Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di Australia

Jauh sebelum orang-orang asal Eropa datang

Makassar, IDN Times - Puluhan tahun terakhir Australia menjadi rumah bagi masyarakat Muslim yang majemuk. Menurut Sensus 2006, tercatat 340 ribu Muslim yang tersebar di penjuru Negeri Kanguru.

Dari jumlah itu, hampir setengah atau sekitar 128 ribu Muslim lahir di Australia. Sisanya bermigrasi melalui program pengungsi atau kemanusiaan dari negara-negara Afrika maupun Asia. Sejak 1970-an, masyarakat Muslim membangun banyak masjid dan sekolah Islam, serta memberi sumbangsih terhadap rajutan budaya Austalia yang multikultur.

Namun, tahukah kamu, Islam di Australia punya sejarah panjang dan bahkan hadir sebelum orang-orang asal Eropa datang. Muslim erat kaitannya dengan pengunjung awal ke daratan Australia pada abad ke-16 dan ke-17, yang berasal dari Indonesia timur, tepatnya nelayan Makassar.

Berikut fakta-faktanya, dikutip dari laporan Janak Rogers pada BBC Magazine, 24 Juni 2014 lalu.

1. Aborigin jalin kontak teratur dengan pencari teripang

Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di AustraliaPixabay/falco

Masuknya Islam ke Australia diperkirakan berawal dari kontak teratur penduduk asli Aborijin dengan Muslim asing. Sejarawan mengangkat kisah itu berdasarkan lukisan gua yang ditemukan di Arnhem Land, Australia Utara. Di mana ditemukan pada bebatuan merah, lukisan samar garis-garis putih membentuk perahu layar kecil.

Konon, perahu itu adalah kapal tradisional Indonesia yang dikenal dengan nama prau. Perahu membawa nelayan Muslim dari Makassar untuk mencari teripang di sekitar pesisir Australia.

Tidak ada yang tahu pasti kapan orang Makassar datang pertama kali. Sejarawan mengatakan itu terjadi sekitar tahun 1750-an, namun penanggalan radiokarbon menunjukkan waktu yang lebih lama, sekitar 1664 atau mungkin awal 1500-an.

2. Orang Makassar dan Aborigin berdagang dengan saling menguntungkan

Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di Australiavisitmelbourne.com

Nelayan Makassar dipercaya menempuh perjalanan tahunan untuk mengumpulkan teripang karena harganya mahal. Saat itu, teripang memegang peranan penting dalam pengobatan dan masakan Tiongkok.

Antopolog John Bradley dari Universitas Monash Melbourne mengatakan, orang Makassar mewakili upaya pertama Australia dalam hubungan internasional. Hal itu sukses, karena keduanya saling menguntungkan.

“Mereka berdagang bersama. Itu adil, tidak ada penilaian rasial, tidak ada kebijakan ras,” ucapnya.

Kebiasaan nelayan Makassar kontras dengan orang Inggris, yang menetapkan konsep terra nullius, yakni tanah tak bertuan. Karena itu mereka menjajah negara tanpa perjanjian atas pengakuan hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka.

3. Pencari teripang menikahi wanita Aborigin

Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di Australiarightnow.org.au

Bradley menceritakan, beberapa pedagang teripang atau mentimun laut tinggal dan menikahi wanita Aborigin. Ini merupakan awal mereka meninggalkan warisan agama dan budaya secara temurun di Australia. Tak salah jika kepercayaan Islam mempengaruhi mitologi Aborigin, di samping lukisan gua dan seni lainnya.

"Jika Anda pergi ke timur laut Arnhem Land, ada jejak Islam dalam lagu, dalam lukisan, dalam tarian, ada dalam ritual pemakaman," kata Bradley.

Ada contoh sosok bernama Walitha’walitha, yang disembah oleh klan orang Yolngu di Pulau Elcho, lepas pantai utara Arnhem Land. Nama ini berasal dari frasa Arab, “Allah ta’ala” yang berarti "Tuhan yang ditinggikan”.

Walitha’walitha terkait ritual pemakaman dan lainnya yang memuat unsur-unsur Islam. Mislanya, menghadap ke barat selama sembahyang dan ritual sujud yang identik dengan ibadah Muslim.

“Saya pikir akan secara sederhana dapat dikatakan bahwa mereka menganggap sosok ini adalah Allah sebagai 'satu-satunya Tuhan yang benar',” kata Howard Morphy, seorang antropolog di Australian National University.

4. Kebijakan politik mengakhiri perdagangan teripang dengan Makassar

Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di Australiavisitmelbourne.com

Menurut sejarawan, perdagangan teripang penduduk Aborigin dengan nelayan Makassar berakhir pada tahun 1906. Seiring dengan kebijakan politik pemerintah Australia yang memberlakukan pajak tinggi dan pembatasan berdagang dengan non-kulit putih.

Meski berakhir, hingga lebih dari seabad kemudian, sejarah hubungan masyarakat Aborigin dan Makassar masih dirayakan oleh komunitas Aborigin di Australia. Perayaan sebagai ingatan periode saling percaya dan menghormati. 

“Banyak di komunitas Yolngu berpegang pada pandangan tentang perdagangan teripang sebagai alternatif dari kolonialisme, katanya, dan bahkan mempertimbangkan kerabat Makassar yang telah lama hilang,” ucap Regina Ganter dari Griffith University di Brisbane.

5. Daeng Rangka, nelayan teripang terakhir dari Makassar

Nelayan Makassar dan Awal Masuknya Islam di AustraliaWikipedia/Courtesy Australian Institute of Aboriginal and Torres Strait Islander Studies

Menurut sejumlah memoir, Husein atau Using Daeng Rangka merupakan seorang pencari teripang terakhir asal Makassar yang berkunjung ke Australia. Dia lahir di Labakkang, Pangkep, pada 1845 dan meninggal tahun 1927.

Pada 1906 dia terakhir ke Australia, setelah menjadi orang Makassar pertama yang mendapatkan lisensi pencarian teripang oleh Pemerintah Negara Bagian Australia Selatan. 

Using menetap di Makassar hingga akhir hayat, dan punya tiga anak dengan seorang wanita Aborigin. Dia masih diingat dalam lagu dan tarian di Arnhem Land. Pada tahun 1988, keturunannya mengadakan perjalanan dari Indonesia ke Australia dengan prau tradisional sebagai bagian dari perayaan dua abad hubungan kedua negara.

Topik:

  • Aan Pranata
  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya