Makassar, IDN Times - Banjir dan tanah longsor melanda Kota Manado, Sulawesi Utara. Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulut memberi catatan kritis penyebab bencana yang telah mengakibatkan 9 kecamatan terdampak dan enam orang meninggal dunia ini.
Menurut Direktur Eksekutif WALHI Sulut, Theo Runtuwene, banjir yang berdampak di 33 kelurahan itu terjadi akibat buruknya pola pembangunan di Kota Manado.
Theo mengatakan bahwa hujan deras memang tak berhenti mengguyur Kota Manado selama 2 hari. Bukan di Manado saja, daerah sekitar seperti Tondano dan Tomohon juga diguyur hujan deras yang berujung pada banjir.
"Tetapi selama kurang lebih 4 tahun ini, yang selalu kami ingatkan ke pemerintah soal bagaimana daya dampung dan daya dukung lingkungan yang ada di Kota Manado. Kalau itu beres, barulah kita bicara soal substansial penanganan banjir dan tanah longsor," ujar Theo kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Minggu (17/1/2021).