Mentan Ancam Cabut Izin Distributor yang Mainkan Harga Pupuk Subsidi
Intinya Sih...
- Menteri Pertanian RI mencabut izin distributor pupuk yang menaikkan harga jual pupuk bersubsidi.
- Amran mengingatkan pentingnya peran petani dalam sektor pangan dan mendorong peningkatan produksi pangan.
- Alokasi pupuk bersubsidi terus menurun sejak 2018, namun Kementerian Pertanian menambah alokasi untuk pupuk subsidi, termasuk untuk Sulsel.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bakal mencabut izin operasional distributor pupuk yang menaikkan harga jual pupuk bersubsidi. Pasalnya, hal ini dianggap akan merugikan petani.
Hal tersebut disampaikan Amran di sela kegiatan penyerahan bantuan bencana dan alat mesin pertanian di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (27/5/2024). Dia menyatakan pencabutan izin ini tidak hanya berlaku untuk Sulsel saja melainkan di seluruh Indonesia.
"Itu berlaku nasional. Siapa pun kami dapat pasti akan pasti saya cabut. Masa sudah pas kemudian dinaikkan harganya, itu menzalimi petani. Petani adalah pahlawan pangan kita," kata Amran.
1. Tidak akan menoleransi distributor yang permainkan nasib petani
Amran menegaskan tidak akan menoleransi distributor yang mempermainkan nasib petani kecil. Pasalnya, petani punya peran vital pada sektor pangan sehingga mereka harus diberikan perhatian lebih.
Amran mengandaikan jika krisis pangan terjadi, maka akan terjadi konflik sosial. Maka dari itu, hidup negara tergantung pangan.
"Itu pidatonya Bung Karno tahun 1953. Tidak ada pangan, tidak ada peradaban, tidak ada negara. Begitu strategisnya ini pangan," kata Amran
2. Amran tegaskan pentingnya sektor pangan
Amran pun menegaskan pangan menjadi perhatian pemerintah. Mulai dari TNI-Polri, Kemendagri, Kemenhan hingga Kementerian BUMN iku mengambil bagian dari untuk mengurus sektor pangan.
"Bayangkan ikut memikirkan pangan. Bayangkan betapa pentingnya ini pangan. Pak gubernur turun, bupati turun, kita harus gandengan tangan," kata Amran.
Amran pun menjelaskan bahwa saat ini terjadi krisis pangan dan energi di dunia. Menurut data Global Hunger Index (GHI) pada 2023, ada 10 negara yang mengalami krisis pangan hingga kelaparan terparah di dunia yaitu Republik Afrika Tengah, Madagaskar, Yaman, Republik Demokratik Kongo, Lesotho, Nigeria, Chad, Guinea Bissau, Liberia, dan Sierra Leone.
"Ini terjadi krisis pangan dan energi dunia saat ini. Ada 10 negara kelaparan. Ada 900 juta kelaparan dunia saat ini. Yang berbahaya kalau kita defisit, tiba-tiba impor, tidak bisa dilakukan kira-kira apa yang terjadi," kata Amran.
Baca Juga: Mentan Amran Bagikan Bantuan Pertanian Pascabanjir di Sulsel
3. Kementan tambah alokasi pupuk subsidi untuk Sulsel
Untuk itu, pemerintah pun mendorong peningkatan produksi pangan. Salah satu caranya dengan menyediakan pupuk bersubsidi untuk petani kecil. Pupuk bersubsidi diharapkan akan memudahkan para petani.
Hanya saja, alokasi pupuk bersubsidi terus menurun sejak 2018 hingga sekarang. Pada 2018, alokasi pupuk bersubsidi mencapai 9,55 juta ton. Alokasi tersebut terus menurun hingga 2024 yang hanya 4,74 persen atau terjadi penurunan sekitar 50 persen.
Amran memaparkan penurunan tersebut menjadi salah satu faktor penyebab produksi padi turun. Karena itu, Kementerian Pertanian menambah alokasi untuk pupuk subsidi, termasuk untuk Sulsel.
Tambahan pupuk untuk sulawesi selatan 100 persen naik. Nilainya Rp2,5 triliun," kata Amran
Baca Juga: Petani di Sulsel Curhat ke Mentan Harga Pupuk Mahal