Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Alasan Orang dengan Sikap Superior Sering Dijauhi, Suka Ngatur!

Ilustrasi laki-laki sedang marah (Pexels.com/Craig Adderley)
Ilustrasi laki-laki sedang marah (Pexels.com/Craig Adderley)

Kamu pasti pernah ketemu orang yang selalu merasa lebih pintar, lebih hebat, dan paling tahu segalanya dibanding orang lain. Biasanya, mereka sering mengontrol orang-orang di sekitarnya, seolah-olah hanya pendapat mereka yang benar. Sikap seperti ini disebut sebagai sikap superior, dan sayangnya, bukan hal yang menyenangkan untuk dihadapi.  

Bukannya dikagumi, orang dengan sikap superior justru sering dijauhi. Kenapa bisa begitu? Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa orang yang terlalu merasa superior justru bikin orang lain malas bergaul dengan mereka!  

1. Suka mengontrol dan mendominasi pembicaraan

Ilustrasi sedang berkumpul (Pexels.com/Pavel Davilyuk)
Ilustrasi sedang berkumpul (Pexels.com/Pavel Davilyuk)

Orang dengan sikap superior sering merasa harus selalu memegang kendali, termasuk dalam percakapan. Mereka cenderung mendominasi pembicaraan, tidak memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara, dan sering kali memotong omongan orang lain. Akibatnya, interaksi dengan mereka terasa tidak seimbang dan melelahkan. 

Selain itu, mereka sering menganggap pendapat orang lain kurang penting dibanding pendapat mereka sendiri. Ketika orang lain mencoba berbagi pandangan, mereka cenderung langsung mengoreksi atau menyepelekan. Lama-lama, orang-orang di sekitarnya akan merasa enggan untuk berdiskusi atau sekadar ngobrol santai dengan mereka. Siapa sih yang mau ngobrol sama orang yang maunya cuma menang sendiri?  

2. Cenderung meremehkan orang lain

Ilustrasi mengingkari janji pada pasangan (Pexels.com/Timur Weber)
Ilustrasi mengingkari janji pada pasangan (Pexels.com/Timur Weber)

Salah satu ciri khas orang dengan sikap superior adalah mereka sering meremehkan orang lain. Mereka mungkin melakukannya secara terang-terangan atau terselubung dalam bentuk sindiran halus. Misalnya, saat seseorang membagikan pencapaian kecil, mereka justru menanggapinya dengan kalimat seperti, "Ah, segitu doang? Aku dulu lebih dari itu!"  

Sikap seperti ini tentu membuat orang lain merasa tidak dihargai. Bukannya menginspirasi, mereka justru menciptakan lingkungan yang penuh tekanan dan persaingan tidak sehat. Padahal, dalam hubungan sosial, saling mendukung dan menghargai jauh lebih penting daripada sekadar membuktikan siapa yang lebih unggul.  

3. Kurang bisa menerima kritik

Ilustrasi tersinggung (Pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi tersinggung (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun suka mengkritik orang lain, orang dengan sikap superior justru tidak suka dikritik. Mereka cenderung defensif dan menganggap diri mereka selalu benar. Saat ada orang yang memberikan masukan, alih-alih menerimanya dengan lapang dada, mereka malah mencari alasan untuk membenarkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan orang lain.  

Sikap seperti ini bikin mereka sulit untuk berkembang. Bukannya introspeksi, mereka malah menghindari kesalahan dengan bersikap arogan. Akibatnya, orang-orang di sekitar mereka lama-kelamaan malas memberikan pendapat atau berbicara jujur, karena tahu tidak akan didengar.  

4. Tidak bisa membangun hubungan yang setara

Ilustrasi sedang marahan (Pexels.com/Liza Summer)
Ilustrasi sedang marahan (Pexels.com/Liza Summer)

Dalam hubungan pertemanan, keluarga, atau bahkan di tempat kerja, penting untuk membangun interaksi yang setara. Sayangnya, orang dengan sikap superior sering melihat diri mereka di atas orang lain. Mereka sulit untuk benar-benar mendengarkan, memahami, dan berempati terhadap orang lain.  

Karena selalu ingin dianggap lebih tinggi, mereka jarang menunjukkan kelemahan atau mengakui kesalahan. Padahal, justru dengan berbagi sisi manusiawi, seseorang bisa membangun hubungan yang lebih erat dengan orang lain. Ketika sikap superior ini terus dipertahankan, hubungan mereka dengan orang-orang di sekitar pun jadi renggang.  

Tidak ada yang salah dengan memiliki kepercayaan diri atau merasa bangga dengan pencapaian sendiri. Tapi, kalau sampai merasa lebih baik dari orang lain dan suka meremehkan, itu tandanya sudah masuk ke sikap superior. Sayangnya, sikap seperti ini lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.  

Jika ingin punya hubungan sosial yang sehat, lebih baik belajar untuk lebih terbuka, menghargai pendapat orang lain, dan tidak selalu ingin menang sendiri. Dengan begitu, orang-orang di sekitar akan merasa nyaman dan tetap mau berteman denganmu!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Putri Rezekina
EditorPutri Rezekina
Follow Us