TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menjawab Dilema Berbahasa di Usia Dini Lewat "Obrolan Parenting #6"

Sebab zaman tak harus menggerus eksistensi bahasa ibu

Dok. Istimewa/IDN Times

Makassar, IDN Times - Seiring zaman, orang tua mulai sadar bahwa mengajarkan bahasa asing untuk sang buah hati adalah hal penting. Terlebih, sekolah-sekolah negeri maupun swasta sudah mewajibkan pelajaran bahasa asing. Namun muncul dilema: anak sebaiknya diajar bertutur bahasa apa dahulu?

Pertanyaan tersebut menjadi topik utama dalam acara "Obrolan Parenting" edisi keenam milik Confie Coworking Space Makassar pada Sabtu (22/2) silam. Sesi seminar berbalut diskusi santai ini memang dikemas sedemikian rupa, menyasar para orang tua atau pun yang masih calon, agar mereka mendapat wawasan tambahan dalam mendidik anak.

1. Bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu International setiap 21 Februari, Obrolan Parenting edisi keenam Confie mengangkat topik "Anak Udah Mulai Bisa Ngomong, Ajarin Bahasa Apa Dulu Yah?"

Dok. Istimewa/IDN Times

Bertepatan momen Hari Bahasa Ibu International yang ditetapkan oleh UNESCO setiap 21 Februari, Obrolan Parenting #6 kali ini mengusung tema "Anak Udah Mulai Bisa Ngomong, Ajarin Bahasa Apa Dulu Yah?".

Hadir sebagai narasumber adalah Titin Florentina P., S.Psi., M.Psi., seorang psikolog bidang perkembangan/klinis anak dan remaja, yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Bosowa. Eka Hardiyanti, seorang relawan anak, didapuk sebagai moderator.

Kepada peserta yang hadir, Titin menyebut bahwa bahasa ibu sebagai bahasa yang mengandung pesan cinta dalam setiap kata dan perbuatannya. Bahasa menjadi pengantar anak mengenal lingkungan pertamanya, yakni keluarga, sebelum mengenal dunia luar dengan segala dinamika dan pergaulannya. "Dengan bahasa, seorang anak bisa bersahabat dengan orang lain," ujar Titin.

Baca Juga: Ngobrolin Bucin dan Lika-liku Kehidupan Asmara dalam Tea Party Makassar

2. Bahasa asing sebagai tuntutan zaman turut menggerus eksistensi bahasa daerah yang penuturnya kian sedikit

Dok. Istimewa/IDN Times

Menurut KBBI, bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir berkat interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.

Namun, tren yang sedang berkembang adalah orang tua mulai mengedepankan bahasa asing --terutama Inggris-- di samping Bahasa Indonesia. Alhasil, bahasa daerah yang menjadi bahasa ibunya mulai terlupakan. Kurangnya penutur bahasa daerah, lantaran tak diajarkan sejak kecil, bisa berimbas pada eksistensinya sebagai warisan peradaban manusia dalam lingkup paling kecil.

Ini senada dengan rilis terbaru Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. Mereka menyebut bahwa 11 bahasa daerah di Papua dan Maluku telah dinyatakan punah. Ada enam bahasa yang dinyatakan kritis seiring penuturnya yang kian sedikit, serta 25 lainnya terancam, salah satunya Bahasa Konjo yang dituturkan oleh Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Confie Indonesia dan IDN Times Bagi-bagi Tips Jurnalistik bagi Pemula

Berita Terkini Lainnya