Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 Batako

Bacicaro berasal dari Manado, Sulawesi Utara

Manado, IDN Times – Sampah merupakan satu dari sekian banyak masalah di Sulawesi Utara (Sulut) yang tak kunjung selesai. Berdasarkan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, Manado menjadi salah satu kota paling kotor di Indonesia dengan menduduki peringkat ketiga setelah Medan dan Bandar Lampung.

CEO Baciraro, Marlon Kamagi, mengatakan bahwa hasil penelitian Jenna Jambeck tahun 2015, menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik nomor dua di dunia setelah China, dan nomor tiga ditempati oleh Filipina. Hal inilah yang menjadi dasar terbentuknya perusahaan rintisan atau startup Baciraro.

“Lebih mengerikannya lagi, Sulawesi Utara ada di bibir Pasifik yang memang pertemuan antara tiga negara besar itu. Dan ini adalah isu-isu yang menurut saya mengapa Baciraro harus hadir. Karena Baciraro hadir untuk membantu permasalahan sampah ini diselesaikan dari hulu, dari sumber timbulannya.,” ujar Marlon, Jumat (24/6/2022).

1. Kata Baciraro berasal dari kearifan lokal Minahasa

Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 BatakoSampah-sampah plastik yang sudah dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil dan siap diproduksi sebagai barang setengah jadi, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Baciraro merupakan bahasa Minahasa yang artinya bersih-bersih rumah menjelang hari raya. Dalam proses bersih-bersih tersebut, biasanya kita akan memilah barang-barang yang masih dipakai dan barang-barang bekas atau yang sudah tidak terpakai.

“Baciraro mengambil prinsip dari situ. Dalam proses bersih-bersih, kita menghasilkan barang-barang bekas, barang-barang yang tidak dipakai lagi walaupun kondisinya masih bisa diperbaiki. Bahkan menghasilkan sampah yang berakhir dibakar, dibuang, atau dikasih ke tetangga,” lanjut Marlon.

Pada tahun 2020, Baciraro mengikuti kompetisi 1.000 startup digital dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) dan dinyatakan sebagai pemenang. Kini, Baciraro fokus mengolah sampah plastik menjadi produk yang bisa digunakan kembali.

2. Ekosistem pengelolaan sampah Baciraro

Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 BatakoCEO Baciraro, Marlon Kamagi. IDNTimes/Savi

Ekosistem pengelolaan sampah Baciraro melibatkan masyarakat luas. Baciraro memiliki mitra baik dalam bentuk donatur maupun nasabah, yaitu komunitas, individu, rumah tangga, hingga perusahaan. Ketiga kategori inilah yang akan memberikan sampah plastiknya secara sukarela (donatur) maupun menjual sampah plastik (nasabah).

Sebelum diberikan ke Baciraro atau bank sampah, sampah-sampah plastik harus dipisahkan dari sampah jenis lainnya, kemudian dibersihkan.

“Jadi model bisnisnya sebenarnya bagaimana edukasi tentang pemilahan sampah itu terjadi di masyarakat. Kemudian sampah yang sudah terpilah bersih itu bisa dijemput oleh Baciraro menggunakan platform saat ini, yaitu grup WhatsApp. Jadi siapa saja yang ingin bergabung menjadi mitra Baciraro bisa bergabung di grup WhatsApp kami, dan Baciraro secara reguler menjemput sampah plastik dari masyarakat,” terang Marlon.

Baciraro sendiri juga memiliki beberapa bank sampah, yaitu 3 unit bank sampah di Tompaso, Minahasa; 1 unit di Serawet, Likupang; 1 unit di Bitung; 1 unit di Minahasa Utara, dan 1 unit di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sampah plastik yang berhasil dikumpulkan kemudian diolah kembali menjadi sebuah produk di recycle center Baciraro yang berada di Tondano, Minahasa.

3. Baciraro membuat produk kertas daur ulang hingga batako plastik

Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 BatakoBeberapa produk yang dihasilkan Baciraro, seperti bangku dan batako plastik, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Tak hanya sampah plastik, Baciraro juga menerima kertas bekas. Nantinya, kertas bekas tersebut akan diolah lagi menjadi kertas daur ulang yang bisa digunakan kembali.

Sedangkan dari sampah plastik, Baciraro bisa menghasilkan aksesoris, cindera mata, hingga batako plastik. “Intinya bagaimana tata kelola persampahan ini bisa menggunakan prinsip sirkular ekonomi. Sampah yang tadinya dibuang, dibakar, membuat lingkungan tercemar, dan seterusnya itu harus dikumpulkan dan dibawa ke fasilitas Baciraro untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi untuk dikerjasamakan dengan mitra yang lain,” tambah Marlon.

Baciraro juga mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Likupang yang menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan. Sampah-sampah plastik yang ada di Likupang akan diolah kembali menjadi bahan setengah jadi yang kemudian bisa digunakan komunitas maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk membuat cindera mata yang juga dikemas menggunakan kertas daur ulang supaya bisa dijual di DPSP Likupang.

Saat ini, Baciraro tengah fokus membuat 1000 batako plastik yang didukung oleh NGO asal Swiss, Trash Waste Solution dan mendapat pendanaan dari Ocean Heroes. Nantinya, batako plastik tersebut akan digunakan membuat sebuah rumah di Pulau Siladen, Minahasa Utara.

4. Baciraro akan menjajal pengelolaan sampah organik

Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 BatakoBudidaya maggot yang sedang dijajal oleh Baciraro, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Tak berhenti sampai di situ, Baciraro juga akan mencoba pengolahan sampah organic menggunakan maggot. Saat ini, Baciraro sedang membudidayakan maggot yang rencananya akan digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah organik di rumah tangga.

“Maggot ini akan mencoba mengatasi permasalahan sampah organik di rumah tangga. Jadi maggot sendiri nanti bisa digunakan dalam sektor perikanan atau peternakan sebagai asupan protein ternak. Kemudian kasgot atau bekas maggot-nya itu adalah pupuk organik yang bagus untuk tanaman,” jelas Marlon.

Maggot tersebut akan mengurai sampah organik hingga bisa menjadi pupuk organik. Nantinya, Baciraro akan membuat marketplace untuk menjual produk-produk yang dihasilkan.

Baca Juga: Dinkes Sulut dan Manado Belum Sosialisasikan Hepatitis Akut ke Sekolah

5. Tantangan yang dihadapi Baciraro

Startup Baciraro Sulap Sampah Plastik di Sulut Jadi 1000 BatakoSalah seorang pegawai Baciraro menguji ketahanan batako plastik yang dihasilkan, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Salah satu yang masih menjadi tantangan Baciraro hingga saat ini adalah mengedukasi masyarakat terkait permasalahan lingkungan. Misalnya saja di Kabupaten Minahasa yang masyarakatnya belum memilah sampah dengan baik.

Hal ini membuat bank sampah di Kabupaten Minahasa belum berjalan maksimal. Meski begitu, Baciraro menargetkan akan mengajak 300 mitra untuk memilah sampah dan menyalurkannya ke Baciraro.

“Jadi kami coba membuat platform edukasi di YouTube. Kami juga sedang mengoptimalkan website serta media sosial, dan itu kami lihat responsnya cukup baik,” kata Marlon.

Baca Juga: Baciraro Olah Sampah Plastik di Sulut Jadi Produk Bermanfaat

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya