Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Gak Boleh Terlalu Keras pada Diri Sendiri, Yuk Refleksi!

ilustrasi perempuan merenung (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan merenung (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Self-blaming membuat otak terjebak dalam stres berulang, memicu kecemasan dan kehilangan motivasi.
  • Kurang self-compassion bikin sulit bangkit dari kegagalan, sementara self-compassion meningkatkan resiliensi emosional.
  • Menyalahkan diri sendiri menurunkan harga diri dan rasa percaya diri, serta bisa memicu kelelahan emosional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah gak kamu merasa terus-menerus menyalahkan diri sendiri setiap kali gagal? Padahal, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, tapi kamu malah memperlakukan diri sendiri seperti musuh. Sikap ini sering dianggap sebagai bentuk tanggung jawab, padahal justru bisa menggerogoti kesehatan mentalmu perlahan-lahan.

Terlalu keras pada diri sendiri bukan tanda kedisiplinan, tapi bisa jadi sinyal kalau kamu kurang memiliki self-compassion. Belas kasih pada diri sendiri bukan berarti manja, justru membantu kita tetap kuat dan realistis menghadapi hidup. Yuk simak lima alasan kenapa kamu sebaiknya mulai berhenti menyalahkan diri sendiri dan mulai berlatih mencintai diri dengan lebih bijak.

1. Self-blaming membuat otak terjebak dalam stres berulang

ilustrasi perempuan merenung (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan merenung (freepik.com/freepik)

Ketika kamu sering menyalahkan diri sendiri, otak akan terus memproduksi hormon kortisol, zat yang memicu stres. Akibatnya, kamu jadi mudah cemas, susah tidur, bahkan kehilangan motivasi. Kebiasaan ini menciptakan lingkaran pikiran negatif yang susah diputus.

Secara ilmiah, kebiasaan self-blaming juga membuat otak sulit memproses emosi dengan sehat. Kamu jadi lebih fokus mencari kesalahan daripada solusi. Kalau terus dibiarkan, rasa stres akan menumpuk dan menurunkan kemampuan berpikir jernih dalam jangka panjang.

2. Kurang self-compassion bikin kamu sulit bangkit dari kegagalan

ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/freepik)

Orang yang memiliki self-compassion cenderung lebih cepat pulih dari kegagalan. Mereka bisa menerima kesalahan tanpa larut dalam penyesalan, lalu memperbaikinya dengan cara yang realistis. Sebaliknya, orang yang terlalu keras pada diri sendiri justru terjebak dalam rasa bersalah berlebihan.

Penelitian menunjukkan bahwa self-compassion meningkatkan resiliensi atau daya lenting emosional. Artinya, kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah tanpa kehilangan semangat. Dengan belajar berbelas kasih pada diri sendiri, kamu justru lebih siap menghadapi tantangan berikutnya.

3. Menyalahkan diri sendiri menurunkan harga diri dan rasa percaya

ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/jcomp)
ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/jcomp)

Ketika kamu terus-menerus menyoroti kekurangan diri, rasa percaya dirimu akan ikut menurun. Otak mulai terbiasa melihat sisi negatif, hingga kamu lupa bahwa masih ada banyak hal baik yang sudah kamu lakukan. Lambat laun, kamu jadi sulit mengapresiasi diri sendiri.

Rasa percaya diri bukan lahir dari kesempurnaan, tapi dari penerimaan terhadap kekurangan. Dengan menerapkan self-love, kamu bisa membangun rasa aman di dalam diri tanpa perlu terus membandingkan diri dengan orang lain. Itulah kunci menjaga kesehatan mental tetap stabil.

4. Terlalu keras pada diri sendiri bisa memicu kelelahan emosional

ilustrasi perempuan burnout (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan burnout (freepik.com/freepik)

Berusaha sempurna setiap saat membuat kamu hidup di bawah tekanan terus-menerus. Pikiranmu sibuk menuntut kesempurnaan, padahal tubuh dan emosi punya batasnya sendiri. Kondisi ini sering kali berujung pada kelelahan mental atau burnout.

Kamu perlu menyadari bahwa istirahat bukan tanda kelemahan. Justru, memberi ruang untuk memulihkan diri adalah bagian penting dari perawatan kesehatan mental. Dengan memberi waktu istirahat, kamu sedang berlatih untuk lebih menghargai dirimu sendiri.

5. Self-compassion membantu menciptakan hubungan yang lebih sehat

ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/freepik)
ilustrasi perempuan mengobrol (freepik.com/freepik)

Orang yang bisa berbelas kasih pada diri sendiri biasanya juga lebih empati terhadap orang lain. Mereka tidak mudah menghakimi, karena tahu rasanya melakukan kesalahan. Sikap ini membuat hubungan sosial terasa lebih tulus dan saling memahami.

Sebaliknya, orang yang keras pada diri sendiri cenderung keras juga pada orang lain. Tanpa disadari, kebiasaan itu bisa menciptakan jarak emosional dengan orang sekitar. Dengan melatih self-compassion, kamu tidak hanya menolong dirimu, tapi juga memperbaiki kualitas hubungan dengan orang lain.

Mulailah melihat diri sendiri dengan cara yang lebih lembut tanpa kehilangan semangat untuk berkembang. Kamu tetap bisa disiplin dan produktif tanpa harus terus menyalahkan diri sendiri. Yuk, belajar mencintai diri dengan penuh kesadaran agar kesehatan mental tetap terjaga dan hidup terasa lebih ringan setiap hari!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us

Latest Life Sulawesi Selatan

See More

5 Area Rumah yang Harus Selalu Bersih Saat Tamu Datang

12 Okt 2025, 22:18 WIBLife