Cuaca Ekstrem, Waspadai Awan Kumulonimbus

Awan berbentuk gelombang sempat membuat heboh warga Makassar

Makassar, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan soal potensi cuaca ekstrem di wilayah Makassar dam sekitar Sulawesi Selatan pada awal tahun 2019. Salah satu yang mesti diwaspadai berupa pertumbuhan awan gelap kumulonimbus.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makassar, Purwanto mengatakan, pertumbuhan awan kumulonimbus bisa terjadi secaea mendadak pada puncak peralihan musim. Gumpalan awan hitam pekat biasanya disertai hujan lebat, angin kencang, dan petir.

"Awan kumulonimbus membahayakan dengan segala potensi bahayanya. Tapi kita rutin memberikan peringatan sesuai prosedur," kata Purwanto di Makassar, Rabu (2/1).

Baca Juga: Hujan Deras, Jalan Protokol Lawang Malang Banjir Sepaha Orang Dewasa

1. Kumulonimbus berbentuk gelombang sempat bikin heboh

Cuaca Ekstrem, Waspadai Awan KumulonimbusIDN Times / Istimewa

Awan kumulonimbus berbentuk gelombang panjang sempat membuat heboh warga Makassar pada Selasa (1/1) pagi. Awan gelap diabadikan melintang di atas langit kota, yang memanjang hingga ke arah laut. Gambar itu banyak dipajang dan jadi perbincangan di media sosial.

Purwanto mengungkapkan, awan kumulonimbus terpantau tumbuh di sekitar selat Makassar. Seiring penguapan, air kemudian bergerak ke arah barat daya dan memanjang melintasi wilayah kota. Saat itu, beberapa daerah dalam kota dilanda angin kencang.

"Hari ini cuaca masih berawan banyak. Potensi turun hujan masih ada. Tapi sejauh ini (pertumbuhan kumulonimbus) belum ada lagi yang terpantau radar," ujar Purwanto.

2. Awan gelap mempengaruhi penerbangan

Cuaca Ekstrem, Waspadai Awan KumulonimbusBandara Soekarno-Hatta (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Pertumbuhan awan kumulonimbus tidak hanya menimbulkan hujan lebat disertai angin kencang. Awan pekat ini juga bisa mempengaruhi jadwal penerbangan. Seperti yang terjadi pada Selasa (1/1) lalu.

General Manager AirNav Indonesia cabang utama Makassar Novy Pantaryanto mengatakan, lima pesawat sempat mendarat terlambat dari jadwal di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Lima pesawat berputar di langit selama 20 menit, sembari menunggu cuaca membaik untuk mendarat.

Novy menjelaskan, di dalam gumpalan awan kumulonimbus terdapat partikel-partikel petir, es dan lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan. Itu sebabnya para Pilot menghindari risiko menembus awan saat hendak mendarat.

"Kita selalu berkoordinasi dengan BMKG. Saat ada kondisi cuaca yang signifikan mengganggu, kami langsung sampaikan ke pilot. Kita juga sudah siap jika pesawat memerlukan pendaratan alternatif di bandara lain," kata Novy.

3. Makassar masih dilanda hujan lebat

Cuaca Ekstrem, Waspadai Awan KumulonimbusBMKG Sulsel

Menurut prakiraan cuaca BMKG, hujan lebat dengan curah tinggi masih berpotensi turun di sekitar wilayah Makassar pada Kamis (3/1/2019) besok. Selain Makassar, peringatan dini hujan lebat disertai kilat dan petir juga berlaku untuk sejumlah daerah di Sulsel, antara lain Gowa, Luwu Utara, Tana Toraja, Pangkep, Palopo, Maros, Bulukumba, dan Barru.

"Waspada gelombang tinggi antara 1,25 hingga 2,5 meter di perairan barat Sulawesi Selatan, dan gelombang hingga 4 meter di Selat Makassae bagian selatan," kata Siswanto, prakirawan BBMKG Wilayah IV Makassar.

Baca Juga: Tim Anti-Genangan di Kota Makassar Siaga Banjir 24 Jam

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya