4 Film Christine Hakim Tema Keluarga, Ada Bila Esok Ibu Tiada

Ada film Ibu Maafkan Aku (2016) yang mendapuk Christine Hakim sebagai seorang single parent bernama Hartini. Tokoh Hartini digambarkan menjadi orang tua tunggal dari tiga buah hatinya usai sang suami meninggal dunia. Dalam film ini, Hartini dikisahkan memiliki tiga orang anak yang memiliki cita-cita tinggi dan berbeda-beda.

Demi mewujudkan cita-cita mulia anak-anaknya, Hartini rela membanting tulang sehari-hari sebagai seorang pemecah batu. Akhirnya, anak-anaknya pun berhasil tumbuh menjadi orang yang sukses. 

Peran Hartini sebagai sosok ibu yang sangat tangguh dan berhasil membuat haru ini berhasil mengantarkan Christine masuk dalam nominasi Piala Citra Pemeran Utama Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2016. Kala itu, ia berada di jajaran nominasi yang sama dengan aktris-aktris lain di antaranya Cut Mini, Sha Ine Febriyanti, Atiqah Hasiholan, dan Chelsea Islan.

Selanjutnya ada film Dancing in The Rain (2018) yang menjadikan aktris kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956 ini sebagai eyang uti yang merawat sang cucu, Banyu (diperankan Dimas Anggara), seorang diri.

Bukan hal yang mudah bagi eyang uti, lantaran Banyu digambarkan sebagai anak yang memiliki gangguan spektrum autisme, sehingga membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang ekstra. Dengan kesabaran dan ketelatenannya, eyang uti merawat Banyu dari kecil hingga dewasa dengan tulus.

Chemistry antara Banyu dan eyang uti di film produksi Screenplay Films dan Legacy Pictures ini tergambar seperti real, layaknya sepasang cucu dan eyang di dunia nyata tanpa kesan drama yang berlebihan. Film ini dan para pemainnya pun banjir apresiasi dari sineas serta penonton.

Melalui film Just Mom (2022), Christine kembali dipercaya memerankan tokoh orang tua tunggal, namun bernama Siti. Film besutan sutradara Jeihan Angga dan diproduseri oleh Hanung Bramantyo ini menggambarkan Siti sebagai ibu dari empat orang anak, yang masing-masing dua anak kandung yakni Pratiwi (diperankan Niken Anjani), dan Damar (diperankan Ge Pamungkas). Kemudian anak angkatnya yang menjadi anak ketiganya yakni Jalu (diperankan Toran Waibro), serta Murni (diperankan Ayushita Nugraha).

Uniknya, Murni sebenarnya adalah anak angkat yang merupakan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ), yang tengah hamil besar dan ia temukan tak sengaja di sebuah warung. Pilihan hatinya untuk merawat Murni sempat menjadi konflik antara ia dan anak-anak kandungnya, yang di sisi lain anak kandungnya sibuk dengan dunianya masing-masing.

Sosok Siti yang juga sehari-harinya memiliki masalah kesehatan, sangat mengetuk hati dan mampu membuat penonton banjir air mata. Kasih sayang, kehangatan, bahkan rasa kesepian seorang ibu di rumah tergambar dengan apik oleh istri Jeroen Lezer ini.

Inilah yang paling terbaru dan sedang tayang di bioskop, Bila Esok Ibu Tiada (2024) yang lagi-lagi memercayakan Christine sebagai ibu tunggal yang telah memasuki usia senja dan kerap merasa kesepian karena keegoisan dan kesibukan anak-anaknya usai ditinggal sang suami, Haryo (dibintangi Slamet Rahardjo) pergi selama-lamanya. Dalam film arahan sutradara Rudi Soedjarwo ini, ia memerankan tokoh ibu yang bernama Rahmi.

Rahmi menjadi ibu dari empat orang anak yang masing-masing mulai memiliki kesibukan sendiri. Sehari-hari, ia ditemani oleh sang anak bungsu, Hening (diperankan Yasmin Napper) yang dunianya sebenarnya tak banyak ia pahami karena jarak usia yang terlalu jauh. Film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya penulis Nuy Nagiga.

Film Bila Esok Ibu Tiada selain dibintangi oleh Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Yasmin Napper, juga dibintangi sederet aktor dan aktris ternama lainnya seperti Fedi Nuril, Adinia Wirasti, Amanda Manopo, hingga Baim Wong. 

Deretan judul di atas merupakan karya aktris Christine Hakim yang cocok ditonton bersama keluarga tercinta karena penuh kehangatan dan sarat akan makna. Mana nih, di antara film tersebut yang paling menjadi favoritmu?