TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penuh Haru, 8 Puisi yang Cocok Jadi Pengiring Ucapan Selamat Hari Ibu

Mulai dari Asrul Sani, Gus Mus sampai M. Aan Mansyur

unsplash.com/Randy Rooibaatjie

Makassar, IDN Times - Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Pada hari tersebut, sepertinya belum sah kalau tidak melewati hari dengan mengucap sepatah dua patah kata apresiasi penuh cinta kepada salah satu sosok yang memberi andil besar dalam hidup kita yakni ibu.

Puisi jadi cara manjur untuk mengantar kata-kata tersebut kepada sosok ibu. Dan seluruh penyair Indonesia pun seolah sepakat bahwa perempuan tangguh adalah inspirasi yang pantas abadi dalam larik demi larik.

Nah, berikut IDN Times memilih delapan puisi penghormatan untuk ibu. Mungkin saja penggalan salah satu karya bisa memberimu ide atau dipinjam --tentu saja dengan kredit nama si penulis, ya-- untuk gambarkan perasaanmu ke ibunda tersayang.

1. "Ibu" - D. Zawawi Imron

Twitter.com/sahaL_AS

"Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan

Namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu"

Sebuah puisi karangan penyair sekaligus budayawan Madura, D. Zawawi Imron. Dalam "Ibu", sastrawan yang menerima penghargaan kebudayaan dari Kemendikbud pada 2018 silam itu menggambar sosok ibu sebagai tempat asal dan kembali. Ibu turut digambarkan sebagai sosok yang siap menunggu sang anak apapun yang terjadi.

2. "Surat Dari Ibu" - Asrul Sani

Brainly.co.id

"Kembali pulang, anakku sayang kembali ke balik malam!

Jika kapalmu telah rapat ke tepi

Kita akan bercerita tentang cinta dan hidupmu pagi hari"

Mendiang seniman serba bisa kelahiran Rao, Sumatera Barat, ini juga dikenal karena puisi-puisinya. Asrul Sani --salah satu tokoh pembaharu sastra Indonesia yakni Angkatan '45-- menggambarkan ibu dalam puisi "Surat dari Ibu" sebagai orang yang melepas sang buah hati untuk menyongsong kebebasan. Namun, ibu pula lah yang siap menyambut anak ketika kembali.

3. "Ibunda Tercinta" - Umbu Landu Paranggi

Twitter.com/MalampuisiJBR

"Perempuan tua itu senantiasa bernama :

cinta kasih sayang, tiga kata purba

di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri

menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya"

Umbu Landu Paranggi disebut sebagai sastrawan misterius Indonesia oleh sebagian pihak. Jauh dari sorotan media, publik mengenalnya lewat tulisan-tulisannya mulai dari puisi, cerpen hingga esai. Salah satu guratan sastrawan 76 tahun tersebut adalah puisi "Ibunda Tercinta", perihal segala sisi dalam satu sosok yakni ibu.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Membuat Ibu Merasa Spesial dan Bahagia di Hari Ibu

4. "Ibuku" - Ahmad Mustofa Bisri

Dok. Istimewa (KangSambas.com)

"Ibu, aku bersaksi

engkau guru pertamaku yang mengajari

kasih sayang sejati"

Ahmad Mustofa Bisri --atau Gus Mus-- memang lebih dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka di Nahdlatul Ulama. Di sela-sela kesibukan mengurus Pondok Pesantrn Raudlatut Thalibin di Rembang, Jawa Timur, Gus Mus masih menulis puisi dan sejumlah karya sastra lain. Salah satu puisi beliau adalah "Ibuku", yang menggambarkan ibu sebagai sosok pengajar kebaikan dan kebajikan bagi buah hati.

5. "Petuah Ayah" - Adimas Imanuel

Puisinya memang cukup pendek. Tapi Adimas Imanuel --dan tentu saja kita semua-- sepakat bahwa hati ibu dan segala kelapangannya adalah tempat teduh paling sempurna.

6. "Jangan Takut Ibu" - W.S. Rendra

KT Puisi

"Ada gubernur sarapan bangkai buruk pabrik

Bupati mengunyah aspal

Anak-anak sekolah dijadikan bonsai

Jangan takut ibu!

Kita harus bertahan

Karena ketakutan meningkatkan penindasan"

Dalam puisi-puisinya, Si Burung Merak --julukan mendiang W.S. Rendra-- selalu menyelipkan protes atas ketidak adilan yang terpampang jelas. Salah satunya dalam puisi "Jangan Takut Ibu", di mana ibu diminta tetap tegar kendati dunia kian kejam dan gawat dari waktu ke waktu.

7. "Pulang ke Dapur Ibu" - M. Aan Mansyur

sepuluhjemari.wordpress.com

"Aku ingin pulang ke dapur ibuku, melihatnya sepanjang hari tidak bicara. Aku ingin menghirup seluruh kebahagiannya -- yang menebal jadi aroma yang selalu membuat anak kecil dalam diriku kelaparan."

Bagi penyair M. Aan Mansyur, ibu adalah salah satu sumber untuk banyak puisi-puisinya. Salah satunya "Pulang ke Dapur Ibu", di mana penulis asal Bone, Sulawesi Selatan, tersebut mengaitkan memori akan ibu dengan rumah dan segala kehangatannya.

Baca Juga: Rayakan Hari Ibu, 10 Rekomendasi Lagu untuk Ibu yang Sarat Makna!

Berita Terkini Lainnya