Seniman Muda Indonesia Pentaskan Karya di Benteng Rotterdam Makasssar
Bagian dari ajang Temu Seni 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sebanyak 20 seniman muda Indonesia dari berbagai daerah menggelar pementasan di Benteng Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (6/8/2022). Mereka mementaskan 18 karya performans di situs bersejarah tersebut sebagai bagian dari ajang Temu Senin Indonesia Bertutur 2022
Mereka adalah Abdi Karya, Anak Agung Putu Santiasa Putra, Arsita Iswardhani, Dimas Dapeng Mahendra, Dimas Eka Prasinggih, Fajar Susanto, Laila Putri Wartawati, dan Linda Tagie. Kemudian, Monica Hapsari, Prashasti Wilujeng Putri, Rachmat Hidayat Mustamin, Ragil Dwi Putra, Ratu Rizkitasari Saraswati, Ridwan Rau Rau, Rizal Sofyan, Rizky, Wahyu Fathin, Sasqia Ardelianca, Syskaliana, Taufiqurrahman dan Theo Nugraha.
Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah momen istimewa dan bersejarah di mana 20 seniman muda performans tersebut menghadirkan tubuh-tubuh mereka dan mempersembahkan karya-karya seni performans di hadapan masyarakat Kota Makassar sejak siang hingga malam hari. Apalagi mereka berkumpul di sebuah situs sejarah yang memiliki nilai-nilai seni, budaya dan historis luar biasa.
"Saya dan para seniman begitu senang menyaksikan apresiasi dan antusiasme audiens yang begitu tinggi dalam menikmati dan berinteraksi dengan pementasan yang ada," kata Melati dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Minggu (7/8/2022).
1. Pementasan berlangsung seharian
Warga Kota Makassar dan para pegiat seni budaya yang sebagian berasal dari anggota komunitas teater lokal yang menonton pun menunjukkan antusiasme dan apresiasi tinggi terhadap karya-karya performans tunggal dan kolaboratif yang dipentaskan selama lebih dari 8 jam di berbagai sudut tempat di Benteng Rotterdam.
Adapun 18 pementasan seni performans antara lain dipersembahkan di sesi siang hari oleh seniman muda Theo Nugraha dengan komposisinya berjudul Hiruk Pikuk berdurasi 8 jam. Kemudian ada pementasan dari Laila Putri Wartawati dengan pementasan bertajuk Berkelindan.
Fajar Susanto (Fj Kunting) dengan 1 Anak 2 Pohon (Ringin Gendong) dipentaskan berdurasi 4 jam. Prashasti dan Kifu dengan The Way of Eating dipentaskan selama 30 menit. Rizal Sofyan dengan karya berjudul Kurir Doa Ridwan Rau Rau dengan karya berjudul Terauterial. Lalu ada 2 penampilan tanpa judul dari seniman Arsita Iswardhani dan Sasqia Ardelianca.
Di sesi penampilan sore hari ada seniman muda Ratu Rizkitasari Saraswati dan Ragil, Abdi Karya dengan pementasan berjudul Father and Son, Linda Tagie dengan karya Raung dan Ruang, Rachmat Hidayat Mustamin dengan karya H//H.
Di sesi pementasan malam hari menghadirkan seniman Dimas Eka Prasinggih dengan karya Recounting a Thousand yang berdurasi 3 jam, Dimas Dapeng Mahendra dengan karya bertajuk Piknik Game yang mengajak audiens untuk ikut serta dalam pementasannya.
Kemudian ada pementasan dari Jong Santiasa Putra, Syska La Veggie dengan pementasan berjudul Rajah Surya, Rizky Wahyu Fatin dengan komposisi berjudul Body Ketchup dan penampil terakhir yaitu Monica Hapsari dengan karya berjudul Relik.
"Relik adalah sebuah bahasan fenomena yang salah satu inspirasinya dari Candi Dieng ada Watukelir dimana tembok-tembok mengeluarkan bunyi-bunyian khas yang mungkin sumber bunyi dari batu-batuan. Saya juga seorang musisi, oleh karena itu saya ingin mengelola suara, sebagai media purba, instrumen tertua. Suara menurut saya punya efek yang besar," kata Monica Hapsari.
Baca Juga: Benteng Fort Rotterdam: Sejarah, Fungsi, Dan Arsitektur