Saat Wabah Demam Selingi Sengitnya Perang Makassar April-Juli 1668
Penyakit demam melanda pada April hingga Juli 1668
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Berbicara tentang Perang Makassar (1666-1669), ada banyak hal yang sering luput disinggung dalam buku sejarah. Selain Perjanjian Bongaya 1667, praktis kejadian-kejadian menarik yang selingi bentrok supremasi tersebut kini berstatus sebagai catatan kaki semata.
Mulai dari berkhianatnya bangsawan lingkar dalam istana Kesultanan Gowa-Tallo, ribuan rakyat yang mengungsi ke kamp pasukan VOC hingga keterlibatan sejumlah kerajaan tetangga.
Salah satunya yakni wabah yang menginfeksi banyak pasukan Gowa-Tallo dan koalisi pimpinan Kompeni. Alhasil, sembari menghadapi sengitnya ofensif dan duel senjata, mereka juga diteror penyakit menular mematikan.
1. Ratusan orang Belanda dalam pasukan VOC pimpinan Cornelis Speelman tewas setelah menderita demam hebat
Menurut sejarawan Leonard Andaya dalam buku The Heritage of Arung Palakka (Springer, 1981), penyakit menulari pasukan dua kubu pada April hingga Juli 1668. Sebuah sumber tertulis Belanda menyebutnya sebagai "epidemi demam yang mengerikan."
Dari kamp Kompeni, dilaporkan ratusan orang menderita demam tinggi. Pada bulan Mei, 100 prajurit asal Belanda meninggal dunia. Angka kematian terus meningkat jadi 125 orang pada Juni, kemudian 135 jiwa hingga pertengahan Juli 1668.
Sang pemimpin pasukan VOC, Laksamana Conelis Speelman, bahkan sempat tumbang akibat sakit. Untuk memulihkan kondisinya, ia minggat dari medan tempur selama satu bulan. Komando diambil alih sementara oleh salah satu perwira, Dankert van der Straten.
Pasukan Bugis di kubu VOC turut alami cobaan serupa, bahkan lebih parah. Total ada 2.000, dari 4.000 prajurit, meninggal akibat demam.
Baca Juga: Karaeng Pattingalloang: Poliglot dan Pencinta Sains Asal Gowa-Tallo
Baca Juga: Mengenang Perjanjian Bongaya yang Diteken VOC dan Gowa 352 Tahun Silam