Berpadu dengan Budaya Lokal, Ini Dia Tiga Tradisi Islam Unik di Sulsel
Sudah pernah ikut Mabbarasanji atau menyaksikan Mappacci'?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Para sejarawan sepakat bahwa Islam masuk ke Nusantara dengan cara akulturasi alias memadukan diri dengan unsur-unsur kebudayaan lokal setempat. Sebagai hasilnya, lahirlah sejumlah tradisi Islam namun amat lekat dengan adat istiadat yang mungkin tidak kita temui di belahan dunia lain.
Seperti Balimau dan Majamba di Minangkabau, Sekaten dan Grebeg Maulud di Jawa, hingga Hadrah di Kalimantan Selatan. Berpadunya Islam dan nilai-nilai tradisi turut terjadi di Sulawesi Selatan ketika agama tersebut mulai masuk pada penghujung abad ke-16.
Berikut ini IDN Times Sulsel menyajikan secuplik dari sekian banyak tradisi Islam khas Tanah Daeng yang sudah hidup turun temurun dalam masyarakat Bugis-Makassar.
1. Mabbarasanji
Sebelum Islam masuk, setiap hajatan diawali dengan tradisi pembacaan epos La Galigo. Nah, kebiasaan tersebut kemudian berganti menjadi dengan tradisi pembacaan Barzanji, sebuah kitab berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW. Kini belum lengkap hajatan, acara, akikahan, selamatan rumah, dan bahkan menggunakaan kendaraan baru-- sebelum Mabbarasanji.
Masyarakat Bugis percaya, ada nilai estetika tinggi dan kesakralan dalam tradisi Mabbarasanji. Tetua berharap agar berbagai perilaku dan keseharian Rasulullah beserta para sahabatnya dapat diteladani. Diharapkan pula agar nilai-nilai kenabian turut seirama dengan kehidupan masyarakat, serta sebagai tuntutan dalam menjalani hari-hari agar tak tersesat.