TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Kutipan dari Buku Filosofi Teras Ini Bikin Kamu Bebas Stres

Kuncinya adalah kendalikan pikiranmu!

Buku Filosofi Teras (Instagram/fadillayst)

Filosofi Teras merupakan salah satu buku yang tengah hits belakangan ini. Buku karya Henry Manampiring ini berisi penjelasan sederhana dan praktis tentang filsafat stoisisme, yang bermanfaat untuk membentuk mental tangguh.

Biasanya buku tentang filosofi berisi hal-hal abstrak dan sulit dimengerti. Namun tidak dengan buku Filosofi Teras. Kamu bisa menemukan berbagai pemahaman simpel yang bisa mengarahkan kamu berdamai dengan hidup serta terhindar dari stres.

Tidak hanya bicara soal ajaran filsafatnya, Henry Manampiring juga menyajikan wawancara dengan psikiater, psikolog anak, serta beberapa orang yang telah mempraktikkan stoisisme. Apa yang mereka sampaikan memperkaya buku ini.

Ini dia, 10 kutipan dari buku Filosofi yang bikin kamu bebas dari stress.

Baca Juga: [OPINI] Arti Kebahagiaan dalam Filosofi Stoa Menurut Marcus Aurelius 

Baca Juga: 5 Pelajaran Penting Stoisisme, Filsafat Romawi Kuno Berumur 2000 Tahun

1. Dalam hidup ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, ada pula yang tidak bisa kita kendalikan

Pria berdiri (pixabay/dcCartoon)

Sering kali, manusia itu dibuat stres karena tidak mengendalikan banyak hal yang ada di dalam hidupnya. Tanpa sebenarnya mengetahui bahwa dalam hidup, ada hal-hal yang di dalam kendali kita ada yang di luar kendali kita.

Buku Filosofi Teras mengenalkan padamu apa itu dikatomoni kendali, yaitu sebuah konsep yang memberi tahu kamu mana saja yang menjadi bagianmu yang bisa di kendalikan dan mana yang tidak. Dengan mengetahui ini kamu bisa terhindar dari stres karena berupaya mengendalikan banyak hal.

2. Segala hal diluar kendali kita itu bersifat netral, bisa menjadi positif/negatif tergantung kita mempersepsikannya

wanita dan emosi (pixabay/graweahak)

Buku Filosofi Teras mengajarkanmu bahwa segala sesuatu yang ada di luar kendalimu, seperti sikap orang, omongan orang, kejadian di sekitar itu sebenarnya bersifat netral. Tidak baik, tidak buruk, bukan sebuah masalah, bukan pula hal yang bisa membuat stres.

Hal tersebut bisa menjadi baik, bisa menjadi buruk dan bisa membuat masalah bahkan membuat stres, tergantung bagaimana kamu mempersepsikannya. Jadi pastikan kamu memiliki persepsi yang baik agar kamu terhindar dari stres karena masalah tersebut.

3. Kendalikan pikiran mu sendiri, pikiran yang tidak diganggu oleh emosi yang berkecamuk adalah sebuah benteng yang kokoh untuk tempat berlindung

Pria bermeditasi (pixabay/brenkee)

Ini balik lagi ke konsep dikatomoni kendali di atas. Kamu tidak bisa mengendalikan orang lain harus bersikap seperti apa, keadaan di lingkunganmu seperti apa. Tapi kamu bisa tetap tenang dengan mengendalikan pikiranmu sendiri.

4. Ingat, kita selalu bisa mengendalikan respon kita agar tidak lebay dalam menghadapi suatu masalah yang sebenarnya jika dilihat dari kejauhan masalah ini tidak sebesar yang kita kira

Solidaritas tim (pixabay/stocksnap)

Selalu kembali pada dikatomoni kendali. Responsmu pada suatu masalah itu bisa kendalikan. Kamu bisa bersikap lebih baik dalam menghadapi masalah agar tidak membawa stres pada dirimu sendiri.

Dan jika dipikir dengan cermat. masalah yang ada itu tak seburuk yang kamu kira. Kamu selalu bisa untuk bersikap tenang.

5. Yang bikin kita lebih menderita sebenernya imajinasi kita sendiri akan masalah yang ada, bukan kenyataan yang terjadi

Lelah (pixabay/lukasbieri)

Istilah overthinking sepertinya familier dengan kehidupan orang akhir-akhir ini. Dalam buku Filosofi Teras ini kamu akan diajak belajar agar tidak overthinking pada masalah yang bisa membuatmu memperburuk keadaan.

Masalahmu itu boleh jadi sederhana, namun kepalamu memproyeksikan banyak skenario lain di luar masalah yang memperumit semuanya. Jika kamu hanya fokus pada masalah dan solusinya, kamu bisa segera menyelesaikan masalah tersebut tanpa harus melalui fase stres terlebih dulu.

6. Hidup itu simpel, jangan dibikin ribet. Gak sengaja makan timun pahit, ya buang. Jalan ditutup karena ada hajatan yang puter balik.

Ilustrasi kebijaksanaan (pixabay/silviarita)

Manusia itu sering kali dipusingkan dengan meminta penjelasan pada suatu masalah yang tidak akan berubah meski kamu mendapatkan penjelasan tersebut. Seperti makan timun yang pahit. Ya buang, sudah, tidak perlu marah-marah meminta penjelasan. Sebab mendapatkan penjelasan mengapa timun itu pahit pun tidak mengubah fakta kamu sudah makan timun pahit.

Filosofi Teras mengajak kamu untuk hidup dengan sederhana dengan tidak perlu menuntut penjelasan apalagi sampai marah-marah atas hal-hal yang tidak akan berubah. Hal ini tentu bisa mengurangi stresmu pada hal-hal sepele.

7. Jangan menuntut hidup sesuai dengan keinginan mu, tapi berdoalah agar hidup berjalan dengan baik sebaik takdir yang sudah ditulis kan untuk mu

Kebingungan (Pixabay/mabelamber)

Sekali lagi, kembali pada dikotomoni kendali. Hidup ini bukan milikmu semata melainkan milik Tuhan.  Kamu bebas berikhtiar semaksimal mungkin untuk mewujudkan rencana mu, karena itu berada di dalam kendalimu. Tapi akan seperti apa hidup berjalan kedepannya, mana rencana mu yang akan berhasil, hasil seperti apa yang akan kamu terima dari usahamu, itu adalah kendali Tuhan.

Jadi, jangan dibikin stres dengan ingin mengendalikan semuanya dan berjalan sesuai dengan kacamata mu. Tetapi berdoalah agar hidup mu berjalan seperti sebaik-baiknya takdir yang tertulis.

8. Baper itu sumber segala masalah

Ilustrasi kesalahan penuh tanda tanya (Pixabay/Tumisu 1217)

Di era sosial media seperti ini, orang-orang menjadi lebih sensitif. Melihat komentar tidak enak marah, sedih dan balas dengan komentar buruk lainnya. Padahal sering kali objek pembahasannya bukan kamu, bukan agamamu yang harus dibela.

Filosofi Teras mengajarkan agar tidak mudah baper pada apa-apa yang ada di luaran sana agar kamu tidak lelah dan mudah stres.

9. Sebaik-baiknya manusia yang hidup, ialah yang menerima dengan baik takdir yang telah terjadi padanya—hidup selaras dengan alam, tidak melawan, tidak mengingkari hal yang tidak bisa diubah

Pagi Hari yang cerah (pixabay/engin_akyurt)

Stres itu sering kali muncul dikarenakan diri tidak puas dengan apa yang menjadi hasil atas apa yang sudah dikerjakan atau atas apa yang sudah di rencanakan. Padahal, apa yang sudah terjadi adalah sebaik-baiknya kejadian yang harus terjadi menurut pemilik hidup mu, yaitu Tuhan.

Buku Filosofi Teras ini mengajarkan, jika kamu tidak ingin stres maka terimalah dengan lapang dada takdir yang terjadi. 

Baca Juga: 10 Quotes Stoisisme yang Bisa Membuatmu Hidup dengan Lebih Baik

Verified Writer

Eriana Widya

The best of people among you are those who benefit others the most (H.R. Bukhari)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya