Ichsan Yasin Limpo, si Pendobrak Bidang Pendidikan Sulawesi Selatan

Menengok kembali catatan emas sang mantan Bupati Gowa

Makassar, IDN Times - Sejak Maret 2019, mantan Bupati Gowa selama dua periode, yakni Ichsan Yasin Limpo, diketahui berada di Singapura. Adik kandung mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo diketahui menjalani perawatan setelah didiagnosa menderita kanker paru-paru.

Dukungan dan doa demi kesembuhan tak hanya berasal dari masyarakat Gowa yang dulu ia pimpin serta Sulawesi Selatan, sejumlah figur politik nasional silih berganti menjenguk IYL yang saat ini dirawat di RS Mount Elizabeth.

Bagi yang belum tahu, berikut ini IDN Times coba mengajak pembaca mengenal salah satu sosok yang dikenal atas kontribusinya untuk bidang pendidikan Tanah Daeng.

Baca Juga: Sakit Kanker, Kondisi Ichsan Yasin Limpo Masih Stabil

1. Ichsan Yasin Limpo menyandang gelar sarjana hukum dari Universitas Muslim Indonesia

Ichsan Yasin Limpo, si Pendobrak Bidang Pendidikan Sulawesi Selatan(Dok. Istimewa) LintasParlemen.com

Lahir di Makassar pada 9 Maret 1961, Ichsan Yasin Limpo adalah anak kelima dari mendiang pasangan suami istri H.M. Yasin Limpo --figur militer dan politik berpengaruh di Sulsel-- dan Nurhayati. Ia menghabiskan seluruh masa wajib belajar di Makassar, mulai dari SD-SMP Jongaya (1968-1976) dan SMAK Makassar (1976-1978).

Usai tamat berseragam putih abu-abu, ia lanjut menempuh studi S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia, ditambah gelar Doktor S3 Doktor Hukum Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin yang diraih pada tahun lalu.

Nah, watak organisatoris IYL sudah dipupuk sejak masih duduk di bangku pendidikan perguruan tinggi. Sejumlah organisasi mahasiswa, kepemudaan, politik dan masyarakat dimasukinya. Contohnya Himpunan Mahawiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

2. Sebelum memimpin Gowa, IYL lebih dulu menjabat sebagai legislator dari 1999 hingga 2005

Ichsan Yasin Limpo, si Pendobrak Bidang Pendidikan Sulawesi SelatanIDN Times/Aan Pranata

Karier politik ayah dari empat anak ini dimulai dari level DPRD Sulawesi Selatan, saat ia menjadi legislator tingkat provinsi mewakili Kabupaten Gowa pada masa jabatan 1999-2004 dan 2004 hingga 2005. Meski terpilih duduk di DPRD, IYL harus melepas jabatan yang diembannya selama enam tahun usai terpilih sebagai Bupati Gowa pada Pilkada Kabupaten tahun 2005.

Dalam Pilbup Gowa 2004, pasangan IYL -  Abdul Razak Badjidu mengalahkan tiga calon lain. Salah satunya adalah inkumben Hasbullah Jabar - Latif Hafiz. Namun proses penetapannya sempat mengundang penentangan dari sejumlah pihak lantaran tuduhan kecurangan--yang tak terbukti hingga ia disumpah sebagai bupati pada 13 Agustus 2005.

Dianggap sukses memimpin wilayah tetangga Makassar itu pada 2005-2010, IYL kembali dipercaya melanjutkan masa kerjanya bersama Abdul Razak untuk periode kedua, yakni 2010-2015.

3. Pendidikan langsung menjadi fokus IYL sejak memimpin Gowa

Ichsan Yasin Limpo, si Pendobrak Bidang Pendidikan Sulawesi SelatanANTARA FOTO/Yusran Uccang

Apa yang membuat dua periode masa pemerintahan IYL amat berkesan? Komitmennya menyediakan pendidikan gratis untuk semua kalangan mengundang decak kagum dari banyak pihak. Sosok 58 tahun itu ternyata sudah meneken program tersebut sebagai kontrak politik saat dilantik menjadi orang nomor satu Kabupaten Gowa.

Mulia, namun mendapat komentar miring yang ironisnya datang dari para tenaga pendidik. Bagaimana bisa mewujudkan program ambisius tersebut dengan anggaran terbatas? Waktu itu, sektor pendidikan menyedot 21,6 persen dari total APBD Gowa yang berjumlah Rp400 miliar.

Landasan utama langkah tersebut adalah masalah kemiskinan. Saat mengunjungi seluruh kelurahan dan desa di Gowa, ia menemui fakta, sekitar 37,3 persen dari penduduk Gowa hidup di bawah garis rata-rata. Lebih jauh, tingginya persentase masyarakat miskin rupanya bisa ditarik benang merah yang berasal dari tingginya angka putus sekolah.

Pada 2007, Ichsan resmi menerapkan pendidikan gratis dari jenjang SD hingga SMA --yang pertama di Sulawesi Selatan dan Indonesia-- setelah setahun sebelumnya melakukan uji coba melarang pihak sekolah memungut biaya.

4. Kebijakan pendidikan gratis segala jenjang ternyata berbuah manis

Ichsan Yasin Limpo, si Pendobrak Bidang Pendidikan Sulawesi SelatanANTARA FOTO/Yusran Uccang

Namun pendidikan gratis yang dicanangkan mendapat cibiran. Sebagian pihak mengapungkan opini jika tanpa biaya, mutu pendidikan turut menukik. Kebijakan larangan pungutan, yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4/2008 tentang Pendidikan Gratis, nyatanya masih saja dilanggar sejumlah guru dan kepala sekolah.

"Mereka masih melakukan pungutan dengan melibatkan pihak ketiga dalam bentuk penjualan pakaian seragam dan olahraga siswa, penjualan LKS, buku, dan pungutan pembiayaan bangunan fisik sekolah," ujar IYL saat diwawancarai Majalah Gatra pada 2009 silam. Tanpa ragu, ia langsung mencopot pihak-pihak yang membandel dari jabatannya.

Opini negatif tak terbukti. Kebijakan berfokus pada pembangunan dan pengadaan sarana pendidikan demi penciptaan sumber daya manusia berujung manis. Angka kelulusan seluruh jenjang mencapai 100 persen. Tak melulu pada murid, guru juga turut dirangkul melalui program antar-jemput guru yang kediamannya jauh dari sekolah tempat bertugas.

Jika menilik statistik yang dihimpun Katadata , angka melek huruf di Gowa pun selalu mengalami peningkatan. Data dari 2008 hingga 2013 menunjukkan statistiknya naik dari 78,24 persen menjadi 84,5 persen. Atas jasanya di bidang pendidikan, IYL dianugrahi beragam penghargaan, salah satunya dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 2014.

Baca Juga: Karaeng Pattingalloang: Poliglot dan Pecinta Sains Asal Gowa-Tallo

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya