Aturan Baru Menyebabkan Pemeriksaan Spesimen Berkurang

Pasien COVID-19 kini tidak perlu tes swab 2 kali

Makassar, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin menyebut ada perubahan pada pemeriksaan spesimen swab COVID-19 sesuai instruksi Menteri Kesehatan. Perubahan itu berpengaruh terhadap menurunnya jumlah spesimen yang diperiksa.

Sebelumnya ada pemeriksaan swab kontrol setiap 14 hari. Tes bertujuan untuk mengetahui apakah pasien positif COVID-19 sudah sembuh atau belum. Jika setelah uji swab hasilnya masih positif maka tes dilakukan lagi sampai hasilnya negatif 2 kali. 

"Sekarang sudah tidak ada lagi pemeriksaan swab kontrol sehingga memang kalau dilihat spesimen pemeriksaan swab di laboratorium itu menurun. Jadi semua yang dilakukan pemeriksaan hanya swab pertama," kata Naisyah di Posko Gugus Tugas Makassar, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Sabar ya! Pemkot Belum Izinkan Bioskop di Makassar Kembali Dibuka

1. Pasien COVID-19 dianggap tidak lagi menularkan virus pada hari ke-14

Aturan Baru Menyebabkan Pemeriksaan Spesimen BerkurangIlustrasi tes usap atau swab test. (IDN Times/Bagus F)

Naisyah menerangkan, pemeriksaan swab kedua tidak lagi dilakukan. Sebab berdasarkan penelitian organisasi kesehatan dunia WHO, pasien positif COVID-19 pada hari ke-14 tidak lagi infeksius atau menular. Dengan demikian, pemeriksaan kedua tidak lagi diperlukan.

Ketentuan baru soal swab sesuai dengan peraturan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. 

"Pada hari ke-14 sudah bisa dinyatakan sehat karena tidak menularkan lagi, sehingga pemeriksaan spesimen swab di laboratorium itu menurun karena tidak ada swab kontrol lagi," kata Naisyah.

2. Pemkot tak ingin lengah meski kasus COVID-19 melandai

Aturan Baru Menyebabkan Pemeriksaan Spesimen BerkurangIlustrasi tes usap atau swab test. (IDN Times/Bagus F)

Naisyah mengatakan bahwa kasus COVID-19 di Kota Makassar mulai menurun. Angka reproduksi virus (RT) COVID-19 di Kota Makassar sudah mencapai angka 0,8, yang sebelumnya mencapai lebih dari angka 1.

Kendati demikian, Pemkot tak ingin lengah. Karena ada beberapa kasus di luar daerah, di mana kasus sudah melandai tapi kemudian naik kembali. Apalagi ada anggapan di tengah masyarakat bahwa kasus COVID-19 di Makassar melandai karena spesimen yang diperiksa juga menurun.

"Kita tidak mau seperti itu, kita tidak mau euforia menganggap dengan kurangnya kasus terjadi penurunan dan itu sudah akan melandai. Yang kita takutkan karena COVID-19 ini memang gunung es, banyak di dasar yang tidak terdeteksi," kata Naisyah.

3. Pemkot tetap menelusuri kontak secara masif

Aturan Baru Menyebabkan Pemeriksaan Spesimen BerkurangIlustrasi tes usap atau swab test. (IDN Times/Bagus F)

Pemkot Makassar, ucap Naisyah, tetap mengupayakan pemeriksaan swab masif sebagai bagian penelusuran kontak atau tracing. Tapi penelusuran kontak hanya diprioritaskan bagi kontak erat dan swab hanya dilakukan secara acak.

Naisyah mencontohkan misalnya pada sebuah rumah ada satu yang positif, maka petugas akan melakukan pemeriksaan swab pada seluruh penghuni rumah itu. Tapi bagi tetanga di sekitarnya, pemeriksaan swab hanya dilakukan secara acak.

"Misalnya rumah ini 10 orang, ada 2 atau 3 yang di-swab, itu bisa mewakili apakah memang di dalam rumah ini ada positif atau tidak. Kalau ada positif kita dapatkan, pasti satu rumah akan kita swab," katanya. 

Baca Juga: 5 Provinsi Kasus COVID-19 Terbanyak, Sulsel Urutan 4

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya