TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengungkap Asal-usul Nama Kerajaan Luwu, Keraton Tertua di Sulawesi

Punya beragam makna dengan riwayat masing-masing

Suasana Istana Langkanae, tempat tinggal Datu' (Raja) Luwu dan pusat pemerintahan Kerajaan Luwu, antara tahun 1900 dan 1930. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Makassar, IDN Times - Dalam sejarah Sulawesi Selatan (Sulsel), Luwu memiliki makna penting. Mulai dari statusnya sebagai kerajaan tertua, paling berpengaruh, hingga tempat peradaban Bugis berasal. Tapi, mungkin tak banyak yang tahu asal muasal nama "Luwu".

Dalam buku Ringkasan Sejarah Luwu (Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu, 2002) yang disusun Sarita Pawiloy, nama Luwu sebagai tempat sudah dikenal sejak abad ke-13, atau saat raja pertama dari periode Lontaraq Luwuq dinobatkan.

Menurut banyak sejarawan, sejarah Luwu terbagi dalam dua masa. Yakni periode I La Galigo dan periode Lontaraq. Meski sama-sama dari sumber tertulis, sejarawan Belanda abad ke-19 yakni Rudolf Arnold Kern menyebut periode I La Galigo sebagai masa prasejarah. Bahkan ada juga yang melabelkan "pseudo-history" alias sejarah semu. Ini lantaran I La Galigo lebih dikenal sebagai tradisi bertutur folklor selama berabad-abad, dan baru mulai dibukukan pada 1852.

1. Kata "Luwu" tercantum dalam epos I La Galigo

Salah satu potongan naskah epos I La Galigo yang dipamerkan di Museum I La Galigo, Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Ranah "pseudo-history" ini memang masih jadi bahan diskusi menarik. Tapi, umumnya orang-orang sepakat bahwa "Luwu" sebagai tempat sudah lalu lalang dalam kuping masyarakat kuno secara turun temurun. Turut pula dua tempat lain yaitu Wara dan Wewangiru, yang juga disebut Tompotikka.

Tradisi lisan ini jadi acuan makna dan asal nama "Luwu". M. Sanusi Daeng Mattata, lewat buku Luwu dalam Revolusi (Bhakti Baru, 1970), mengatakan "Luwu" diambil dari kata "riulo." Maknanya kurang lebih "diulurkan dari atas."

Menurut tradisi lisan kuno, dunia ini diulurkan dari langit, dihamparkan, dan kemudian diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Epos I La Galigo menyebut bahwa raja pertama Luwu adalah Batara Guru, seorang tomanurung alias titisan dari surgaloka yang ditugasi membangun dinasti manusia Maddara' Takku' (berdarah putih) pertama di Luwu.

Baca Juga: 5 Air Terjun di Luwu buat Kamu yang Gemar Bertualang

2. Dipengaruhi topografi wilayah belantara dan pesisir

Pemandangan sebuah desa di daerah Luwu, Sulawesi Selatan, pada tahun 1980. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)

Di sisi lain, ada juga yang menganggap nama "Luwu" berasal dari kosakata dua bahasa daerah. Ada malucca' (Bugis Ware') dan malutu' (Palili'), keduanya bermakna "keruh atau gelap."

Keruh di sini memiliki konteks selalu penuh dengan isi, layaknya air sungai ketika banjir. Sedangkan gelap dimaknai sebagai hutan belantara yang juga berisi barisan pepohonan sagu di daerah sekitar pantai. Semuanya adalah profil topografi daerah Luwu.

Sarita Pawiloy kemudian menulis bahwa seiring waktu, pelafalan malucca' dan malutu' disederhanakan menjadi malu'. Tak sampai di situ, malu' juga kelak menjadi lu' yang terdengar seperti "luwU."

Baca Juga: Mengenal Lawa', Kuliner Khas Luwu yang Mirip Sashimi

Berita Terkini Lainnya