Pembantaian di Sigi, Pendeta Pastikan Tidak Ada Gereja Dibakar
Masyarakat diminta tidak terprovokasi atas kejadian itu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palu, IDN Times - Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Rinaldy Damanik menanggapi informasi yang beredar soal peristiwa pembantian di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Jumat 27 November 2020. Empat orang dalam satu keluarga tewas dibantai pada peristiwa itu.
Usai kejadian, beredar pelaku pembantaian membakar sejumlah rumah dan gereja. Menyikapi itu, Rinaldy memastikan bahwa tidak ada gereja yang dibakar, melainkan sebuah rumah warga yang sering dijadikan sebagai tempat ibadah.
“Rumah warga yang dijadikan rumah ibadah karena lokasi daerah di Desa Lemban Tongoa itu jauh dari pemukiman penduduk di situ,” kata Rinaldy melalui telepon, Sabtu (28/11/2020).
Baca Juga: PGI Mengutuk Pembantaian Satu Keluarga di Sigi Sulteng
1. Masyarakat diimbau tidak terprovokasi atas informasi yang beredar
Rinaldy yang merupakan deklarator Perdamaian Malino 2001 menyampaikan duka cita mendalam terhadap peristiwa pembantaian di Sigi. Dia meminta aparat keamanan mengusut tuntas kejadian itu.
Rinaldy menyebut peristiwa pembantaian di Sigi sebagai masalah kemanusiaan. Dia berharap kejadian itu tidak dikaitkan dengan agama atau gereja. Masyarakat diimbau tidak terpancing dengan informasi yang beredar, termasuk soal kabar pembakaran gereja.
"Saya selaku tokoh agama Kristen juga memohon agar seluruh masyarakat tidak terprovokasi dan tetap menjaga kerukunan antar umat," ucapnya.
Baca Juga: Polisi Menduga Kelompok MIT Pelaku Pembantaian Satu Keluarga di Sigi