Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 28 Juni 2023

Lebih cepat satu hari dibandingkan ketetapan pemerintah

Makassar, IDN Times - Pimpinan An-Nadzir yang bermukim di kawasan Danau Mawang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, menetapkan  hari raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023. Itu satu hari lebih cepat dibandingkan keputusan pemerintah, yang menetapkan Idul Adha jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.

Penetapan hari raya Idul Fitri disampaikan Pimpinan An-Nadzir Ustaz Samiruddin Pademmui. Dia menyebut penetapan itu didahului serangkaian pengamatan oleh tim pemantau bulan.

"Berdasarkan standar metodologi yang selama ini dipahami dan dipakai oleh jemaah An-Nadzir, kemudian dipadukan dengan alat bantu aplikasi yang sudah diteliti sekitar lima tahun terakhir," kata Samiruddin, lewat siaran persnya, Senin (19/6/2023).

Baca Juga: Jemaah An-Nadzir Gowa Salat Idul Fitri Jumat 21 April 2023

1. Sudah masuk bulan baru pada 18 Juni

Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 28 Juni 2023Ilustrasi pengamatan hilal. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Samiruddin mengatakan, pihaknya memantau bulan pada pertengahan dan akhir Zulkaidah. Masing-masing pada puncak purnama di tanggal 3,4, dan 5 Juni 2023 serta tiga hari terakhir di tanggal 16,17, dan 18 Juni 2023.

Dia menerangkan, Pada hari Sabtu 17 Juni 2023, bulan terbit di ufuk Timur pada jam 05.05 WITA dan masih sampai ke ufuk Barat, terbenam pada jam 17.57 WITA. Pada Minggu 18 Juni 2023, bulan masih duluan terbit di ufuk Timur pada jam 05.59 WITA, sementara matahari terbit pada jam 06.08 WITA. Pada hari itu, bulan tua sudah sulit dilihat secara kasat mata. Namun perjalanan akhir bulan Zulkaidah sudah tidak sampai ke ufuk Barat.

"Jadi pada hari Ahad 18 Juni 2023, sudah terjadi pergantian bulan atau New Moon bulan Zulkaidah ke Zulhijah pada jam 12.39 WITA. Dan secara sunnatullah ditandai dengan terjadi pasang puncak tertinggi air laut," ucap Samiruddin.

2. Menurut An-Nadzir, Senin ini sudah masuk bulan Zulhijah

Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 28 Juni 2023Pimpinan Jemaah An-Nadzir Ustadz Samiruddin Pademmui saat diwawancarai wartawan, Rabu (12/5/2021). IDN Times/Istimewa

Samiruddin mengatakan, menurut perhitungan An-Nadzir, 1 Zulhijah 1444 Hijriah secara sempurna terhitung pada hari Senin, 19 Juni 2023. Jadi, 10 Zulhijah 1444 H yang merupakan hari raya Idul Adha jatuh pada 28 Juni 2023.

"Pelaksanaan puasa Sunnah Arafah, insya Allah, akan dilaksanakan pada 9 Zulhijah 1444 H, yang bertepatan dengan hari Selasa, 27 Juni 2023 M," kata Samiruddin.

3. Kemenag putuskan hari raya Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023

Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 28 Juni 2023Petugas mengamati matahari terbenam menggunakan teleskop saat melakukan pemantauan hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Jakarta, Selasa (11/5/2021). Pemantauan hilal tersebut dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1442 H (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Kementerian Agama menetapkan 1 Zulhijah 1444 Hijriyah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023. Dengan ditetapkannya awal Zulhijah ini, maka Hari Raya Iduladha 1444 H jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.

"Sidang isbat telah mengambil kesepakatan bahwa tanggal 1 Zulhijah tahun 1444 Hijriah ditetapkan jatuh pada Selasa tanggal 20 Juni 2023" tutur Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) Awal Zulhijah, di Jakarta, Minggu (18/6/2023).

"Dengan demikian Hari Raya Idul Adha 1444 H jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023," imbuh Wamenag.

Menurut Wamenag, sidang menyepakati keputusan tersebut karena dua hal. "Pertama, kita telah mendengar laporan Direktur Urusan Agama Islam (Urais) bahwa ketinggian hilal di seluruh Indonesia sudah berada di atas ufuk, namun masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat yang ditetapkan MABIMS," imbuhnya.

Sebelumnya, dalam laporannya, Direktur Urais Kemenag Adib menyampaikan berdasarkan data yang dihimpun Tim Hisab Rukyat Kemenag, bahwa ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia di atas ufuk berkisar antara 0° 11,78’ (nol derajat sebelas koma tujuh puluh delapan menit) sampai 2° 21,57’ (dua derajat dua puluh satu koma lima puluh tujuh derajat menit). Dengan sudut elongasi antara 4,39° (empat koma tiga puluh sembilan derajat) sampai 4,93° (empat koma sembilan puluh tiga derajat).

"Dengan parameter-parameter ini, maka posisi hilal di Indonesia saat ini belum memenuhi Kriteria Baru MABIMS (Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura)," papar Wamenag.

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Kedua, Kemenag telah melaksanakan pemantauan atau rukyatul hilal pada 99 titik di Indonesia. "Dari 34 provinsi yang telah kita tempatkan pemantau hilal, tidak ada satu pun dari mereka yang menyaksikan hilal," kata Wamenag.

Baca Juga: Hilal 1 Zulhijjah Tidak Terlihat di Wilayah Makassar

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya