TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PO Bus di Makassar Merugi Karena Aturan Larangan Mudik

Jumlah pemesanan tiket mulai berkurang

Armada bus PO Liman di Kota Makassar. IDN Times/Asrhawi Muin

Makassar, IDN Times - Sejumlah perusahaan otobus (PO) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengeluhkan peraturan larangan mudik lebaran 2021. Pasalnya, aturan itu dianggap berdampak pada penghasilan mereka.

Publir Relation PO Liman, Hemran Nurmanti, mengungkapkan soal itu. Dia menyatakan larangan mudik otomatis mengurangi pendapatan perusahaan, sebab pesanan tiket juga berkurang.

"Sepi dengan adanya pelarangan ini. Sama sekali tidak ada peningkatan penjualan tiket juga," ucap Herman saat dihubungi IDN Times melalui telepon, Senin (26/4/2021).

Baca Juga: Mudik Dilarang, Ini Aturan Naik Bus dan Kendaraan Pribadi Via Darat

1. Tidak ada peningkatan pemesanan tiket

Ilustrasi Moda Transportasi untuk Mudik. (IDN Times/Mardya Shakti)

Herman menyebut masyarakat masih memesan tiket sebelum adanya aturan larangan mudik oleh pemerintah. Setelah larangan itu dikeluarkan, barulah terasa dampaknya bagi PO bus.

"Tidak ada pemesanan itu mulai sekarang, dua hari yang lalu. Sebelumnya ada larangan, tetap ada orang yang pesan tiket," katanya.

Dia pun berharap supaya pemerintah memberikan solusi dari kebijakan ini. Bahkan jika memungkinkan, kebijakan ini sebaiknya dibatalkan saja. 

"Cukup berlakukan prokes saja kayak tahun lalu. Kan diperbolehkan tapi tetap pakai prokes seperti rapid test, kalau bisa tidak ada larangan tetapi boleh pulang dengan catatan prokes," kata Herman.

2. Bus terpaksa diparkir

Ilustrasi mudik. IDN Times/Imam Rosidin

Terpisah, Direktur utama Borlindo, Roy, juga mengakui adanya penurunan pendapatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019, pendapatan masih stabil karena semua armada masih beroperasi melayani semua daerah tujuan.

Sejak pandemik COVID-19, pendapatan perusahaan pun menurun drastis. Sebanyak 16 armada Borlindo terpaksa harus diparkir lantaran tidak beroperasi selama empat bulan. 

"Maret sampai Juli 2020 itu hanya satu dua yang jalan. Itu pun sulit menutupi biaya akomodasi, kadang nombok," katanya.

Baca Juga: Warga Kawasan Mamminasata di Sulsel Boleh Mudik Lokal

Berita Terkini Lainnya