Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Sisi Positif Mampu Bedakan Self Reward dengan Keinginan Impulsif

ilustrasi belanja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Self reward dan keinginan impulsif. Dua hal ini mungkin sudah kamu dengar berulang kali. Self reward adalah untuk penghargaan terhadap diri sendiri atas suatu pencapaian. Adapun keinginan impulsif adalah dorongan yang muncul karena emosi sesaat. Contohnya membeli barang tanpa pikir panjang.

Sudah seharusnya kita mampu membedakan antara self reward dengan impulsif. Keduanya berpengaruh besar terhadap keputusan yang diambil. Baik dari sisi kesehatan mental, pengelolaan keuangan, sampai dengan pertumbuhan pribadi. Mampu membedakan keduanya, sisi positif di bawah ini yang akan dirasakan.

1. Membantu stabilitas emosi dan finansial

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Puwadon Sang-ngern)

Self reward dan keinginan impulsif. Tidak banyak orang yang mampu membedakan keduanya. Contohnya seseorang membeli barang secara berlebihan dengan alasan sebagai bentuk apresiasi diri. Padahal yang dilakukan merupakan cerminan dari keinginan impulsif.

Ketika kita mampu membedakan keduanya, tentu terdapat sisi positif yang dirasakan. Salah satunya membantu stabilitas emosi dan finansial. Memiliki kemampuan membedakan keduanya, kita bisa menjaga emosi tetap stabil dan mengelola keuangan dengan lebih terencana.

2. Membentuk pola hidup yang lebih disiplin

ilustrasi orang disiplin (pexels.com/Moose photos)

Ketika seseorang memiliki kehidupan yang disiplin, segala sesuatunya berjalan dengan lebih terarah. Namun pola hidup demikian juga harus mampu diimbangi dengan sikap yang bijaksana. Terutama dari segi pengelolaan diri agar tidak mengambil keputusan yang mengacaukan keteraturan.

Di sinilah sisi positif saat seseorang mampu membedakan antara self reward dengan keinginan impulsif. Otomatis ia mampu membentuk pola hidup yang lebih disiplin. Memberi reward hanya hanya pada saat yang layak akan membentuk kebiasaan disiplin dan bertanggung jawab. Seseorang lebih menghargai proses, bukan hanya hasil.

3. Turut menumbuhkan rasa puas dan syukur

ilustrasi bersyukur (unsplash.com/Omid Armin)

Pernahkah memiliki keinginan untuk membeli barang tanpa pertimbangan? Apalagi sekadar mengikuti tren atau tertarik dengan harganya yang memperoleh diskon. Kemudian kita beranggapan jika ini dilakukan atas dasar upaya mengapresiasi diri. Padahal sejatinya merupakan keinginan impulsif.

Menjadi keharusan bagi kita mampu membedakan kedua hal tersebut agar tidak terjebak pemahaman yang keliru. Saat mampu membedakan keduanya, turut menumbuhkan rasa puas dan syukur. Self reward yang direncanakan memberi rasa puas lebih dalam karena ada makna di baliknya.

4. Mendukung tujuan dalam jangka panjang

ilustrasi perencanaan (pexels.com/Jessica Lewis Thepaintedsquare)

Self reward dan keinginan impulsif. Keduanya merupakan dua hal yang berdampingan. Mirisnya, banyak orang tidak mampu membedakan antara self reward dengan keinginan impulsif. Padahal dengan membedakan keduanya, justru banyak sisi positif yang akan dirasakan.

Kemampuan membedakan self reward dan keinginan impulsif mendukung tujuan dalam jangka panjang. Self reward biasanya terkait dengan pencapaian atau hasil usaha, sehingga lebih selaras dengan tujuan jangka panjang. Adapun keinginan impulsif cenderung hanya memberi kepuasan sesaat, dan bisa mengganggu progres yang sedang dijalani.

5. Sebagai penguatan kendali diri

ilustrasi perempuan percaya diri (pexels.com/Moose Photos)

Tanpa disadari kita masih kerap terjebak dalam keinginan impulsif. Contohnya memutuskan membeli barang tanpa adanya pertimbangan matang. Kemudian membela diri dengan alasan ini bagian dari self reward. Setelah bekerja keras dapat menghadiahi diri dengan barang-barang branded dan berharga mahal.

Tapi untuk sekarang, mari belajar membedakan keduanya. Dengan memahami sisi perbedaan self reward dengan keinginan impulsif, dapat sebagai penguatan kendali diri. Ini membuat kita lebih bijak dalam mengambil keputusan dan tidak mudah terbawa emosi sesaat.

6. Terhindar dari penyesalan berlarut-larut

ilustrasi penyesalan (pexels.com/Alex Green)

Membedakan antara self reward dengan keinginan impulsif emang terlihat sederhana. Tapi pada kenyataannya banyak orang tidak mampu membedakan kedua hal tersebut. Seringkali membenarkan keinginan impulsif dengan alasan merupakan bagian dari upaya menghargai diri sendiri.

Padahal dengan objektif membedakan keduanya justru menghadirkan sisi positif. Di sinilah kita terhindar dari penyesalan berlarut-larut. Kita mampu membuat keputusan yang bijak sehingga tidak mengajarkan keteraturan hidup akibat pemborosan.

Self reward dan keinginan impulsif merupakan dua hal yang terlihat hampir sama. Padahal keduanya memiliki sisi perbedaan yang tegas. Saat kita mampu membedakan keduanya, tentu terdapat sisi positif yang akan dirasakan. Kita memiliki pengelolaan keuangan sekaligus pengelolaan diri yang lebih terarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us