TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Veteran Kemerdekaan di Sulsel dan Harapan Fasilitas Kesehatan Khusus

Pemprov beri tali asih sesuai kemampuan keuangan daerah

Wakil Ketua LVRI Sulsel, Andi Makkaraja. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Makassar, IDN Times - Hingar bingar perayaan Hari Kemerdekaan RI selalu berbanding terbalik dengan kondisi dan nasib para mantan pejuang atau veteran kemerdekaan, termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan. Kesederhanaan tampaknya sudah lekat dengan kehidupan veteran dan keluarganya. Kehidupannya masih jauh dari sejahtera.

Jika menengok ke belakang, jasa-jasa mereka tentu sangat besar untuk negeri ini. Karena itu, sudah sepatutnya pemerintah  memberikan perhatian lebih baik guna memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Salah satunya fasilitas dan akses layanan kesehatan mengingat usia senja yang kian menghampiri.

Setidaknya itulah yang diungkapkan Wakil Ketua DPD Leviun Veteran Indonesia (LVRI) Sulawesi Selatan Andi Makkaraja usai menghadiri silaturahmi di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (15/8/2024) bersama para veteran lainnya dan keluarga pahlawan nasional.

"Sementara ini, khusus veteran kelihatannya kita masih menggunakan BPJS Kesehatan," kata Andi Makkaraja.

Baca Juga: Akses Kesehatan Bagi para Veteran Masih Harus Ditingkatkan 

1. Berharap perhatian untuk veteran yang kian menua

Alih-alih mendapat fasilitas dan akses kesehatan khusus, untuk sekedar mendapat makan sesuai dengan harapan saja kadang ada yang masih sulit. Mau tidak mau, sebagian veteran harus menggantungkan hidup dari tunjangan, utamanya mereka masih disibukkan pada urusan pemenuhan kebutuhan dasar di usia senjanya.

"Sehingga saya katakan ke depan mudah-mudahan ada peningkatan pemerintah itu memperhatikan baik kabupaten maupun provinsi. Itu harapan kami. Saya kira pemerintah memperhatikan juga kalau veteran-veteran ini sudah banyak yang 90 tahun ke atas," kata Makkaraja.

Meski begitu, dia sudah merasa senang pemerintah mengundang mereka bersilaturahmi. Hal itu, bagi dia adalah tanda bahwa pemerintah masih mengingat jasa-jasa mereka di masa lalu.

"Alhamdulillah pemerintah sekarang saya lihat memang ada perkembangan perhatian mereka. Mudah-mudahan ke depan lebih memperhatikan, menghargai para pahlawan, dan para veteran karena itulah berjuang pada waktu dulu sampai sekarang," kata Makkaraja.

2. Lebih dari 7.000 veteran yang tergabung dalam LVRI Sulsel

Makkaraja menyebutkan bahwa saat ini ada lebih dari 7.000 veteran yang tergabung dalam LVRI Sulsel. Jika dihitung dengan keluarganya, maka ada lebih dari10.000 orang. Sayangnya, tidak semua hidup dalam kesejahteraan

"Karena begini, perkembangan juga dari anggota veteran itu sendiri banyak yang sudah memang sudah tua di rumah dan sebagainya. Jadi kalau dia sudah nampak tua, artinya memang diharapkan pemerintah ini bagaimana memperhatikan veteran ke depan," katanya.

Namun menurutnya, perhatian pemerintah sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Perhatian itu bukan soal materi tapi bagaimana pemerintah mengingat mereka. Dia enggan menyebutkan perhatian seperti apa yang diberikan. Dia hanya berharap perhatian itu lebih ditingkatkan lagi di masa depan.

"Saya lihat sudah mulai sekarang alhamdulilah baru-baru ini Hari Veteran Nasional itu pemerintah provinsi memfasilitasi. Mudah-mudahan ke depan lebih baik lagi," katanya.

3. Menjadi Pembela Seroja di usia 21 tahun

Andi Makkaraja adalah veteran dalam Pembela Seroja yakni operasi militer berskala besar di Timor Timur. Saat itu, Timor Timur yang masuk wilayah Indonesia masih dikuasai bangsa Portugis.

Makkaraja berangkat ke Timor Timur kala usianya masih 21 tahun.
Dia berangkat bersama pasukan dengan menggunakan kapal laut.

"Kami dari Brimob satu kompi, kemudian 721 satu batalyon. Saya pasukanya. Saat itu saya masih remaja, langsung ditugaskan," kata Makkaraja.

Di sana, dia bertugas selama 9 bulan. Setelah berjuang, dia bersama rekannya dikembalikan ke kesatuan Brimob di Kompi 36 Polda Sulsel, Makassar, untuk melanjutkan kembali tugas-tugasnya sebagai Brimob.

"Alhamdulillah kita berusaha mengusir bangsa asing keluar dari Timor Timur. Kalaupun pada akhirnya lepas dari Indonesia, tapi itu kan politis. Setidaknya kita berhasillah mengusir penjajah Portugis," kata Makkaraja.

Berita Terkini Lainnya