30 Eks Napiter Ikuti Pelatihan Teknisi AC di Makassar
- 30 mantan narapidana teroris dan anggota JI ikuti pelatihan Teknisi AC di Makassar
- Pelatihan ini bagian dari program rehabilitasi untuk mencegah tindak pidana terorisme di masa depan, didukung oleh PT Astra dan BNPT
- Pelatihan difokuskan pada kualitas, bukan kuantitas peserta, dengan komitmen BNPT untuk mengembangkan program pemberdayaan serupa
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Makassar, IDN Times - Sebanyak 30 mantan narapidana teroris (Napiter) dan anggota Jemaah Islamiah (JI) mengikuti pelatihan Teknisi AC di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar, Selasa (21/1/2025).
Pelatihan yang diinisiasi oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri ini merupakan bagian dari program rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mencegah tindak pidana terorisme di masa depan.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk PT Astra dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Program ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas serta mendorong kewirausahaan.
1. Mengasah keterampilan teknis dan mendorong kemandirian
Kepala BNPT, Komjen Pol Eddy Hartono, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis para peserta, tetapi juga membangun kemandirian.
"Kegiatan pelatihan Teknisi AC ini adalah bagian dari program berkelanjutan untuk membuka lapangan kerja berkualitas dan mendorong kewirausahaan. Tujuannya agar para peserta mampu memperoleh penghasilan dan menghidupi keluarga mereka," ucap Eddy kepada awak media.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang produktif dan mandiri.
"Ini adalah langkah konkret dalam memberdayakan individu yang sebelumnya memiliki keterkaitan dengan tindak pidana, agar mereka bisa kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang bermanfaat," tambahnya.
2. Dukungan dari PT Astra dan Densus 88
Dalam pelatihan ini, lanjut Eddy, PT Astra berperan sebagai sponsor utama, mendukung penyediaan sarana dan pelatihan teknis. Eddy menekankan bahwa pelatihan ini difokuskan pada kualitas, bukan kuantitas peserta.
"Jumlah peserta tidak menjadi prioritas, yang terpenting adalah pelatihan ini sesuai dengan kebutuhan individu. Peserta dipilih melalui asesmen oleh Densus 88 untuk memastikan mereka memiliki minat dan potensi yang sesuai," jelasnya.
3. Langkah keberlanjutan untuk penanggulangan terorisme
Dia menegaskan, bahwa BNPT berkomitmen untuk terus mengembangkan program pemberdayaan serupa. Selain pelatihan teknisi AC, program-program baru akan dirancang untuk memberdayakan masyarakat luas.
"Kami akan terus membahas program-program pelatihan lainnya demi memberdayakan individu sekaligus mendukung penanggulangan terorisme secara berkelanjutan," tandas Eddy.
