Sarat Sejarah, Asal-Usul Lipan di Lambang Kabupaten Takalar
Jadi simbol laskar pejuang pada masa Revolusi Fisik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Jika melihat lebih jeli lambang Kabupaten Takalar, terdapat gambar sepasang binatang lipan (Centipedes) mengapit lingkaran gambar simbol lautan dan gunung. Meski terlihat seram, sejatinya binatang merayap tersebut punya makna mendalam bagi masyarakat Takalar.
Dalam buku Ranggong Dg Romo, Panglima LAPRIS (Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 1991), Muhammad Arfah menulis bahwa lipan adalah lambang kepahlawanan dan persatuan rakyat Kerajaan Bajeng atau Polombangkeng, yang kini menjadi daerah Kabupaten Takalar.
Baca Juga: Informasi Wisata Pantai Galesong Takalar: Lokasi, Harga, Fasilitas
1. Tak lepas dari sejarah Kerajaan Bajeng pada abad ke-15
Buku Sejarah Kerajaan Bajeng (Lembaga Kajian dan Penulisan Sejarah Budaya Sulawesi Selatan, 2009) menjelaskan bahwa kerajaan tersebut sudah eksis sejak abad ke-15. Didirikan oleh Baso Daeng Pabeta, wilayah Bajeng kemudian ditaklukkan oleh Gowa, bersamaan dengan politik ekspansif untuk teguhkan dominasi Sombayya (penguasa Gowa) di timur Nusantara.
Namun, dalam buku tersebut tak dijelaskan perihal asal-muasal lipan jadi simbol pemersatu sejak Kerajaan Bajeng masih eksis. Satu-satunya bukti otentik datang dari masa Revolusi Fisik (1945-1949), saat sebuah faksi pejuang bernama Laskar Lipan Bajeng berdiri.
Baca Juga: 5 Kuliner Khas Takalar yang Populer, Sedapnya Bikin Nagih!