Banjir di Antang Kian Parah, Danny: Ini Bencana Alam dan Tata Ruang

- Wali Kota Makassar meninjau banjir di Perumnas Antang Blok 8, ribuan warga terdampak
- Banjir dipengaruhi oleh pembukaan Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa, status tanggap darurat hingga 17 Februari 2025
- Kondisi pengungsi terkendali meski banyak yang mengalami kutu air, Danny menegaskan masalah banjir juga karena tata ruang yang kurang terencana
Makassar, IDN Times - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, meninjau lokasi banjir di Perumnas Antang Blok 8, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, pada Kamis (13/02/2025). Dia menyebut banjir kali ini tertinggi sejak 2018 dengan ribuan warga masih terdampak.
Dengan menggunakan perahu karet, Danny menyusuri rumah warga yang terdampak banjir. Khusus di Manggala, terdapat 2.211 jiwa terdampak dan 22 titik lokasi pengungsian.
"Terakhir 5.005 (pengungsi) di 48 titik. Saya kira hari ini mulai berkurang, karena ini sudah mau surut," kata Danny.
1. Dipengaruhi pembukaan Bendungan Bili-Bili

Menurut Danny, banjir yang melanda Makassar juga dipengaruhi oleh pembukaan Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa. Kondisi ini yang menyebabkan air meluap hingga ke beberapa wilayah.
"Ini jelas sejalan dengan surat pembukaan Bili-bili, banjir juga di Maros, kalau Bili-bili dibuka, sudah jelas pasti dari arah situ," kata Danny.
2. Tetapkan status tanggap darurat

Pemerintah Kota Makassar telah menetapkan status tanggap darurat hingga 17 Februari 2025 untuk memastikan penanganan yang maksimal. Danny juga memastikan bantuan dari berbagai pihak terus mengalir ke para pengungsi.
"Kita dapat bantuan dari Kemensos, Ibu Direktur langsung telpon saya, ada juga secara pribadi dari Bu Indira, kita salurkan semua," kata Danny.
Dari segi kesehatan, kondisi pengungsi masih terkendali, meski banyak yang mengalami kutu air akibat genangan banjir yang lama surut. Sebagian warga juga memilih tetap tinggal di rumahnya meski tergenang banjir alih-alih mengungsi.
3. Banjir di Antang menjadi perhatian serius

Banjir di Antang menjadi perhatian serius mengingat kawasan ini sering terdampak saat curah hujan tinggi. Terkait ini, Danny menegaskan masalah banjir tidak hanya karena faktor alam, tetapi juga tata ruang yang kurang terencana.
"Sekali lagi saya sampaikan ini bencana alam dan bencana tata ruang. Dulu di sini tidak ada rumah, tidak banjir namanya, begitu ditinggali banjir, jadi (masalah) tata ruang," kata Danny.
Dia lantas menegaskan bahwa masalah banjir tidak sepatutnya dihubungkan dengan kepemimpinan siapapun. Dia juga mengklaim selama kepemimpinannya, pembangunan perumahan yang tidak memiliki mitigasi banjir dilarang.
"Alhamdulillah, zaman saya tidak perkenankan pembangunan perumahan yang tidak layak keamanan banjirnya," kata Danny.