Perang Makassar: Jatuhnya Sang Ayam Jantan dari Timur (2-Habis)
Encik Amin mengabadikan peristiwa ini dalam syairnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times -
"Tamatlah sudah memuji Sultan, tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman Welanda ternama, Raja Palaka jadi panglima
Berkampunglah Welanda sekalian jenis, berkatalah Jenderal kapitan yang bengis
jikalau kalah Mengkasar dan habis, Tunderu' kelak raja di Bugis"
Demikian bunyi bait ke-29 hingga 30 dari "Syair Perang Mengkasar" yang termahsyur, karya Encik Amin, juru tulis Sultan Hasanuddin. Dengan panjang mencapai 2.136 baris, syair ini bercerita perihal perang antara VOC dengan kerajaan Gowa yang berlangsung antara tahun 1666-1669.
Jika dikatakan sebagai karya fiksi, hikayat yang ditulis dalam bahasa Melayu ini justru menggambarkan secara gamblang dua tahun masa peperangan yang berujung pada jatuhnya Benteng Sombaopu.
1. Cornelis Speelman, yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, memimpin langsung penyerangan VOC ke Gowa
Meski dikabarkan menghilang, Arung Palakka tetap menjejakkan kaki dengan selamat di bandar Kesultanan Buton bersama seluruh kesatria yang dikumpulkannya. Sementara itu di Batavia, segera setelah seluruh pasukan terkumpul, sebanyak 21 kapal perang dan 600 pasukan pimpinan Laksamana Cornelis Speelman langsung melepas sauh dengan tujuan Makassar.
Tanggal 17 Desember 1666, armada perang VOC menampakkan diri tepat di lepas pantai Makassar. Penduduk pun diliputi rasa was-was. Sultan Hasanuddin sempat mengutus orang kepercayaannya untuk berunding dengan Kompeni. Namun, tekad koalisi VOC-Buton-Bone untuk menyerang rupanya sudah bulat. Bendera perang dikibarkan, serangan hanya menunggu waktu.
Namun alih-alih langsung mendarat, VOC lebih dulu membebaskan pasukan Kesultanan Buton yang diserang Gowa pada 26 Oktober 1666. Singkat cerita, misi membebaskan Buton dari pengepungan berakhir sukses tepat di akhir Januari 1667.
Baca Juga: Kisah Dua Pangeran Makassar yang Mengabdi di Kerajaan Prancis
Baca Juga: Perang Makassar: Jatuhnya Sang Ayam Jantan dari Timur (1)