TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ikonik Banget di Makassar, Ini Loh Sejarah Pembangunan Monumen Mandala

Peletakan batu pertama dilakukan 11 Januari 1994

Pemandangan bagian luar Monumen Mandala di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, monumen penanda operasi pembebasan Irian Barat (Operasi Trikora) pada 19 Desember 1961 sampai 15 Agustus 1962. (Ari Putra Anugrah for IDN Times)

Makassar, IDN Times - Monumen Mandala kini menjadi salah satu landmark Makassar paling dikenal. Dengan tinggi 75 meter, tugu yang banyak mengingatkan ke Monumen Nasional (Monas) di Jakarta itu seolah berdiri tegak menjulang menantang langit Kota Daeng.

Berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, monumen ini dibangun pada dekade awal 1990-an. Makassar sengaja dipilih sebab punya arti penting dalam salah satu operasi militer ambisius di masa Orde Lama: Operasi Mandala.

Salah satu poin kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag 1949 adalah masalah Irian Barat (New Guinea) baru dibahas "dan diselesaikan paling lambat satu tahun." Namun, poin tersebut dibiarkan mengambang hingga dekade 1960-an.Terlebih sejak masa Revolusi Kemerdekaan, tumbuh anggapan bahwa Irian adalah bagian "tak terpisahkan" dari NKRI.

1. Melalui Trikora, Soekarno ingin menyelesaikan masalah Irian Barat lewat jalan militer

Suasana Lapangan Alun-Alun Yogyakarta saat Presiden Soekarno berpidato Tri Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961. (Repro "30 Tahun Indonesia Merdeka: 1950-1964" - Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995)

Masuk dekade 1960-an, Soekarno melihat opsi militer sebagai cara menyelesaikan masalah Irian Barat. Sudah ada beberapa cara ditempuh sebelumnya. Mulai dari membawa topik tersebut dalam Sidang Umum PBB 1954, nasionalisasi perusahaan Belanda (1957-1960) lalu memutuskan hubungan diplomatik dengan Negeri Tulip pada Agustus 1960.

Berkat bantuan alutsista Uni Soviet, Soekarno resmi memulai perintah Trikora (Tri Komando Rakyat) pada 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Isi Trikora antara lain gagalkan pembentukan negara Papua, kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat dan meminta rakyat bersiap melakukan mobilisasi umum.

Makassar menjadi markas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Mayjen Soeharto sebagai komandannya (Seabad Pers Kebangsaan, 1907-2007, I:BOEKOE, 2007). Dari Makassar, Soeharto bersama petinggi militer lain seperti Abdul Haris Nasution, Ahmad Yani, Omar Dhani dan Raden Eddy Martadinata menyusun rencana infiltrasi.

Baca Juga: Mengenal Eduard Ernst Pelamonia, Figur Militer-Medis Asal Makassar

2. Makassar menjadi pusat komando militer Operasi Mandala dari Januari 1961 sampai Agustus 1962

Wakil Menteri Pertama Bidang Hankam/Kasab Jenderal Abdul Haris Nasution sedang berpidato pada rapat umum Trikora di Lapangan Karebosi, Makassar, pada bulan Januari 1962. (Repro "30 Tahun Indonesia Merdeka: 1950-1964" - Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995)

Operasi yang melibatkan sekitar 13 ribu personel tentara ini baru dinyatakan selesai pada 15 Agustus 1962. Persetujuan New York memutuskan Irian Barat diserahkan secara bertahap dari PBB --melalui UNTEA-- ke Indonesia. Hasil Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada 1969 kemudian disetujui oleh PBB.

Berselang 33 tahun setelah Operasi Mandala, Presiden Soeharto memerintahkan pembangunan monumen peringatannya di Makassar. Lokasi bekas markas besar komando Operasi Mandala dipilih, yakni Markas Angkatan Laut Kerajaan Belanda (Hoofdkwartier van de Koninklijke Marine) sejak tahun 1946.

Menurut Musaffar Syah dalam buku Monumen Mandala: Mengenang Pembebasan Irian Barat, bangunan milik AL Belanda tersebut sebelumnya berfungsi sebagai sekolah guru zaman kolonial Belanda (Kweekschool) saat berdiri pada 1876.

Baca Juga: Menengok 5 Bangunan Ikonik Kota Makassar, Ada Monumen Mandala

Berita Terkini Lainnya