KLHK Tunggu Komitmen Sulsel Rehabilitasi Hutan Lindung 

Pameran Indogreen Environment dan Forestry Expo

Makassar, IDN Times - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendrayono mengungkap,  perdagangan sektor hasil hutan menyumbang devisa negara sebesar US$12,17 miliar pada 2018.

Angka itu merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. “Capaian itu merupakan wujud keberhasilan pemerintah dan para stakeholder sektor LHK yang telah melakukan langkah-langkah koreksi (corrective actions) untuk perbaikan pengelolaan sektor LHK,” kata Bambang di Makassar, Kamis (4/4).

Hal itu dia katakan dalam pameran Indogreen Environment dan Forestry Expo ke-11 di Celebes Convention Center (CCC) Makassar. Kegiatan ini berlangsung  mulai tanggal 4-7 April 2019. Pameran kali ini mengangkat tema “Integrasi dan Sinergi Industri Pada Sektor Kehutanan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”.

1. Tunggu komitmen pemerintah Sulsel

KLHK Tunggu Komitmen Sulsel Rehabilitasi Hutan Lindung IDN Times/Didit Hariyadi

Saat ini, Kementerian LHK menunggu komitmen Sulsel soal rehabilitasi hutan lindung, gunung, dan taman nasional, sehingga bisa kembali ke posisi semula. Di sektor hutan, kata dia, fokus pada upaya penataan ulang alokasi sumber daya hutan dengan mengedepankan izin akses bagi masyarakat dan hutan sosial.

Bambang menyebutkan, terdapat 25.863 desa di sekitar kawasan hutan, yang terdiri dari 9,2 juta rumah tangga, dan 1,7 juta di antaranya masuk dalam kategori keluarga miskin. “Kita berharap kesenjangan sosial dan ekonomi dapat diatasi karena masyarakat diberikan akses legal mengelola hutan,” tutur dia.

2. Realisasi hutan di Sulawesi Selatan seluas 86.686,04 hektare

KLHK Tunggu Komitmen Sulsel Rehabilitasi Hutan Lindung IDN Times/Didit Hariyadi

Realisasi hutan di Sulawesi Selatan tercatat seluas 86.686,04 hektare bagi 41.443 kepala keluarga dalam 505 kelompok.  Menurut dia, ada lima skema perhutanan sosial yang digunakan, yakni Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Adat (HA), dan Kemitraan Kehutanan (KK). Salah satu penerimanya berasal dari Sulawesi Selatan, yaitu masyarakat hukum adat Ammatoa Kajang di Bulukumba.

Oleh karena itu ia berharap masyarakat tidak mengambil hasil hutan dengan sembarangan. Sehingga muncul kesadaran untuk menjaga kelestarian hutan karena berpikir keberlanjutan masa depan.

Baca Juga: Hari Hutan Sedunia: Menilik Kondisi Terkini Hutan di Sulawesi Selatan

3. Masyarakat harus menjaga kelestarian hutan

KLHK Tunggu Komitmen Sulsel Rehabilitasi Hutan Lindung IDN Times/Didit Hariyadi

Ia mengajak seluruh masyarakat menjaga kelestarian hutan agar bisa membangun hutan sekaligus melakukan agroforestry dalam hutan. Pasalnya, kata dia, lingkungan hidup harus tetap dijaga apalagi soal produksi kayu. Sehingga ia pun berkomitmen untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan.

“Harapan kita pemprov bisa membantu pembangunan hulu dengan menjadikan contoh Pulau Jawa untuk mengembalikan sektor produksi kayu dengan tetap menjaga hutan. Di luar kawasan hutan juga bisa dibangun hutan rakyat,” kata Bambang.

Dengan begitu, lanjut dia, sektor kehutanan bisa mengembangkan devisa capai US$97,15 miliar. “Kita harus mendorong perkembangan industri berbasis hutan kayu,” tambahnya.

Baca Juga: 5 Alasan Penting Mengapa Milenial Harus Ikut Lestarikan Hutan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya