TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Singkat Tiga Kerajaan Islam Pertama di Sulawesi

Cikal-bakal penyebaran Islam di Sulawesi dan sekitarnya

Pemandangan pusat Kesultanan Gowa-Tallo dan Benteng Somba Opu dari lepas pantai, dalam lukisan Johannes Vingboons yang dibuat tahun 1665. (Wikimedia Commons/Nationaal Archief)

Makassar, IDN Times - Menurut para sejarawan, Islam berkembang di Sulawesi sejak abad ke-15. Penyebaran awalnya melalui perantara pedagang-pedagang muslim yang berasal dari Melaka, Jawa, dan Sumatera.

Perkembangan Islam di Sulawesi memang belakangan setelah tiga daerah itu.  Melaka, Jawa, dan Sumatera lebih dulu mengenal ajaran dari Jazirah Arab tersebut seabad lebih awal.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini sejarah singkat perihal tiga kerajaan kuno di Sulawesi yang menerima Islam sebagai agama resmi.

Baca Juga: Cornelis Speelman, Laksamana Kompeni Penakluk Supremasi Gowa-Tallo

1. Kerajaan Gowa-Tallo

Wikipedia.org/Collectie Tropenmuseum

Menurut catatan sejarah, kerajaan Gowa-Tallo menjadi kerajaan pertama di Pulau Sulawesi yang menerima Islam. Tarikh 22 September 1605 jadi tahun di mana raja Gowa saat itu, I Mangari Daeng Manrabbia I Tumingana ri Gaukanna, mengucap dua kalimat syahadat, kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin. 

Perubahan ini turut berdampak pada perluasan wilayah agar sejumlah kerajaan tetangga mau menerima Islam. Kendati demikian, mereka masih melakukan hubungan dengan Kerajaan Portugis sebagai kekuatan dagang dan maritim Eropa waktu itu. Kebijakan ini dilanjutkan oleh sang anak, yakni Sultan Muhammad Said (1639-1653).

Sayang, masuknya serikat dagang VOC membawa serta taktik monopoli pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1639-1669) berimbas pada Perang Makassar.

Namun jika dirunut lebih jauh, pemukiman Muslim yang ditinggali oleh para saudagar dari tanah Campa, Pattani hingga Minangkabau sudah berdiri di wilayah Gowa sejak masa pemerintahan raja ke-10, yakni I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tonipalangga Ulaweng (1546-1565).

Baca Juga: Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di Australia

2. Kerajaan Bone

Wikimedia.org/Collectie Tropenmuseum

Masuknya Islam ke Kerajaan Bone tak lepas dari peran Sultan Alauddin, raja ke-14 Gowa, selaku raja pertama di Sulsel yang memeluk Islam. Sosok yang dilantik menjadi kepala pemeintahan di usia tujuh tahun tersebut melakukan dakwah ke beberapa kerajaan-kerajaan tetangga seperti Soppeng, Wajo, Bone dan Luwu.

Raja Bone pertama yang memeluk Islam adalah Sultan Adam Matindore ri Bantaeng atau La Tenri Ruwa (memerintah dari tahun 1611 hingga 1616). Namun, ia terpaksa turun tahta dan pindah ke Bantaeng lantaran dewan adat Ade' Pitue beserta rakyat Bone sempat menolak ajaran tersebut. Padahal raja sebelumnya, Matinroe ri Sidenreng dengan gelar We Tenrituppu (1602-1611), lebih dulu memeluk agama Islam.

Islam baru benar-benar diterima secara luas saat La Tenripale atau Matinroe ri Tallo (1616-1631) menjabat sebagai raja. Bertolak dari titik tersebut, susunan pemangku adat turut berubah. Selain Ade' Pitue, ditambahkan pula Parewa Sara (Pejabat Syariat) yang berjuluk Petta KaliE (setingkat hakim).

Baca Juga: Kisah Sultan Alauddin Membawa Gowa Melawan Monopoli VOC

Berita Terkini Lainnya