Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Progres Pengadaan Lahan Jalur Kereta Makassar-Maros Sudah 70 Persen

Kereta Api (KA) Makassar – Parepare lintas Maros-Barru. (dok. Kemenhub)
Kereta Api (KA) Makassar – Parepare lintas Maros-Barru. (dok. Kemenhub)

Makassar, IDN Times - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan tengah mengupayakan pembebasan lahan jalur kereta api Makassar-Maros. Jalur kereta direncanakan sepanjang 14 kilometer, untuk menghubungkan Stasiun Mandai Kabupaten Maros mwnuju wilayah Pelabuhan Makassar New Port (MNP) di Makassar.

"Ke depan yang paling dekat adalah menyambungkan, mengintegrasikannya dengan Pelabuhan Makassar New Port, dan dapat kami sampaikan progres pengadaan tanah sudah 70 persen," ujar Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Deby Hospital di Stasiun Mandai, Maros, dikutip dari Antara, Jumat (13/6/2025).

Untuk pengadaan lahan tersebut, kata dia, telah mendapat dukungan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), sedangkan sisa pengadaan lahannya merupakan tanah milik Pemerintah Daerah Kota Makassar, kini sedang dalam proses perundingan.

"Sisanya itu tanah milik Pemda. Artinya, mekanismenya bukan pembebasan, tapi akan ada transfer aset, di mana di atas aset Pemda itu akan kita bangun jalur relnya, ini yang masih berprogres," ujarnya di sela mendampingi kunjungan kerja Anggota DPR RI Komisi VII Bambang Haryo Soekartono di stasiun tersebut.

Ia berharap proses pembebasan lahan tersebut segera dirampungkan agar jalur KA dari Kota Makassar ke Stasiun Mandai dan stasiun lain di Kabupaten Barru bisa terealisasikan, sehingga memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

"Harapan kami, setelah ini bisa terintegrasi dengan MNP, kalau kita lihat di sini kan banyak industri, tidak hanya semen dari Tonasa, dari Bosowa dan komoditas lainnya. Sebenarnya harapan kami adalah menekan biaya logistik," tutur Deby kepada wartawan.

Tujuan utama dengan terhubungnya kereta api ke Pelabuhan MNP, kata dia, biaya jasa transportasi logistik dapat ditekan dan biayanya sama di seluruh Indonesia, bahkan bisa jauh lebih rendah. Selain itu, bila melihat sudut pandang dari sisi perhubungan transportasi laut, mengingat pelabuhan MNP maupun di Pelabuhan Bitung akan menjadi Hub berskala Internasional, maka potensi pertumbuhan dan peningkatan ekonomi akan semakin besar.

"Harapannya, kami mengambil peran di situ, meningkatkan tidak hanya di bagian barat Indonesia, tapi bagian timur yang menjadi sentral dari Indonesia ini juga ikut andil di situ," paparnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us