5 Perilaku Toksik yang Sering Dianggap Bercanda, Padahal Menyakiti

Dalam dunia pertemanan, candaan memang diperlukan. Ia menjadi bumbu penyedap yang bisa mempererat hubungan. Namun, bukan berarti kita bisa bercanda seenaknya.
Perlu diingat, setiap orang memiliki perasaan yang berbeda. Candaan yang berlebihan justru bisa melukai, bahkan merusak hubungan. Alih-alih menguatkan, pertemanan malah bisa menjadi toksik.
Lima hal di bawah ini akan mengulas lebih lanjut soal pentingnya bijak dalam bercanda. Yuk, simak bersama!
1. Mengejek penampilan atau fisik seseorang

lya, tahu kok, kamu hanya bercanda. Tapi percayalah, tidak semua orang suka dengan hal demikian. Juga tidak bisa kamu menggeneralisasi dengan bilang kalau mereka tidak boleh baper. Setiap orang punya hak atas perasaannya. Barangkali hatinya selembut salju. Kamu juga tidak punya kewenangan untuk mengatur mereka.
Mari lihat lebih luas perihal bagaimana pertemanan bekerja. Poin intinya adalah mari ambil sikap bijaksana. Jangan anggap enteng perasaan temanmu. Kamu tidak pernah tahu masa lalunya, barangkali ia trauma dengan ejekan semacam itu. Jadi, meski kontesknya bercanda, tapi tetap jaga etika ya.
2. Meremehkan pencapaian atau mimpi temanmu

Hidup ini penuh misteri dan kejutan, kamu tidak pernah tahu temanmu akan jadi apa nanti di masa depan. Barangkali ia bakal sukses besar, punya bisnis yang menggurita, juga aset di mana-mana. Apakah itu mustahil? Tentu tidak dong. Setiap orang punya peluang untuk mampu memperoleh apa yang diusahakannya. Jadi jangan pernah pandang remeh mimpi atau cita-cita temanmu.
Hari ini kamu ihat dia biasa-biasa saja, tapi besok ia melampauimu. Kalau sudah begitu, siapa yang malu? Selain itu, setiap orang punya kesempatan yang sama untuk bermimpi. Begitupun dengan upaya dan langkah-langkah untuk menjadikannya kenyataan. Kalau kamu tidak menaruh respek, itu artinya jiwamu toksik. Segera bersihkan.
3. Tidak mampu jaga rahasia

Coba buka dan ketik "rahasia" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamu pasti akan melihat secara gamblang definisi dari rahasia. Yaitu sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Jadi, rahasia itu wajib disembunyikan.
Tapi kamu berbeda, boro-boro mempertahankannya agar tidak bocor, kamu malah gembar-gembor, dengan bangga menceritakannya kepada orang lain, berlindung pada dalih bercanda. Tentu hati temanmu merasa dilukai. Ternyata kamu tidak amanah, juga tidak dapat lagi dipercaya.
4. Candaan yang arahnya menuju pelecehan

Ini paling tidak etis sih. Sebagai sesama manusia, kamu harusnya saling menghargai. Tidak layak melontarkan candaan yang mengarah pada pelecahan, apalagi pelecehan seksual, Itu keterlaluan bukan candaan.
Meski begitu, pemandangan seperti itu masih lumrah disaksikan hari ini. Ketika orang-orang dengan santainya bersiul ketika ada cewek yang lewat. Disangkanya keren, padahal itu tindakan rendahan dan toksik abis. Kamu jangan ikut-kutan ya.
5. Membuat malu teman di keramaian

Misalkan menceritakan kejadian memalukan yang pernah dialami oleh temanmu. Tidak masalaah sih kalau sama mereka yang betul-betul sudah kenal dekat. Tapi masalahnya adalah kamu mengungkapkannya di tempat yang juga teman baru berkumpul di situ. Apa yang temanmu rasakan pasti bisa kamu mengerti. Hatinya mestilah tercabik-cabik karena ulahmu. Mungkin saat itu tampak ikut tertawa kecil, tapi belum tentu dengan isi hatinya. lya kan? Makanya itu, sebisa mungkin hentikan hal-hal yang berwarna toksik lingkungan pertemanan. Mari bawa warna cerah yang penuh tawa dan bahagia.
Berjanjilah mulai hari ini, mari menjelma jadi agen perubahan di tongkrongan. Sebagai pribadi yang berusaha memberikan perkataan dan tindakan yang bikin adem. Sudah siap?