Marak Pemadaman, PLN Kejar Cakupan Listrik 100 Persen di Sulsel

Rasio elektrifikasi per September capai 99,99 persen

Makassar, IDN Times - Di tengah maraknya pemadaman bergilir, PLN mengejar target rasio elektrifikasi atau cakupan listrik seratus persen di Sulawesi Selatan, dengan menghadirkan listrik 24 jam untuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang memiliki sumber penerangan dengan jumlah rumah tangga di suatu wilayah. Hingga September 2023, realisasi rasio elektrifikasi di Sulsel mencapai 99,99 persen, dengan rasio desa berlistrik telah mencapai 100 persen.

Baca Juga: Pelanggan Dapat Kompensasi Pemadaman Listrik? Ini Jawaban PLN

1. Enam dusun terpencil di Wajo teraliri listrik

Marak Pemadaman, PLN Kejar Cakupan Listrik 100 Persen di SulselIlustrasi meteran listrik (dok. PLN)

Teranyar, PLN menghadirkan listrik 24 jam bagi 116 keluarga di enam dusun terpencil di Kabupaten Wajo. General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat M. Andy Adchaminoerdin optimistis hadirnya listrik dapat meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat setempat.

Andi mengatakan, upaya melistriki enam dusun di Wajo tidak mudah, karena medan ekstrem di lokasi berjarak sekitar 37 kilometer dari ibu kota, Sengkang. PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 5,14 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 7,58 kms, serta 8 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 400 kilo Volt Ampere (kVA). 

"Kami menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat bersama masyarakat yang turut membantu petugas PLN dalam hal mobilisasi material," kata Andy dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).

2. Hadirnya listrik membantu petani desa

Marak Pemadaman, PLN Kejar Cakupan Listrik 100 Persen di Sulselilustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Salah satu wilayah yang teraliri listrik adalah Desa Cinnong Tabi di Kecamatan Majauleng. Kepala Desa setempat, A. Tune mengatakan, hadirnya listrik diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya dalam pompanisasi persawahan.

“Dimana di Desa Cinnong Tabi ini, mayoritas merupakan petani. Harapannya dengan hadirnya listrik ini, pompanisasi persawahan tidak lagi menggunakan bahan bakar, dikarenkan bahan bakar disini terbatas,” ujarnya.

Tune mengatakan warga desa sudah menantikan listrik sejak lama. Bahkan, ada warga yang pindah ke jalan poros demi bisa menikmati listrik. "Syukur alhamdulillah semoga dengan masuknya bisa meningkat ekonominya masyarakat dan tidak ada lagi warga yang mengeluh karena tidak ada listrik," katanya.

3. Pemadaman listrik masih berlangsung di Sulsel

Marak Pemadaman, PLN Kejar Cakupan Listrik 100 Persen di SulselManager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif. (IDN Times/Dahrul Amri)

Sebelumnya Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syari menyampaikan permohonan maaf atas pemadaman bergilir belakangan ini. Hal itu karena menurunnya kinerja beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akibat kekeringan di tengah kemarau panjang dan dampak el nino.

"Kita akui debit air di PLTA-PLTA itu semakin berdampak, jadi awalnya kita bisa menyuplai (listrik) dari PLTA itu sampai 850 Mega Watt tapi sekarang itu sekitar 200 Mega Watt saja. Karena kondisi listrik Sulawesi Selatan itu 30 persen disuplai dengan air," Ahmad menjelaskan.

"Selain pengaruh terhadap PLTA kami, PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu) kami juga demikian akibat kondisi el nino ini, seperti di PLTB Sidrap dan Jeneponto. Biasa di PLTB itu bisa hasilkan 140 Mega Watt sekarang itu hanya suplai 20 sampai 30 saja," lanjutnya.

Ahmad menambahkan, kondisi kelistrikan di wilayah Sulselrabar ini dalam tahun 2023, terparah dalam beberapa tahun terakhir. Pihaknya sudah berupaya menormalkan kinerja PLTA dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan di sekitar PLTA.

"Kami berusaha untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di daerah aliran sungai," kata Ahmad.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso menjelaskan segala upaya dilakukan untuk memperkuat sistem kelistrikan. Di antaranya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) khususnya di daerah aliran sungai di lokasi PLTA, serta relokasi secara bertahap pembangkit dengan total daya 80 MW.

"Kami tidak akan berhenti dan terus berupaya secara bertahap memperkuat sistem kelistrikan. Tim khusus bidang pembangkitan dari Nusantara Power, Indonesia Power, PLN Tarakan dan PLN Batam kami terjunkan untuk membantu pemulihan sistem kelistrikan Sulbagsel," ujar Adi dalam keterangan yang dikutip, Jumat (3/11/2023).

Baca Juga: Danny Pomanto Geram ke PLN soal 3 Orang Tewas Akibat Pemadaman Listrik

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya