TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejarah Minyak Gosok Cap Tawon, Obat Mujarab Asal Makassar

Sudah dikenal masyarakat sejak dekade 1920-an

Minyak Gosok Cap Tawon, salah satu obat dan oleh-oleh khas Kota Makassar. (Instagram.com/yunustherapy)

Makassar, IDN Times - Di Makassar, siapa tak kenal Minyak Gosok Cap Tawon? Bagi para pelancong yang sedang singgah, merk legendaris tersebut jadi salah satu oleh-oleh wajib untuk dibawa pulang.

Masyarakat Makassar dan Sulawesi sukar berpaling dari Minyak Tawon. Bahkan kurang afdol stok obat-obatan di dalam rumah kalau tidak ada benda tersebut. Semua memakainya untuk keluhan ringan. Mulai dari pegal-pegal, keseleo, meredakan nyeri, hingga sekadar mengatasi masuk angin. Para masseur tim-tim sepak bola lokal pun rutin menggunakannya.

Ternyata, Minyak Tawon punya sejarah yang membentang selama seabad lebih. Ia pun jadi saksi bisu perkembangan Makassar sebagai kota niaga.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Makassar yang Paling Terkenal dan Rasanya Juara!

1. Lie A Liat, sang pembuat Minyak Gosok Cap Tawon, merantau dari China ke Makassar di awal abad ke-20

Pemandangan aktivitas pelabuhan Kota Makassar antara tahun 1883 hingga 1889 dalam lukisan litograf karya Josias Cornelis Rappard. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Alkisah pada awal abad ke-20, kapal yang membawa seorang perantau dari daratan China merapat di Pelabuhan Makassar. Nama si perantau adalah Lie A Liat. Ia datang ke salah satu pusat ekonomi Hindia-Belanda itu dengan harapan bisa memperbaiki garisan nasib.

Makassar sudah dikenal sebagai melting pot para pedagang dan perantau negeri asing sejak masih dikuasai Gowa-Tallo. Yenny Wirawan dalam buku "Sejarah Masyarakat Tionghoa Makassar dari Abad ke-17 ke Abad ke-20" (KPG, 2013) menulis bahwa Lie A Liat adalah seorang ahli obat suku Hakka asal daerah Huizhou, Guangdong.

Lie A Liat mengandalkan keahlian meramu sebagai mata pencaharian. Salah satu andalannya yakni membuat minyak gosok urut dengan hangat yang tahan lama. Ia meraciknya dari bahan-bahan yang mudah didapat seperti minyak kelapa, minyak kayu putih, daun lada, jahe, kunyit, bawang dan cengkeh.

2. Lie A Liat mendirikan toko obat sekaligus tempatnya meracik minyak gosok di Tempelstraat

Suasana Tempelstraat (kini Jalan Sulawesi) yang berada di Kota Makassar, pada tahun 1905. (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies)

Lie A Liat membuka sebuah toko obat di Tempelstraat (sekarang Jalan Sulawesi) bernama Boo Loeng pada 1912. Beberapa tahun berselang, ia mulai memproduksi "Makassar-olie." Sekilas memang mengingatkan pada nama minyak rambut yang populer di Inggris saat itu. Selain meracik langsung minyak gosok, Lie A Liat juga aktif mempromosikannya.

Sepanjang dekade 1930-an, ia rutin membagi brosur untuk memperkenalkan produk tersebut. Brosur dengan huruf Tionghoa, Melayu, dan Bugis/Makassar itu berisi surat rekomendasi dari Ketua Kamar Dagang di Makassar serta Konsulat Jenderal Tiongkok di Batavia. Lie A Liat bahkan menyebut minyak gosok buatannya ini sudah mengantongi izin edar dari otoritas Hindia-Belanda sejak 1925.

Tak lupa, Lie A Liat mendatangi setiap pasar malam. Untuk menarik perhatian pengunjung, ia bahkan memboyong paduan suara. Dalam waktu singkat, kualitas minyak gosok racikannya laku keras dan diakui khalayak luas. Tak cuma merambah daerah lain di Pulau Sulawesi, obat tersebut juga dikirim ke bandar lain seperti Batavia (kini Jakarta) dan Surabaya.

Baca Juga: HUT ke-414, Mari Mengenal Ragam Kebudayaan Kota Makassar

Berita Terkini Lainnya