayakan untuk kembali ke rumah masing-masing, sekalipun ada sebagian besar rumah sudah rubuh. Jadi nanti ada logistik yang kita akan berikan, kita akan bawa ke sana termasuk tenda, beras dan lain-lain yang dibutuhkan," katanya.

Baca Juga: Gempa Merusak Bangunan di Selayar, Warga Evakuasi Diri

3. Tak ada kendala saat evakuasi

Data Sementara Dampak Gempa NTT, 346 Rumah di Selayar RusakIlustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebelumnya diberitakan bahwa sejumlah warga di Selayar langsung mengevakuasi diri ketika gempa terjadi. Mereka bergerak ke daerah dataran tinggi seiring keluarnya peringatan dini potensi tsunami.

Meski begitu, Ahmad mengatakan tidak ada kendala berarti selama proses evakuasi itu. Hanya saja, jaringan yang memburuk sempat menggambat komunikasi.

"Kendala komunikasi jaringan. Kalau yang ada di kepulauan tetap berjalan sesuai dengan protap yang selama ini kita berikan ke mereka dalam antisipasi jika ada peringatan dini terkait masalah tsunami," katanya.

Baca Juga: Sejumlah Bangunan di Selayar Roboh karena Dekat Titik Gempa

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya