5 Alasan Kocak Kenapa Model Kemasan Obat Sakit Kepala Itu Bapak-Bapak?

- Model kemasan obat sakit kepala selalu bapak-bapak karena dianggap lebih mengena dan tepat sasaran.
- Bapak-bapak biasanya langsung lunglai saat didera demam dan sakit kepala, sehingga model kemasan obat jadi solusi yang tepat.
- Beban hidup bapak-bapak yang kompleks membuat mereka cepat merasakan sakit kepala, dituntut harus selalu sehat untuk menjalani aktivitas hariannya.
Pernah mikir gak, kenapa model kemasan obat sakit kepala dari berbagai merek itu selalu bapak-bapak? Padahal, kalau dilihat dari kesibukan rumah tangga dan keseharian, mak-mak lah yang sejatinya paling rentan terkena gangguan pusing dan sejenisnya. Ekspresi bapak-bapak menahan rasa sakit sambil memegang kepala dengan efek lingkaran kayaknya jadi daya tarik tersendiri saat seseorang sedang dilanda gangguan sakit kepala.
Bukan tanpa alasan, ini dia beberapa hal kocak yang mungkin jadi penyebab mengapa model kemasan obat pusing itu selalu bapak-bapak. Beban hidup seolah semuanya ada di dalam kepalanya, ya?
1. Dibandingin sakit lainnya, bapak-bapak biasanya pusing dikit langsung ngerasa kayak dunia mau kiamat

Dibandingin jatuh dari motor, disengat lebah, atau lelah bekerja, bapak-bapak biasanya langsung lunglai saat mulai didera demam dan sakit kepala. Meski kepala cuma sekadar nyut-nyutan, mereka udah ngerasa dunia kayak sebentar lagi mau kiamat. Alih-alih tetap beraktivitas seperti biasanya, mereka lebih memilih istirahat di pembaringan sambil bicara ngalor-ngidul tentang akhir kehidupan.
Jadi gak salah kalau model kemasan obat sakit kepala itu bapak-bapak karena dianggap lebih mengena dan tepat sasaran. Gak perlu nunggu lama, saat kepala udah mulai keliyengan, obat sakit kepala jadi solusi untuk meredakannya. Aktivitas yang sempat tertunda karena sakit kepala pun bisa dilanjutkan kembali setelah minum obat dengan model kemasan bapak-bapak.
2. Kebanyakan bapak-bapak gak suka seblak, rujak, dan makanan pedas lainnya yang dipercaya bisa meredakan pusing

Karena tergolong sakit ringan, sakit kepala biasanya bisa diredakan tanpa harus mengonsumsi obat-obatan kimia. Kebanyakan mak-mak malah biasanya mengatasi sakit kepala dengan makan seblak, bakso dengan sambal melimpah, rujak, atau camilan pedas lainnya. Rasanya yang gurih dan bikin segar emang selalu dipercaya bisa menyingkirkan rasa pusing yang bikin aktivitas harian jadi terganggu.
Namun, karena kebanyakan bapak-bapak gak suka sama makanan pedas, mereka lebih memilih minum obat saat sakit kepala menyerang. Alih-alih ikutan makan rujak atau seblak kayak mak-mak, bapak-bapak malah menyiksa diri dengan menjejali mulut dengan obat-obatan yang rasanya pahit. Maka tak heran, model kemasan obat sakit kepala itu selalu bapak-bapak yang tetap setia dengan obat dibandingkan harus memaksakan diri makan rujak dan seblak.
3. Bapak-bapak lebih rentan terkena stres, mulai dari urusan pekerjaan, pertemanan, hingga omelan istri

Kehidupan dan permasalahan bapak-bapak yang kompleks emang bikin mereka cepat merasakan sakit kepala. Tanpa mengenyampingkan mak-mak yang juga punya potensi pusing yang sama, bapak-bapak dituntut harus selalu sehat untuk menjalani aktivitas hariannya. Sakit kepala atau pusing sedikit saja bisa bikin kegiatan mereka terganggu dan bisa merusak mood di tempat kerja.
Beberapa hal yang bikin bapak-bapak terserang sakit kepala biasanya gak jauh-jauh dari stres karena kerjaan, masalah dengan rekan-rekan, atau malah istri tak berhenti ngucap omelan. Dengan banyaknya masalah yang dialami bapak-bapak, tim kreatif iklan punya pemikiran panjang dengan mengajak bapak-bapak sebagai model kemasannya. Strategi jitu ini gak hanya diikuti satu-dua merek obat sakit kepala, namun efektif dipakai nyaris seluruh produk yang ada di tanah air.
4. Ekspresinya natural dan mudah, gak perlu harus akting dan pose wajah miring kiri atau kanan

Meski hanya untuk sebuah kemasan iklan, modelnya tentu saja harus akting menyesuaikan dengan produk yang dibintanginya. Begitu juga dengan model bapak-bapak dalam kemasan obat sakit kepala yang harus terlihat alami, gak dibuat-buat, dan sesuai dengan misi si pembuat iklan. Gak perlu juga harus akting dengan ekspresi berlebihan karena satu gerakan wajah bapak-bapak saat pusing sudah bisa mewakili kegunaan dan manfaat obatnya.
Selain ekspresi yang natural, bapak-bapak juga cukup melakukan gerakan dan gaya yang apa adanya. Gak harus bergaya miring kiri-kanan, atau mencari sudut pandang wajah yang memerlukan waktu lebih panjang buat pemotretannya. Cukup nyengir sambil pegang kepala, bapak-bapak sudah bisa jadi model kemasan obat sakit kepala layaknya model profesional di luaran sana.
5. Laki-laki tidak bercerita, tapi langsung mengeluh saat sakit kepala

Istilah "laki-laki tidak bercerita" yang sekarang jadi tren mungkin bisa jadi penyebab model kemasan obat sakit kepala selalu bapak-bapak. Meski dilanda banyak masalah, kebanyakan bapak-bapak (yang mewakili bagian laki-laki) enggan koar-koar dan lebih memilih memendamnya sendiri. Alih-alih cerita sana-sini, mereka biasanya lebih suka mengalihkan pikiran ke hal-hal lain yang lebih produktif.
Namun jeleknya, meski dikenal gak mau bercerita, bapak-bapak biasanya langsung mengeluh saat menderita sakit kepala. Di antara sekian banyak masalah dalam hidup, demam dan sakit kepala kayaknya jadi drama utama yang sering dikeluhkan bapak-bapak. Diam-diam tak mau bercerita, bergerak mengeluhkan saat sakit kepala.
Jadi, udah tau kenapa model kemasan obat sakit kepala itu selalu bapak-bapak, kan? Jangan bebani pikiran mereka dengan hal-hal yang bikin bapak-bapak tambah pusing, ya.