Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Psikologis Kenapa saat Senang Waktu Terasa Lebih Cepat

ilustrasi waktu (freepik.com/freepik)
ilustrasi waktu (freepik.com/freepik)

Pernahkah kamu merasa waktu berlalu begitu cepat saat sedang bahagia? Misalnya, saat berkumpul dengan teman-teman, menonton film favorit, atau melakukan hobi yang menyenangkan, tiba-tiba kamu sadar sudah berjam-jam berlalu tanpa terasa.

Fenomena ini bukan sekadar perasaan subjektif, lho, melainkan ada penjelasan ilmiah di baliknya. Berikut lima fakta psikologis mengapa waktu terasa lebih cepat ketika kamu sedang senang.

1. Perhatian penuh pada aktivitas

ilustrasi melukis (pexels.com/Valeriia Miller)
ilustrasi melukis (pexels.com/Valeriia Miller)

Ketika kamu sedang asyik melakukan sesuatu yang menyenangkan, fokusmu akan sepenuhnya tertuju pada aktivitas itu. Akibatnya, otak jadi kurang memberi perhatian pada “penanda waktu” yang biasanya membuat kita sadar sudah berapa lama berlalu.

Menurut penelitian dalam Cognition, keterlibatan penuh ini membuat otak menganggap waktu berjalan lebih singkat dari yang sebenarnya. Makanya, main satu jam bisa terasa kayak cuma 15 menit.

2. Otak mengabaikan detail waktu

ilustrasi konser musik (pexels.com/Vishnu R Nair)
ilustrasi konser musik (pexels.com/Vishnu R Nair)

Saat berada di momen bahagia, otak memprioritaskan informasi yang relevan dengan kesenangan itu, bukan informasi tentang waktu. Misalnya, saat konser band favorit, otak lebih sibuk memproses musik, sorakan penonton, dan energi di sekitar, daripada menghitung detik yang lewat.

Akibatnya, persepsi durasi jadi “menyusut”. Fenomena ini sering disebut time underestimation oleh para peneliti.

3. Hormon dopamin memengaruhi persepsi waktu

ilustrasi hangout dengan teman (pexels.com/Maksim Goncharenok)
ilustrasi hangout dengan teman (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Dopamin adalah hormon yang meningkat ketika kamu merasa senang atau puas. Menurut penelitian dalam Early Intervention in Psychiatry, kadar dopamin yang tinggi membuat otak memproses waktu lebih cepat. Hormon ini juga membuat kita merasa lebih berenergi dan fokus pada aktivitas yang menyenangkan, sehingga waktu terasa “melompat”.

4. Aliran pengalaman tanpa gangguan

ilustrasi alat musik gitar (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi alat musik gitar (pexels.com/Pixabay)

Ketika kamu sedang flow (kondisi di mana kamu sepenuhnya tenggelam dalam sebuah aktivitas), pikiran jadi minim distraksi. Menurut psikologi kognitif, keadaan flow ini membuat otak tidak membagi perhatian ke hal lain, termasuk menghitung durasi waktu. Itulah sebabnya, bermain musik, menulis, atau menggambar bisa bikin waktu terasa terbang begitu saja.

5. Perbandingan dengan kondisi cemas atau takut

ilustrasi cemas (vecteezy.com/nuttawan jayawan)
ilustrasi cemas (vecteezy.com/nuttawan jayawan)

Menariknya, efek waktu terasa cepat saat senang mirip dengan yang terjadi ketika cemas. Menurut penelitian dalam jurnal Cognition, kecemasan membuat orang cenderung meremehkan durasi waktu, sedangkan rasa takut tidak selalu begitu. Bedanya, kalau senang, perhatianmu fokus pada hal positif di masa kini, sementara kalau cemas, perhatian terpecah antara aktivitas sekarang dan pikiran negatif tentang masa depan.

Fenomena waktu terasa lebih cepat saat bahagia adalah gabungan dari fokus penuh, pelepasan hormon tertentu, dan cara otak memproses momen. Jadi, kalau kamu merasa waktu “terbang” saat melakukan sesuatu, itu tandanya otakmu sedang berada dalam mode terbaik untuk menikmati hidup. Sisi positifnya, kamu bisa memanfaatkan pengetahuan ini untuk mencari aktivitas yang membuatmu engage dan bahagia, supaya hari-harimu terasa lebih bermakna.

Sumber:

  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/neuroscience-in-everyday-life/202508/time-flies-when-you-are-having-fun-and-when-you-are

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us