Cakupan Vaksinasi di Sulsel Rendah Karena Distribusi Lambat

Realisasi baru 20 persen

Makassar, IDN Times - Proses vaksinasi di Sulawesi Selatan masih terkendala lambatnya distribusi vaksin. Hal ini menyebabkan cakupan vaksinasi masih rendah yaitu 20,68 persen.

Ketua Konsultan Satgas COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin, memandang rendahnya cakupan vaksinasi itu karena distribusi vaksin ke daerah-daerah terbilang lambat. Padahal antusiasme masyarakat untuk vaksinasi cukup tinggi.

"Suplai vaksin yang disiapkan oleh pemerintah tidak memadai," kata Ridwan, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Penyebaran COVID-19 Meluas, 9 Daerah Sulsel Masuk Zona Merah

1. Sulsel targetkan 7 juta warga divaksinasi

Cakupan Vaksinasi di Sulsel Rendah Karena Distribusi Lambat

Menurut data Satgas COVID-19 per 9 Agustus 2021, progres vaksinasi untuk dosis pertama baru 20,68 persen. Artinya, baru 1.463.990 orang yang divaksinasi dari target 7.058.141 orang.

Adapun warga yang telah menerima vaksin dosis kedua baru 10,49 persen. Itu berarti baru 744.353 orang yang telah divaksinasi dosis kedua. 

Cakupan tersebut sudah termasuk kelompok tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, lansia, masyarakat umum, dan remaja.

2. Makassar jadi cakupan vaksinasi tertinggi

Cakupan Vaksinasi di Sulsel Rendah Karena Distribusi LambatIlustrasi petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada penerima vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, Makassar menjadi daerah dengan cakupan vaksinasi tertinggi yaitu 40,78 persen dosis pertama dan 20,98 persen dosis kedua. Daerah dengan cakupan terendah yaitu Jeneponto dengan cakupan 9,08 persen untuk dosis pertama dan 3,54 persen untuk dosis kedua.

Beberapa waktu terakhir ini, stok vaksin di Sulsel memang selalu menipis. Bahkan daerah yang stok vaksinnya lebih banyak harus direalokasikan ke wilayah aglomerasi yang dianggap sebagai episentrum.

"Banyak daerah yang mau laksanakan vaksin COVID-19 tapi stoknya yang tidak ada karena memang distribusinya yang agak terlambat," kata Ridwan.

3. Butuh stok vaksin lebih banyak

Cakupan Vaksinasi di Sulsel Rendah Karena Distribusi LambatIlustrasi petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 saat kegiatan vaksinasi massal (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Ridwan yang juga epidemiolog Universitas Hasanuddin ini menegaskan jika ingin terlepas dari pandemik COVID-19, cakupan vaksinasi setidaknya harus mencapai 70 persen.

Karena itu dia berharap pemerintah dapat memaksimalkan upaya dalam mengadakan maupun menyuplai stok vaksin ini. 

"Kita masih butuh banyak stok vaksin, secara nasional saja kita harus memberikan suntikan vaksin ke 182 juta penduduk untuk mendapatkan cakupan 70 persen ini," katanya.

Baca Juga: Isolasi Terpusat jadi Harapan Menekan COVID-19 di Sulsel

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya