Permintaan Songkok Bermotif Game Online Melonjak Selama Ramadan  

Umumnya dipasarkan untuk remaja dan anak-anak

Makassar, IDN Times - Beragam usaha yang berhubungan dengan aktivitas ibadah merasakan lonjakan rezeki pada bulan Ramadan. Salah satunya, para pengrajin songkok atau peci perlengkapan salat.

Hal itu diakui sekelompok pengrajin songkok rumahan di Jalan Kodingareng, Kecamatan Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan. Pada Ramadan 1440 Hijriah atau tahun 2019, aktivitas produksi meningkat seiring permintaan yang naik berkali lipat.

“Selama Ramadan cukup terasa peningkatannya. Karena banyak pesanan yang masuk,” kata Robi Ashari, salah satu pengrajin songkok yang ditemui IDN Times, Sabtu (11/5).

Baca Juga: 7 Jajanan Pasar Khas Sulawesi Selatan Bikin Lidah Bergoyang

1. Beragam motif pesanan dikerjakan sesuai tren

Permintaan Songkok Bermotif Game Online Melonjak Selama Ramadan  IDN Times / Aan Pranata

Usaha pengrajin songkok di tempat Robi memproduksi sejumlah merk dan jenis songkok. Rata-rata berbahan beludru dengan bentuk memanjang. Ada yang polos, ada pula yang bercetak sablon beraneka motif.

Songkok polos biasanya diproduksi secara rutin pada hari-hari biasa. Sedangkan untuk songkok bermotif, pemintaannya meningkat selama Ramadan. Model motifnya bermacam-macam, sesuai tren di kalangan remaja atau pun anak-anak.

Seperti pada Ramadan tahun ini, salah satu songkok yang populer bertema permainan daring atau 'game online’. “Yang banyak pesan itu motif PUBG dan Free Fire. Ada juga karakter Tayo untuk anak-anak,” ucap Robi.

2. Songkok dikerjakan manual dengan tangan

Permintaan Songkok Bermotif Game Online Melonjak Selama Ramadan  IDN Times / Aan Pranata

Pengrajin songkok rumahan umumnya menggunakan cara kerja manual. Di tempat Robi, terdapat tiga bos yang merupakan saudara kandung. Mereka mempekerjakan dua puluh orang yang berasal dari lingkup keluarga sendiri.

Masing-masing pekerja, kata Robi, bertugas dengan pos masing-masing. Ada yang menggunting bahan, menjahit pola, dan mencetak motif. Aktivitas ini telah berjalan sekitar lima belas tahun.

“Pembuatan songkok biasanya makan waktu kurang lebih dua hari, dengan jumlah 200 lembar,” katanya.

Baca Juga: FOTO: Uniknya Masjid di Makassar yang Menyerupai Kabbah  

3. Hasil produksi dijual hingga ke Kalimantan dan sebagian Sulawesi

Permintaan Songkok Bermotif Game Online Melonjak Selama Ramadan  IDN Times / Aan Pranata

Pengrajin songkok rumahan umumnya memproduksi berbasis jumlah pesanan. Pemesan merupakan pedagang di toko maupun pasar tumpah yang biasanya menjamur saat Ramadan.

Songkok yang diproduksi Robi tak hanya dipasarkan di sekitar Makassar. Songkok juga dikirim hingga provinsi tetangga seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Bahkan ada yang hingga ke Kalimantan Timur.

Tak disebutkan jumlah omzet atau pendapatan dari usaha ini. Namun Robi mengaminkan saat disebutkan nilai antara puluhan hingga ratusan juta rupiah.

“Selama Ramadan ada peningkatan,” dia menjawab singkat.

4. Songkok, identitas nasional yang akrab dengan Soekarno

Permintaan Songkok Bermotif Game Online Melonjak Selama Ramadan  IDN Times / Aan Pranata

Di Indonesia, songkok juga disebut dengan nama kopiah atau peci. Dalam bahasa Arab, kopiah mengacu pada kufiya, yang berarti tutup kepala. Benda ini awalnya dipopulerkan orang melayu dari pedagang Arab.

Meski akrab dengan Umat Islam, songkok nyatanya sudah menjadi identitas nasional orang Indonesia. Banyak tokoh pergerakan nasional sejak zaman pra-kemerdekaan menggunakannya sebagai penutup kepala. Termasuk Soekarno, yang hingga akhir hayat foto-fotonya beredar selalu menggunakan songkok.

Baca Juga: Mengenal Songkok Bone, Kopiah Tradisional Sarat Nilai Historis

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya