BPBD Gowa: 12 Orang Meninggal Tertimbun Longsor selama 2022
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa Ikhsan Parawansa mencatat bahwa peristiwa tanah longsor di daerahnya sudah menelan 12 korban jiwa selama tahun 2022. Korban meninggal pada dua peristiwa tanah longsor, masing-masing di November dan Desember.
Peristiwa tanah longsor memakan jiwa terjadi di jalan poros Malino, tepatnya Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, 16 November 2022. Teranyar, tanah longsor yang menewaskan warga kembali terjadi pada 24 Desember 2022. Saat itu tanah longsor terjadi di dua lokasi, yakni Lonjoboko di Parangloe dan Kelurahan Bontolerung di Kecamatan Tinggimoncong.
"Yang sebelumnya menelan korban tujuh orang. Dan ini di Desember nambah lagi lima jiwa," kata Ikhsan pada acara Teropong Bencana yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Rabu (28/12/2022).
Baca Juga: Korban Terakhir Tertimbun Longsor di Gowa Ditemukan
1. Lima orang meninggal pada peristiwa teranyar
Ikhsan mengungkapkan, peristiwa tanah longsor teranyar pada dini hari, 24 Desember 2022. Satu korban meninggal ditemukan di Parangloe. Korban tertimbun material longsor bersama rumahnya. Jasadnya sudah dievakuasi.
Pada tanggal yang sama, tanah longsor menimbulkan empat korban meninggal di Bontolerung, Tinggimoncong. Tiga korban merupakan pekerja vila yang beristirahat di sebuah rumah. Satu korban lain merupakan petani.
"Untuk lima orang ini, semuanya dewasa," ucap Ikhsan.
2. Warga lebih memilih mengungsi di rumah kerabat
Ikhsan menerangkan, Pemerintah Kabupaten Gowa melalui BPBD sudah menyiapkan posko pengungsian bagi warga terdampak longsor. Namun warga lebih memilih mengungsi di rumah-rumah kerabat terdekat.
"Budaya kekerabatan di masyarakat kita masih kental. Saat diungsikan, mereka cuma tinggal sebentar, lalu pindah ke keluarga terdekat. Tapi kami tetap menyediakan posko dan memberikan bantuan seperti makanan siap saji," ujarnya.
3. Ada rencana relokasi warga dari lokasi rawan
Ikhsan mengatakan, Pemkab Gowa sudah berencana memindahkan masyarakat dari lokasi rawan bencana longsor. Sebab ada beberapa daerah, terutama pada kawasan tebing, dengan tingkat kerawanan tinggi.
Namun, menurut dia, upaya relokasi butuh perencanaan matang. Baik kesiapan untuk mengarahkan masyarakat maupun dalam hal ketersediaan anggaran untuk menyediakan hunian di lokasi baru bagi masyarakat.
"Dengan kekuatan APBD kita saat ini, mungkin kita sangat butuh bantuan, entah dari pemerintah pusat atau BNPB yang memberikan, dalam bentuk relokasi kepada masyarakat," kata Ikhsan.
Baca Juga: Mensos Risma Berikan Solusi Bencana Longsor di Gowa