4 Kunci Lepas dari Gaya Hidup Flexing dan Hedon yang Sudah Membudaya

Validasi dan kemewahan bukan jaminan kebahagiaan

Intinya Sih...

  • Gaya hidup flexing dan hedon tidak ciptakan kepuasan jangka panjang.
  • Keseimbangan hidup rusak jika terperangkap dalam gaya hidup tersebut.
  • Mulailah dengan menyadari nilai sejati dan prioritas hidup, fokus pada hal-hal yang memberikan kebahagiaan dan makna sejati.

Di era sekarang ini tentu kita sudah tidak asing dengan perilaku flexing. Fenomena yang bisa dilihat saat seseorang pamer barang-barang branded yang dimiliki. Bisa juga dengan memamerkan prestasi dan pencapaian yang dianggap sebagai simbol kesuksesan. Jika kita membahas tentang sikap flexing, biasanya turut diiringi dengan perilaku hedon. Kehidupan hanya seputar berfoya-foya dan kesenangan sesaat.

Tentu kita harus mampu melepaskan diri dari gaya hidup flexing dan hedon. Karena berfoya-foya tidak akan menciptakan kepuasan dalam jangka panjang. Justru ini yang akan merusak kesejahteraan mental maupun finansial. Apakah mungkin bagi kita untuk melepaskan diri dari gaya hidup flexing dan hedon yang sudah mengakar kuat? Tentu sangat mungkin. Berikut deretan kunci yang harus kamu terapkan dalam kehidupan nyata.

1. Menyadari nilai sejati dan prioritas hidup

4 Kunci Lepas dari Gaya Hidup Flexing dan Hedon yang Sudah Membudayailustrasi sedang berpikir (pixabay.com/Sophieja23)

Keseimbangan hidup bisa rusak jika kita terperangkap dalam gaya hidup flexing dan serba hedon. Contohnya berani menguras seluruh tabungan hanya untuk menuruti gaya hidup yang terlihat mewah. Atau kita bersaing dengan lingkungan sekitar untuk menonjolkan kesan sukses dan memiliki karier cemerlang. Ternyata, setiap orang bisa saja melepaskan diri dari gaya hidup flexing dan hedon yang mendominasi. Semua kembali lagi dari niat yang diterapkan.

Kita bisa memulainya dengan menyadari nilai sejati dan prioritas hidup. Refleksikan apa yang benar-benar penting dan menjadi kebutuhan utama. Apakah itu hubungan, pengalaman, kesehatan, atau pengembangan diri? Fokuslah pada hal-hal yang memberikan kebahagiaan dan makna sejati, bukan pada penampilan atau status sosial. Apalagi sekedar memburu validasi semu.

2. Membangun koneksi sosial yang lebih bermakna

4 Kunci Lepas dari Gaya Hidup Flexing dan Hedon yang Sudah Membudayailustrasi pertemanan inspiratif (pexels.com/Fauxels)

Gaya hidup flexing dan hedon memang kerap menjadi prioritas. Tapi sampai kapan kita mau menempatkan diri dalam kehidupan sedemikian rupa? Padahal banyak kesempatan untuk melepaskan diri dari gaya hidup hedon dan flexing. Untuk selanjutnya menciptakan alur kehidupan yang lebih berkualitas dan bermakna. Namun demikian, apa saja yang perlu diperhatikan agar bisa terlepas dari gaya hidup demikian?

Kita bisa mulai membangun koneksi sosial yang lebih bermakna. Kelilingi diri dengan orang-orang yang menjadi sumber inspirasi positif. Mereka tidak hanya mengedepankan gaya hidup gengsi dan kemewahan. Namun menyadarkan kita tentang kehidupan yang sederhana namun berarti. Karena untuk memperoleh kebahagiaan tidak harus ditebus dengan uang dan kemewahan. Juga bukan tentang validasi sosial yang bertubi-tubi.

3. Mengutamakan kepuasan yang bersumber dari hal-hal sederhana

4 Kunci Lepas dari Gaya Hidup Flexing dan Hedon yang Sudah Membudayailustrasi perempuan tersenyum (unsplash.com/Nguyen Hiep)

Tanpa disadari masih banyak orang berjuang lepas dari gaya hidup hedon dan flexing. Tapi upaya yang mereka lakukan juga berkali-kali gagal. Pada akhirnya kembali terperangkap dalam gaya hidup yang mengedepankan kemewahan dan mengejar status sosial. Untuk membebaskan diri dari gaya hidup hedon dan flexing, sebenarnya tidak susah. Terdapat beberapa hal yang menjadi kunci utama.

Kita perlu membangun kembali mengenai pola pikir yang cerdas. Salah satunya mengutamakan kepuasan yang bersumber dari hal-hal sederhana. Bagaimanapun juga, kemewahan hanya akan membawa kepuasan dan kebahagiaan dalam jangka pendek. Berbeda dengan hal-hal kecil yang mampu menghadirkan kesan bermakna. Justru Ini yang akan bertahan dalam jangka panjang dan tidak tergerus waktu.

4. Berani mengesampingkan sikap gengsi

4 Kunci Lepas dari Gaya Hidup Flexing dan Hedon yang Sudah Membudayailustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Jeremy McKnight)

Banyak sekali fenomena sosial yang bisa diamati di era sekarang ini. Apalagi didukung dengan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat. Banyak orang terjebak gaya hidup flexing dan hedon untuk mengikuti tren dan topik yang sedang viral. Muncul rasa malu dan minder jika tidak bisa mengikuti standar atau tuntutan tersebut. Tapi apakah yakin ini bisa menjamin kebahagiaan? Padahal kita bisa saja keluar dari tuntutan gaya hidup kita dan flexing.

Kuncinya hanya dengan keberanian mengesampingkan sikap gengsi. Berbagai tuntutan yang berkembang di lingkungan sosial tidak perlu diikuti. Alih-alih mengumpulkan barang-barang materi, fokuslah pada pengalaman yang memberikan kebahagiaan lebih lama dan mendalam. Memiliki prinsip dan pendirian berbeda dengan orang lain bukan suatu hal yang keliru. Latih diri untuk lebih mindful dan menikmati momen saat ini.

Gaya hidup flexing dan hedon tidak seharusnya dijadikan sebagai tujuan utama. Karena ini berpotensi menghancurkan alur kehidupan yang sudah tertata. Sebisa mungkin, kita harus mampu melepaskan diri dari gaya hidup tersebut. Sadari nilai sejati dan prioritas dalam hidup, sekaligus menomor duakan sikap gengsi yang masih mendominasi diri. Ingat bahwa kemewahan dan materi bukan jaminan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Baca Juga: 5 Pola Pikir yang Bisa Membuat Orang Lain Menjauhi Kamu

Mutia Zahra Photo Community Writer Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya