Ikonik Banget di Makassar, Ini Loh Sejarah Pembangunan Monumen Mandala
Peletakan batu pertama dilakukan 11 Januari 1994
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Monumen Mandala kini menjadi salah satu landmark Makassar paling dikenal. Dengan tinggi 75 meter, tugu yang banyak mengingatkan ke Monumen Nasional (Monas) di Jakarta itu seolah berdiri tegak menjulang menantang langit Kota Daeng.
Berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sawerigading, Kecamatan Ujung Pandang, monumen ini dibangun pada dekade awal 1990-an. Makassar sengaja dipilih sebab punya arti penting dalam salah satu operasi militer ambisius di masa Orde Lama: Operasi Mandala.
Salah satu poin kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag 1949 adalah masalah Irian Barat (New Guinea) baru dibahas "dan diselesaikan paling lambat satu tahun." Namun, poin tersebut dibiarkan mengambang hingga dekade 1960-an.Terlebih sejak masa Revolusi Kemerdekaan, tumbuh anggapan bahwa Irian adalah bagian "tak terpisahkan" dari NKRI.
1. Melalui Trikora, Soekarno ingin menyelesaikan masalah Irian Barat lewat jalan militer
Masuk dekade 1960-an, Soekarno melihat opsi militer sebagai cara menyelesaikan masalah Irian Barat. Sudah ada beberapa cara ditempuh sebelumnya. Mulai dari membawa topik tersebut dalam Sidang Umum PBB 1954, nasionalisasi perusahaan Belanda (1957-1960) lalu memutuskan hubungan diplomatik dengan Negeri Tulip pada Agustus 1960.
Berkat bantuan alutsista Uni Soviet, Soekarno resmi memulai perintah Trikora (Tri Komando Rakyat) pada 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Isi Trikora antara lain gagalkan pembentukan negara Papua, kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat dan meminta rakyat bersiap melakukan mobilisasi umum.
Makassar menjadi markas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dengan Mayjen Soeharto sebagai komandannya (Seabad Pers Kebangsaan, 1907-2007, I:BOEKOE, 2007). Dari Makassar, Soeharto bersama petinggi militer lain seperti Abdul Haris Nasution, Ahmad Yani, Omar Dhani dan Raden Eddy Martadinata menyusun rencana infiltrasi.
Baca Juga: Mengenal Eduard Ernst Pelamonia, Figur Militer-Medis Asal Makassar
Baca Juga: Menengok 5 Bangunan Ikonik Kota Makassar, Ada Monumen Mandala