Ibrahim menerangkan, sweeping atau razia masuk dalam salah satu dari 12 potensi kerawanan jelang momentum pelaksanaan tahun baru. Potensi-potensi kerawanan itu sebelumnya juga telah dipetakan oleh Polri, seperti disebutkan Kapolri Jendral Idham Azis.
Potensi kerawanan itu di antaranya aksi terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, aksi penolakan peribadatan, kenaikan harga sembako, konflik sosial, dan tawuran. Berikutnya bencana alam, konvoi, balap liar, kebakaran akibat petasan, dan pesta narkoba atau miras.
Disebutkan Ibrahim, sebanyak 5.630 personel gabungan sebelumnya telah dipersiapkan untuk mengamankan seluruh daerah di Sulsel. Polda sendiri menyiagakan 3.129 personel, selebihnya berasal dari instansi terkait. Seperti TNI, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, Basarnas, hingga pemadam kebakaran.
Personel tergabung dalam operasi lilin yang dilaksanakan sejak 23 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020. Para personel tersebut akan disiagakan di sejumlah titik pos pengamanan, seperti di tempat ibadah atau gereja, tempat berkumpul guna merayakan tahun baru, pusat perbelanjaan, pertokoan hingga mal.
Kemudian di kantor pemerintahan atau objek vital lainnya, termasuk SPBU, jalan tol, permukiman penduduk, khususnya yang ditinggal mudik, tempat wisata, terminal, stasiun, bandara, serta pelabuhan dan pusat keramaian lainnya.