TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal 5 Simbol Petunjuk Waktu Baik dan Buruk Menurut Tradisi Bugis

Penggunaannya mirip primbon di masyarakat Jawa

Dok. pribadi/Nur Intan Maharani Ilyas

Masyarakat Bugis memiliki seperangkat budaya yang mengatur kehidupan sehari-hari. Salah satunya ialah petunjuk waktu baik dan buruk yaitu "Mattanra Wettu" atau "Mattenere Wettu" yang secara harfiah berarti tanda waktu. 

Sebelum Islam masuk, budaya ini dahulu sangat kental digunakan Masyarakat Bugis. Masyarakat Bugis percaya terdapat waktu-waktu tertentu di mana mereka akan beruntung atau sebaliknya. Waktu ini dianggap memengaruhi aktivitas yang akan dilakukan, seperti melakukan perjalanan, mencari nafkah, dan khususnya saat sedang pergi ke sawah atau ke ladang. 

Mattanra Wettu memiliki baris dan kolom yang memuat waktu dalam satu pekan yaitu dimulai hari Jumat (juma), Sabtu (sattu), Ahad (aha), Senin (asseneng), Selasa (salasa), Rabu (araba), dan Kamis (kammisi). 

Kemudian pembagian waktu dalam satu hari yaitu dibagi menjadi Ele (pukul 06.00-09.00), Abueng (pukul 09.00-11.00), Tengngaesso (pukul 11.00-12.00), Loro dimulai pukul (12.00-15.00), dan Assara (pukul 15.00-18.00).

Baris dan kolom ini kemudian akan berisi simbol-simbol waktu yang baik dan buruk saat ingin memulai aktivitas. Terdapat Lobbang dan Uju yang menandakan waktu yang buruk, Mallise dan Tuo pertanda keberuntungan, serta pole bola yang menunjukkan waktu yang impas atau netral.

Berikut rangkuman simbol waktu menurut tradisi Bugis yang mungkin perlu kamu ketahui.

Baca Juga: Melestarikan Budaya Bugis-Makassar dalam Motif Batik Lontara

1. "Lobbang" menandakan bahwa aktivitas yang dilakukan tidak memberikan hasil yang baik atau "kosong" bila diartikan secara harfiah

Pexels.com/Suki Lee

2. "Uju" secara harfiah artinya itu "mati", melihat maknanya sepertinya lebih baik dihindari deh!

Pexels.com/Gonzales Keola

3. "Mallise" atau "berisi" tanda keberuntungan. Kalau bagi petani dipercaya sebagai pertanda panen akan melimpah ruah

Pexels.com/Igor Paltov

4. "Tuo" atau "hidup", merujuk pada waktu yang memberikan kesejahteraan, keselamatan, dan keberkahan

Pexels.com/Sorapong Chaipanya

Baca Juga: Riwayat Bugis dan Makassar dalam Denyut Perdagangan Nusantara

Writer

Nur Intan Maharani

One of million dreamers Teenager newbie writer ^^

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya