TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bulan Dihitung, Jumlah Kerugian Negara Kasus Smart Toilet Tak Kelar 

Ada yang bisa bantu hitung jumlah korupsi Smart Toilet?

Ilustrasi toilet rusak dijadikan pot bunga depan bangunan Smart Toilet di SDN Melayu Muhammadiyah Makassar, Selasa (19/7/2022). Dahrul Amri/IDN Times Sulsel

Makassar, IDN Times - Kantor Cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari) Makassar masih menghitung jumlah kerugian negara dalam dugaan kasus korupsi Smart Toilet. Padahal proses penghitungan tersebut telah berlangsung selama lima bulan.

Kepala Cabjari Kota Makassar, Rionov Oktana mengungkapkan, pihaknya belum bisa menetapkan tersangka dalam kasus Smart Toilet karena saat ini masih proses penghitungan kerugian negara.

"Kami masih menunggu finalisasi atau hasil dari KN (kerugian negara), penghitungannya sendiri mulai dari tanggal 21 September 2022," ungkap Rionov kepada IDN Times Sulsel, Selasa (28/2/2023).

Diketahui, kasus dugaan tindak pidana korupsi Smart Toilet di sejumlah sekolah di Makassar ini menggunakan Dana Insentif Daerah (DID) Makassar. Puluhan saksi telah diperiksa oleh pihak Kejaksaan.

1. Kacabjari yakin kasus ini terus berkembang

Kondisi Smart Toilet yang ada di sekolah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (14/7/2022). IDN Times/Ashrawi Muin

Rionov memastikan, sampai sekarang kasus ini terus berkembang walau finalisasi dari hasil kerugian negara belum ada. Untuk penetapan tersangka, Kacabjari akan melakukan gelar perkara saat finalisasi.

"Gelar perkara tersangka belum karena finalisasi, nanti kalau ada baru kita gelar dan ekspose, (intinya) ada perkembangan karena kelengkapan data-data untuk proses penghitungan sudah dilengkapi," ujar Rionov.

2. Harap penghitungan kerugian negara tidak lama

Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Pelabuhan Makassar, Rionov Oktana Sembiring. Dahrul Amri/IDN Times Sulsel

Salah satu perkembangan kasus ini, lanjut Rionov, karena jumlah saksi yang diperiksa terus bertambah. Terakhir, IDN Times mengkonfirmasi awal Januari 2023, pihak Kacabjari telah memeriksa sekitar 30 orang saksi.

"Saya harap juga (penghitungan kerugian negara) tidak terlalu lama, karena kami hanya menunggu itu saja. Selain itu sampai sekarang sudah ada 52 orang saksi yang kami periksa secara bergantian," jelas Rionov.

Kasus ini diselidiki Cabjari di Kecamatan Wajo di 3 titik sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dengan dana Rp699 juta. Lalu di SD dan SMP di Ujung Tanah di 7 titik dengan dana Rp1 miliar lebih.

Baca Juga: Mengapa Pengusutan Kasus Korupsi Smart Toilet Makassar Begitu Lambat?

Berita Terkini Lainnya